Jamintel : Satgas 53 Ungkap Masih Ada Oknum Jaksa Main Proyek, Perkara Dan Politik

0
17
Jamintel Kejagung, Dr Amir Yanto SH MH.

HUKUM | PERISTIWA | NUSANTARA

“Satgas 53 Kejaksaan RI memiliki tugas dalam menegakkan integritas, sehingga Jaksa diharapkan profesional, berintegritas, dan hadir serta bermanfaat bagi seluruh masyarakat,”

Lapan6Online | Jakarta : Satuan Tugas (Satgas) 53 Bidang Intelijen Kejaksaan RI menyebutkan bahwa berdasarkan laporan yang masuk mengungkapkan masih banyak oknum jaksa yang main proyek, perkara dan politik.

Demikian dikatakan Jaksa Agung Muda Intelijen (Jamintel) Kejaksaan Agung (Kejagung) RI, Dr Amir Yanto SH MH, dalam pengarshannys pada acara Forum Group Discussion (FGD)yang diikuti jajaran intelijen dan pengawasan di seluruh Indonesia bertempat di Hotel Grand Mercure, Jakarta, pada Rabu (26/10/2022).

Kegiatan itu sendiri merupakan pemantapan dan optimalisasi peran intelijen dalam penegakan hukum.

Jamintel Amir Yanto menyatakan, dari laporan yang masuk di Kejaksaan paling banyak didominasi oleh adanya oknum yang bermain proyek, perkara, dan politik.

Oleh karena itu, Jamintel Amir Yanto menegaskan untuk tidak lagi melakukan perbuatan tersebut.

Dia menjelaskan, Satgas 53 Kejaksaan RI memiliki tugas dalam menegakkan integritas, sehingga Jaksa diharapkan profesional, berintegritas, dan hadir serta bermanfaat bagi seluruh masyarakat.

“Peran Intelijen adalah fungsi mitigasi, pencegahan dini atau early warning dalam setiap kegiatan strategis Kejaksaan. Jangan jadikan kehadiran intelijen justru membuat pekerjaan untuk masyarakat tidak berjalan dengan baik.

Jamintel Amir Yanto mengungkapkan, tugas-tugas intelijen sangat banyak dan sebagian belum terealisasi dengan baik.

“Untuk itu dalam kesempatan ini, kita mencarikan solusinya dalam rangka optimalisasi kelemahan-kelemahan yang selama ini belum maksimal,” ujar JAM-Intelijen.

Lebih lanjut Dis mengatakan, untuk pola hidup sederhana sesuai dengan imbauan Jaksa Agung Burhsnuddin juga harus menjadi perhatian bersama. Jangan menampilkan sikap hedonisme di depan publik dalam kondisi krisis ekonomi global yang berkepanjangan.

“Tunjukkan sikap empati dan prihatin, sehingga kita bisa mengambil hati masyarakat,” tutur mantan Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) Sumatera Utara itu. (*Syamsuri/Kop/MasTe/Lpn6)