JPMI Kirim Keranda Mayat dan Bendera Kuning ke Kantor BUMN, Ini Pesannya

0
81
Puluhan Mahasiswa dari JPMI antar langsung Keranda Mayat (tanda panah) dan bendera Kuning sebagai simbol gagalnya Menteri BUMN menopang ekonomi negara. (foto dok. Lapan6online)

Jakarta, Lapan6online.com : Jaringan Pemuda dan Mahasiswa Indonesia (JPMI) kembali menggeruduk gedung Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Puluhan mahasiswa itu menggelar demonstrasi dengan mengirim Keranda Mayat dan Bendera Kuning yang ditujukan untuk Menteri BUMN Erick Thohir.

Koordinator Presidium JPMI Deni Iskandar mengatakan, Keranda Mayat diberikan untuk Menteri BUMN yang dinilai gagal menopang perekonomian nasional.

“Hari ini kita membawa keranda mayat dan bendera kuning, bahwa kita ingin menyampaikan pesan, di bawah kepemimpinan Erick Thohir, Kementerian BUMN ‘Un-function’ (tidak berfungsi) dan mati. Sebab disaat APBN Defisit, BUMN sebagai badan usaha negara bukan menutup angka defisit, justru malah meminta anggaran dari APBN. Disitulah kegagalan BUMN menopang perekonomian negara.” kata Deni Iskandar kepada Lapan6online, Selasa (7/7/2020).

Selain Keranda Mayat dan Bendera Kuning, Deni minta Menteri Erick bersedia membuka data, ada berapa perusahaan BUMN, Holding, anak, cucu sampai cicit yang mengalami kerugian. Umumkan semua usaha-usaha milik negara itu kepada publik, terkait ‘Deviden’ (keuntungan) maupun kerugiannya.

Menurut dia, sangat tidak rasional apabila semua perusahaan BUMN dari mulai Holding sampai Cicit rugi semuanya. “Jadi sangat tidak rasional apabila BUMN tidak bisa menutup angka defisit APBN saat ini.” Pungkasnya.

Defisit APBN

Deni membeberkan, berdasarkan UU No 2 Tahun 2020 dan Peraturan Presiden No 72 Tahun 2020, postur APBN Tahun 2020 mengalami defisit diangka sebesar Rp.1.039,8 Triliun. Tingginya angka defisit dalam APBN itu disebabkan karena turunnya angka pendapatan negara, dari semula sebesar Rp. 2.165,1 triliun menjadi Rp.1.669,9 triliun.

Sementara, dalam UU No 19 Tahun 2003 Tentang Kementerian BUMN dijelaskan bahwa, visi dari didirikannya BUMN adalah untuk mencari keuntungan dan hasil dari keuntungan tersebut diberikan pada negara, sebagai upaya menopang perekonomian negara.

“Permintaan anggaran untuk BUMN dari APBN jelas memperlihatkan tidak berfungsinya BUMN di bawah kepemimpinan Erick Thohir. BUMN dipimpin Erick ini gagal, karena tidak mampu menutup angka defisit APBN,” tandasnya.

Hingga berita dirilis, belum ada tanggapan resmi dari Kementerian BUMN terkait Keranda Mayat dan bendera kuning yang dinyatakan sebagai simbol gagalnya Erick Thohir memimpin BUMN.

(RedHuge/Lapan6online)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini