OPINI | POLITIK
“Cara Kejagung dan KPK perlakukan Kader Nasdem yang telah capres Anies Baswedan. Itu artinya secara politik. Nasdem adalah musuh politik PDIP dan Jokowi,”
Oleh : Muslim Arbi
Apakah Nasdem tidak capreskan Anies Baswedan. Jhony G Plate dan Sahrul Yassin Limpo dapat tersangka?
Persoalan nya adalah penetapan tersangka terhadap Jhony G Plate oleh Kejaksaan Agung dan Sahrul Yassin Limpo oleh KPK, murni penegakkan hukum dan pemberantasan korupsi?
Kalau dari kaca mata politik. Penetapan tersangka dua kader Nasdem: Jhony dan Yassin itu sulit di katakan semata mata penegakkan hukum.
Karena dua peristiwa hukum itu sangat erat kaitan nya dengan tahun politik dan pencapresan Anies Baswedan.
Saya tidak percaya. Kalau Nasdem tidak capreskan Anies Baswedan. Bisa jadi Yassin dan Jhony Plate. Aman. Tidak di ganggu, di obok-obok. Tersangka, di tahan dan di adili.
Mengapa demikian? Karena Presiden Joko Widodo telah nyatakan cawe-cawe. Artinya: Terjun langsung dalam pilpres. Bahkan siap menangkan Ganjar. Seperti yang di ucapkan di forum Mukernas PDIP kemarin.
Itu arti nya. Potensi kemenangan bagi calon di luar Ganjar. Akan di kerjai habis-habisan. Agar memuluskan Ganjar sebagai Presiden.
Oleh karena nya Prabowo yang sedang berhara mendapat dukungan full Jokowi untuk jadi presiden. Simpan saja. Bowo harus berjuang sendiri tanpa Jokowi.
Karena bagaimana pun Jokowi itu petugas partai. Jokowi akan mengalami nasib seperti Gubernur Maluku Murad Ismail dan Budiman Sudjatmiko yang di pecat dari partai karena mengambil langkah di luar garis partai.
Saat ini Jokowi terlihat di bawah tekanan PDIP dan Megawati. Jokowi harus mampu berbuat apa saja untuk menangkan Capres PDIP. Kalau Jokowi mau selamat sampai 2024.
Maka publik membaca. Cara Kejagung dan KPK perlakukan Kader Nasdem yang telah capres Anies Baswedan. Itu artinya secara politik. Nasdem adalah musuh politik PDIP dan Jokowi.
Kejaksaan Agung dan KPK harus mau lakukan apa saja untuk hancurkan musuh politik PDIP dan lemahkan kekuatan Lawan nya: Anies – Imin. Karena pasangan itu menjadi ancaman berat bagi PDIP dan capres nya; Ganjar Pranowo.
Kekuatan massa pendukung Anies di Berbagai Daerah yang membludak dan terakhir di Makassar adalah ancaman nyata bagi PDIP.
Dan, Jokowi sebagai kepala pemerintahan bahkan sebagai Petugas Partai bertugas hancurkan citra Nasdem dan kekuatan pendukung nya. Maka tidak heran. KPK pun di gunakan untuk hancurkan Nasdem dengan berbagai dalih dan cara.
Soal cara dan bukti – bukti. Publik paham. Memang Nasdem sedang di upayakan di habisi. Sampai menyerah atau kompromi.
Hanya saja. Satu hal. Jokowi dan PDIP tidak sadar kalau tindakan hancurkan lawan politik nya itu semakin ciptakan kebencian di masyarakat.
Karena Kejagung dan KPK tetap lindungi kawan politik Jokowi dan PDIP. Kasus BTS di kejaksaan. Sejumlah nama seperti Suami Puan dan lain-lain orang Istana. Aman. Begitu juga KPK. Kasus e-KTP dan Kasus dugaan gratifikasi Saham Gibran dan Kaesang tidak di sentuh KPK.
Jadi kejaksaan agung dan KPK saat ini, sedang memainkan peran sebagai alat basmi lawan politik Istana.
Saya berkayakinan. Jika tidak capreskan Anies. Dua kader Nasdem: Yassin Limpo dan Jhonny G Plate akan aman. Sebagaimana kasus lainnya (Istana cs) sedang di Kejaksaan Agung maupun di KPK. Margonda Raya, Depok: 30 September 2023. (*)
*Penulis Adalah Direktur Gerakan Perubahan