“Jadi kita membikin lobang kekosongan yang diisi dengan demokrasi jalanan lagi. Ini menimbulkan masalah baru dan akan menghambat pada pertumbuhan ekonomi,”
JAKARTA | Lapan6Online : Wakil Presiden Ke-10 dan 12 Jusuf Kalla mengomentari fenomena pascakepulangan Imam Besar FPI Imam Muhammad Rizieq Shihab. Dia menilai situasi ini karena terjadi kekosongan kepemimpinan.
Dia mengatakan kepulangan Rizieq Shihab menyita perhatian banyak kalangan hingga Polisi dan TNI turun tangan menghadapi kondisi tersebut.
“Ini menurut saya karena ada kekosongan kepemimpinan yang dapat menyerap aspirasi masyarakat luas,” katanya saat diskusi virtual youtube PKSTV, pada Jumat (20/11/2020) malam.
Menurutnya, akibat kekosongan kepemimpinan tersebut, masyarakat mencari alternatif lain yang dinilai mewakili aspirasi mereka. Ketika Rizieq kembali ke Indonesia, masyarakat kemudian mendukung gerakannya.
“Begitu ada pemimpin yang karismatik, katakanlah atau ada yang berani memberikan alternatif maka orang mendukungnya,” terangnya.
Jusuf Kalla mengatakan fenomena ini merupakan indikator bahwa ada proses yang perlu diperbaiki dari sistem demokrasi Indonesia. Masyarakat dinilai mulai kehilangan kepercayaan kepada pemimpin termasuk wakil di DPR.
Kondisi ini lanjutnya harus menjadi evaluasi bagi partai Islam. Rizieq Shihab dinilai hanya mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh para partai Islam termasuk PKS. Bila dibiarkan, situasi itu akan mengubah sistem demokrasi dalam negeri.
“Inilah evaluasi dan harus kita berikan, harus kita pelajari bahwa kita bicara tentang kegagalan demokrasi zaman terpimpin, kegagalan demokrasi pancasila, juga masalah proses yang harus kita perbaiki dewasa ini, sehingga jangan kita kembali ke demokrasi jalanan.”
“Jadi kita membikin lobang kekosongan yang diisi dengan demokrasi jalanan lagi. Ini menimbulkan masalah baru dan akan menghambat pada pertumbuhan ekonomi,” terangnya.
Kepulangan Rizieq Shihab menyita perhatian publik. Sejak kepulangannya puluhan ribu masyarakat menjemput Imam Besar FPI itu ke Bandara Soekarno-Hatta di Cengkareng, Tangerang pada 10 November lalu.
Tidak lama berselang, Rizieq menggelar acara pernikahan sekaligus peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW pada Sabtu (14/11/2020). Sedikitnya 10.000 orang hadir. Buntut peristiwa ini, Kapolda Metro Jaya dan Kapolda Jawa Barat dicopot oleh Kapolri.
Selain itu, Polda Metro Jaya memanggil Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bersama sejumlah jajarannya untuk dimintai klarifikasi pada kerumunan di acara Rizieq Shihab. Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil juga dipanggil Bareskrim Mabes Polri untuk ditanyai tentang agenda Rizieq di Megamendung, Jawa Barat. (*)
*Sumber : gelora