Washington, Lapan6online.com : China bereaksi keras pada Amerika Serikat terutama terhadap perusahaan pertahanan AS Lockheed Martin yang kembali menjual rudal pertahanan udara Patriot terbaru senilai 620 juta US Dolar ke Taiwan. China menegaskan akan memberikan sanksi untuk Lockheed Martin. Tak dijelaskan lebih lanjut apa bentuk sanksi yang akan dibuat Beijing.
Konflik Laut China Selatan dan klaim sepihak China atas kedaulatan Taiwan memicu Amerika Serikat dan Taipei bekerjasama membangun kekuatan militer guna membendung hegemoni China di Kawasan panas tersebut.
Dikutip Lapan6online dari Sputnik, pada hari Kamis, Amerika Serikat menyetujui paket sertifikasi ulang senilai 620 juta US Dolar ke Taiwan untuk rudal pertahanan udara Patriot Advanced Capability-3. Kesepakatan itu muncul kurang dari dua bulan setelah AS menyetujui penjualan torpedo ke provinsi yang memisahkan diri itu.
Merespon penjualan Patriot terbaru itu, Kementerian Luar Negeri China menyatakan pada Selasa (14/7/2020) bersiap memberikan sanksi pada Lockheed Martin.
Diketahui, Kontrak yang dimaksud, yakni paket peningkatan untuk rudal darat-ke-udara Taiwan Patriot – telah disetujui pada hari Kamis. Lockheed Martin adalah kontraktor utama dalam perjanjian penjualan senjata.
Sistem pertahanan rudal patriot menjadi salah satu andalan Taiwan guna menangkis serangan China jika konflik bersenjata pecah diantara kedua negara itu. China mengklaim secara sepihak jika Taiwan merupakan bagian dari provinsi Tiongkok.
Pertikaian China dengan AS dan Taiwan
Sementara menyikapi masalah Laut Cina Selatan yang diperebutkan, juru bicara kementerian Zhao Lijian mengatakan kepada pers bahwa Amerika Serikat telah merusak perdamaian dan stabilitas di wilayah tersebut.
Hubungan AS dengan Taiwan dan masalah Laut Cina Selatan hanyalah dua dari titik pertikaian dalam hubungan AS-Cina.
Taiwan telah diperintah secara independen dari daratan Cina sejak 1949. Beijing memandang pulau itu sebagai provinsi, sementara pemerintah Taiwan mengklaim Cina sebagai pewaris pemerintah pra-Komunis di bawah kebijakan ‘satu China’.
Beijing sangat kritis terhadap kesepakatan senjata Washington dengan Taipei, mengancam sanksi pada beberapa kesempatan sebelumnya.
Laut Cina Selatan juga menjadi titik penting dalam hubungan AS-Cina, karena Beijing telah memperdebatkan status sejumlah wilayah yang diklaimnya, terutama Paracel dan Kepulauan Spratly, serta Shoal Scarborough.
Dalam beberapa tahun terakhir, AS telah mengerahkan pasukan angkatan lautnya ke pulau-pulau. Meskipun ada protes dari Beijing, Washington menyatakan bahwa kapal-kapalnya akan berlayar ke mana saja yang diizinkan oleh hukum internasional.
(RedHuge/Lapan6online).