Oleh : Siti Aminah, S. Pd,
DUNIA merupakan tempat menanam, sedangkan akhirat tempat memanen. Boleh jadi yang ditanam adalah beni yang kualitasnya bagus, sehingga panennya juga menjanjikan, namun jika benihnya rusak, mustahil hasilnya memuaskan.
Dunia memang begitu, menjadi tempat mendulang kebaikan dan keburukan, tergantung proses berpikir dan standar manusia menjalani hidupnya. Terkadang manusia lupa akan kemuliaan dirinya dikarenakan uang. Dia tertipu dengan kilauan dunia yang penuh dengan tipu daya padahal dia sangat mulia melebihi mahluk apapun.
Tidak jarang di media sosial hari ini, demi konten dan demi sebongkah berlian rela merendahkan martabat dirinya. Terlepas apakah ada yang mengorganisir ataukah ide dari diri mereka sendiri.
Dikutip dari bbc.com, aksi seorang ibu paruh baya sedang duduk di tengah kolam air dan mengguyur dirinya sendiri sudah berlangsung kira-kira empat jam. Tampil dalam siaran langsung di TikTok, konten ini disaksikan 1.400 orang (13/1/2023).
Dengan adanya konten yang viral tersebut, menteri sosialpun bereaksi.
Sebagaimana dilansir oleh kompas.com, menteri sosial Tri Rismaharini mengaku bakal menyurati pemerintah daerah (pemda) guna menindak orang-orang yang melakukan fenomena “ngemis online” di platform media sosial “Tiktok”. Ia menegaskan bahwa fenomena mengemis, baik online maupun offline memang tidak diperbolehkan (15/1/2023).
Dalam surat edaran tersebut, Risma menghimbau gubernur dan bupati/wali kota untuk mencegah kegiatan mengemis, baik secara offline maupun online di media sosial dengan mengeksploitasi para lanjut usia, anak, penyandang disabilitas, dan/atau kelompok rentan lainnya. Jika ditemukan kegiatan eksploitasi, pemda dan masyarakat diminta melaporkan ke kepolisian, sebut edaran tersebut.
Namun jika kita telisik, konten-konten yang viral hari ini bukan hanya perkara dihentikan atau dicegah mengemisnya, akan tetapi lebih pada akar persoalannya yakni menumpas kemiskinan. Negara seharusnya menyelesaikan problem kemiskinan dari akar masalah sehingga tak terjadi hal yang merendahkan manusia atau ada mafia yang memanfaatkaan kemiskinan rakyat demi meraih keuntungan pribadi.
Andaikan masyarakat sejahtera, bisa dijamin hal seperti ini tidak akan terjadi. Hal ini ada, karena adanya peluang untuk melakukan semua itu. Kebebasan berekspresilah dan berbuatlah yang menjadikan seseorang semaunya melakukan sesuatu. Baik atau buruk tidaklah dijadikan sandaran dalam kehidupan. Halal haram tak menjadi soal, terpenting adalah uang walau harkat dan martabat tergadai.
Ditambah lagi teknologi yang berkembang tidak ada filter dari negara. Akhirnya teknologi yang ada, bukannya dimanfaatkan dalam hal kebaikan, malah mengeksploitasi diri bahkan memanfaatkan orang lain demi mendapatkan uang.
Sistem yang diterapkan adalah sistem kapitalisme sekuler di mana semua bersandar pada harta. Dalam sistem kapitalis, apapun dimanfaatkan demi meraih keuntungan materi. Kemiskinan pun dieksploitasi menggunakan kemajuan teknologi, meski merendahkan harkat dan martabat diri sendiri ataupun orang lain.
Bahkan ada yang melakukan demi tuntunan gaya hidup masa kini. Fenomena ini menggambarkan masyarakat sakit yang hidup di tengah sistem rusak dan tak mampu menyejahterakan rakyatnya.
Solusi tuntas persoalan ini membutuhkan kerjasama semua pihak. Mulai dari individu yang memiliki kesadaran untuk menjaga kemuliaannya sebagai manusia, masyarakat yang memberikan kontrol dan juga negara yanag menjamin hidup rakyat dan juga memberikan asas yang tepat dalam memanfaatkan teknologi untuk kemajuan bangsa dan kebaikan umat manusia.
Hanya saja, semua itu tidak akan terwujud dalam sistem hari ini. Sungguh kemuliaan manusia, kesejahteraan masyarakat, dan kenyamanan hidup hanya akan didapat manakala Islam diterapkan dalam kehidupan secara kaffah. Karena Allah Subhanahu Wa Taala telah menciptakan manusia sebagai sebaik-baik makhluk. Maka jika sistem Islam diterapkan mustahil manusia merendahkan dirinya hanya untuk mendapatkan cuan.
Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS Al Isra: “Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan (QS. Al Isra: 70). Wallahu A’lam. [*GF/RIN]
*Penulis Adalah Pemerhati Sosial Kalo-kalo Sulawesi Tenggara