“Perlu adanya kontrol dari Pemkab.Fakfak Provinsi Papua Barat, Tim TPID yang di dalamnya ada, Perindak, Bolok, Dulok Perbankan, Pengusaha Lokal, melakukan evaluasi perekonian jelang Hari Natal dan Tahun Baru 2021,”
Fakfak | Papua Barat | Lapan6Online : Menjelang Hari Natal 2020 dan Tahun Baru (NATARU,red) 2021 harga kebutuhan bahan pokok seperti telur lagi kosong.
Saat ini harga telur mengalami kenaikan meroket, bahkan satu rak telur ayam bisa dijual dengan harga Rp.150.000/rak.
Untuk itu perlu adanya kontrol dari Pemkab.Fakfak Provinsi Papua Barat, Tim TPID yang di dalamnya ada, Perindak, Bolok, Dulok Perbankan, Pengusaha Lokal, melakukan evaluasi perekonian jelang Hari Natal dan Tahun Baru 2021.
Menurut warga masyarakat Fakfak, Yulianus kelihatannya belum ada perubahan harga barang khususnya Telur Ayam Ras menjelang Hari Natal dan Tahun Baru 2021.
Harga Telur Ayam Ras, sejak kemarin masih berkisar Rp. 65 000-Rp. 750.000/rak.Tetapi hari selasa tanggal 22 Desember 2020 lalu ada diharga Rp. 100.000-Rp.120.000/rak hingga hari ini, seperti tadi saya sudah ambil dari pesanan (maksudnya pelanggan) Rp. 135.000/rak.
Dia berharap Pemkab.Fakfak.”Melalui Tim Bapok tetapkan harga barang menjelang Hari Natal dan Tahun Baru 2021 begini,”ucap Pak Guru SD Inpres Karawargep Fakfak Papua Barat, Yulianus Kradenggo.
Pantauan Lapan6online.com dipasar Kelapa Dua, dan pasar Ikan Tanjung Wagom Fakfak Papua Barat, Bapok berupa telur kosong. Walaupun ada kisaran Rp.135.000 – Rp. 150. 000/rak sedangkan harga bapok lainnya seperti, gula pasir Rp.50/4 kg, Rica Keriting Rp. 60 000/kg, Rica kecil Rp.120 000/kg, Daging Ayam Rp. 70 000/ekor, Terong Rp. 20.000/tumpuk, Pisang Raja Rp. 20.000/sisir, Beras Rp.15.000/kg, Buah Naga Rp. 30.000/kg, Buah Apel Rp. 100/kg, dan Pinang Ojek Rp. 20.000/tumpuk.
Hal ini seperti yang disampaikan oleh Kepala Perindak, Kab. Fakfak, Drs.Husen Bay, MAP melalui pesan Whatsapp, ia menjelaskan,”Iya benar saat ini kita kekurangan stok telur ayam, telur baru tiba tanggal 25 Desember 2020 jam 9 pagi dengan kapal (maksudnya kapal kapal milik PT.Pelni) sebanyak 100 ton. Ini akibat adanya pilot projek pusat dengan secara sepihak meruba rute pelayaran sehingga megalami keterlambatan angkutan barang,” ujar Husen Bay dalam pesan singkatnya. IB/Red
