Joko Widodo Terpilih Versi Lembaga Survei, Bukan Versi KPU! Kata IDM

0
45
“Ketidakakuratan hasil survei lembaga lembaga dalam melakukan survei jajak pendapat jelang Pilpres 2019 juga akibat Proses pengumpulan data merupakan proses yang paling berat. Petugas pengumpul data harus pandai-pandai merayu responden sehingga responden bisa memberikan jawaban yang benar,”

Jakarta I Lapan6Online : Bin Firman Tresnadi, Direktur Executive Indonesia Development Monitoring mengemukakan nasib Joko Widodo akan sama dengan Hillary Clinton, Hanya menjadi terpilih oleh versi lembaga lembaga survei bukan terpilih oleh versi KPU. Demikian pernyataan singkatnya , Jakarta, pada Senin (11//3).

Banyak jajak pendapat yang dilakukan Lembaga Lembaga Survei seperti LSI, Indobarometer dan lain lain yang boss bossnya pada ketemu Joko Widodo di Istana sebelum pencalon Presiden.”Dimana survei yang dilakukan tingkat Kecamatan, kelurahan dan Desa salah atau tidak menyesuaikan bobot mereka mengoreksi keterwakilan dari respondent yang berlebihan dalam survei mereka, dan hasilnya adalah terlalu tinggi perkiraan dukungan Joko Widodo Maruf,” Lanjutnya menambahkan analisanya.

Kemudian, Kemuka Direktur IDM tersebut ada kemungkinan besar beberapa respondent yang jadi pemilih yang berpartisipasi dalam jajak pendapat / survei pra-pemilihan tidak mengungkapkan diri mereka sebagai pemilih Prabowo – Sandi sampai setelah pemilihan, dan mereka kalah jumlah oleh pemilih mengungkapkan memilih Joko Widodo Maruf Amin.

“Investigasi kami ini dapat dikaitkan dengan keterlambatan Responden dalam memutuskan atau salah dalam menentukan pilihan,” Kemukanya.

Hal ini akibat respondent banyak bingung dengan Pertanyaan yang disajikan dalam kuisiober survey yang sifatnya menggiring untuk memilih Joko Widodo – Maruf Amin

“Ketidakakuratan hasil survei lembaga lembaga dalam melakukan survei jajak pendapat jelang Pilpres 2019 juga akibat Proses pengumpulan data merupakan proses yang paling berat. Petugas pengumpul data harus pandai-pandai merayu responden sehingga responden bisa memberikan jawaban yang benar,” Utaranya.

Dimana jawaban yang benar dari responden merupakan target utama para pengumpul data di lapangan karena akan menentukan hasil keakuratan sebuah survei .

Selain itu, alasan yang lain menurut Direktur IDM, Bin Tresnadi menjelaskan yang kedua Demographi Responden yang digunakan oleh Lembaga Lembaga Survei tidak valid ,karena yang digunakan berdasarkan demographi penduduk Indonesia hasil sensus penduduk nasional tahun 2010.

“Jadi sudah hampir 9 tahun tidak ada sensus penduduk nasional dan baru akan ada sensus penduduk secara nasional tahun 2020,” Ujarnya.

Sehingga sebaran Demographi Respoden yang digunakan lembaga lembaga Survei opini publik berdasarkan agama, pendidikan, suku, umur dan jenis pekerjaan sudah tidak bisa lagi mewakili penduduk Indonesia yang punya hak pilih, Paparnya.

Tidak berbanding lurus antara hasil jajak pendapat yang dilakukan Lembaga Survei dengan polling polling yang dilakukan oleh masyarakat dengan Mengunakan media sosial ,dimana pada survei jajak pendapat Lembaga-Lembaga Survei yang berbayar hasilnya Joko Widodo – Maruf Amin selalu unggul sementara di Polling Polling masyarakat di Media Sosial Joko Widodo – Maruf Amin tidak Ada yang menang atau Kalah telak selalu dari Prabowo-Sandiaga .

Untuk itulah, Sambung Direktur IDM menyampaikan sebaiknya lihat nanti pada tanggal 17 April 2019 nasib Lembaga lembaga Survei opini publik berbasis berbayar akan senasib dengan lembaga Lembaga Survei di Amerika Serikat yang tergabung didalam American Association for Public Opinion Research (AAPOR) yang melakukan pre president election polling 2016

Pemilihan presiden Amerika Serikat tahun 2016 adalah peristiwa yang menggelegar untuk pemungutan suara di Amerika Serikat.”Dimana Jajak pendapat sebelum pemilihan memicu prediksi profil tinggi bahwa kemungkinan Hillary Clinton untuk memenangkan kursi kepresidenan adalah sekitar 90%, dengan perkiraan berkisar antara 71 hingga lebih dari 99%,” Tandasnya.

“Tetapi ketika Donald Trump dinyatakan sebagai pemenang kepresidenan pada dini hari tanggal 9 November, hal itu bahkan mengejutkan bagi pengamat politik, survei dan Lembaga Lembaga Survei sendiri sehingga ada konsensus luas bahwa jajak pendapat yang dilakukan Lembaga Survei gagal total,” Tutupnya. Red/Tim

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini