Oleh : Muslim Arbi
BOLA ya bola. Sportivitas fairness dan elegant. Bola jangan di campur aduk dengan politik dan kepentingan politik.
Biar kan lah bola beradu antara kaki dan kaki. Biarkan bola ber adu pada strategi menang secara fair dan elegan. Dan bola jangan di pimpin apalagi di Giring untuk kepentingan politik.
Tidak dapat di pungkiri tahun 2023 adalah tahun jelang tahun pilpres. So pasti tahun politik. Panas dan bisa membara.
Tapi sudah. Seharusnya jelang tahun politik sekali pun bola dalam hajatan nasional pemilihan ketum PSSI yang akan memange bole secara nasional jangan lah di giring untuk kepentingan politik.
Aroma muncul nya sejumlah calon Ketum PSSI yang masih berada di kabinet untuk merebutkan kursi Ketum PSSI hampir dapat di pastikan tidak bisa menghindari aroma politik dan kekuasaan.
Bola tidak akan menjadi bulat lagi jika pengurus kepengurusan PSSI di isi oleh kepentingan politik yang lonjong dan gepeng karena di tekan untuk kepentingan politik.
Bola adalah permainan sportiv dan fairness. Jadi pemilihan ketum PSSI pun jangan di kotori dengan cara – cara tidak elegan dan koruptif dengan saling sogok menyogok untuk meraih dukungan suara untuk kemenangan ketua umum.
.
Untuk menghindari praktik-praktif korupsi, kolumsi dan nepotisme. Menghindar dari penyakit KKN. Maka: KPK, POLISI dan Jaksa. Perlu mengawal dan menyoroti dengan tajam proses pemilihan ketum PSSI nanti.
Sudah saat nya pemimpin terpilih yang pimpin PSSi terbebas dari penyakit kotor yang gerogiti bangsa semacam ini:
Ketum PSSI harus bebas dari KKN.
TOLAK POLITIK UANG DALAM PEMILIIHAN KETUM PSSI.
Jakarta, 19 Januari 2023 (*)
*Penulis Adalah Direktur Gerakan Perubahan dan Koordinator Gerakan Aliansi Laskar Anti Korupsi