Jakarta, Lapan6online.com : Pasar modal mulai goyang setelah sejumlah investor asing menarik dana mereka yang bernilai triliunan. Kondisi ini menyebabkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok hingga kembali ke level 5.000-an.
IHSG tercatat ditutup pada level 5.940,05 poin atau jatuh -1,94% atau 117,54 poin. Kondisi tak terlepas dari keputusan investor asing yang menarik dana sebesar Rp1,85 triliun.
Mengutip WartaEkonomi disebutkan, Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menjadi korban. Investor asing menjual saham BCA hingga setengah triliun lebih atau lebih tepatnya senilai Rp550,27 miliar. Alhasil, saham BCA pun tersungkur ke posisi Rp32,400 per saham anjlok 1,300 poin atau 3,86% dengan nilai transaksi Rp1,16 triliun.
Selain saham BCA, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) juga melemah 120 poin atau 2,62% ke posisi R[4,460 per saham. Hal ini juga terjadi karena investor asing memutuskan untuk menarik dananya yang tertanam di saham Bank BUMN ini senilai Rp231,93 miliar. Dimana, nilai transaksi investor di BBRI sepanjang hari ni Rp692,94 miliar.
Nasib yang sama juga mendera PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) karena merosot 100 poian atau 1,31% hingga berakhir di posisi Rp7,550 per saham. Investor asing juga melakukan aksi jual di saham BMRI Rp197,38 miliar.
Head of Research Reliance Sekuritas, Lanjar Nafi, membenarkan bahwa hancurnya saham BBCA yang memiliki kapitalisasi pasar terbesar di pasar modal Indonesia menjadi penyebab IHSG terpuruk.
“Saham BCA sebagai saham berkapitalisasi pasar terbesar di IHSG turun signifikan setelah mengalami penguatan sejak tahun 2019 dan mencapai puncaknya pada tengah bulan Januari 2020. Investor asing melakukan aksi jual bersih saham BBCA sebesar 558.44 miliar rupiah hingga diakhir sesi perdagangan sehingga total Investor asing melakukan aksi jual sebesar 1.85 Triliun rupiah,” katanya, di Jakarta, Jumat (31/1/2020).
Tercatat, memang sektor aneka industri yang turun 3.32% dan keuangan 2.35% menjadi pemimpin tekanan pelemahan IHSG. “Saham produsen mobil dan bank melemah lebih dari 2 persen diakhir sesi dengan psimistis dari data pertumbuhan penjualan mobil dan pertumbuhan kredit perbankan ditengah suku bunga yang telah diturunkan 100bps pada tahun 2019,” pungkasnya. (*)
(*/Redhuge/Lapan6online.com)