K-Wave, Inspirasi atau Halusinasi?

0
52
Foto : Dok.kompas.com
“Sungguh sangat disayangkan pernyataan ini disampaikan oleh seorang tokoh Islam, sekaligus mantan ketua MUI yang menganggap budaya Korea menginspirasi. Besar harapan beliau agar generasi muda mengikuti jejak langkah kaum muda Korea untuk mengenalkan budaya Indonesia,”

Oleh : Dara Atsila Mutia SE

Jakarta | Lapan6Online : “Maraknya budaya K-pop diharapkan juga dapat menginspirasi munculnya kreativitas anak muda Indonesia dalam berkreasi dan mengenalkan keragaman budaya Indonesia ke luar negeri,” kata Ma’ruf Amin dalam keterangannya untuk peringatan 100 tahun kedatangan orang Korea di Indonesia, Ahad (20/9/2020).

Lagi-lagi pernyataan nyeleneh terlontar dari seorang terkemuka di Indonesia. Sungguh sangat disayangkan pernyataan ini disampaikan oleh seorang tokoh Islam, sekaligus mantan ketua MUI yang menganggap budaya Korea menginspirasi. Besar harapan beliau agar generasi muda mengikuti jejak langkah kaum muda Korea untuk mengenalkan budaya Indonesia. Sama saja pernyataan wakil presiden ini mengajak pemuda kita agar berkiblat kepada Korea.

Indonesia tengah dilanda mabuk Korea dari mulai Drama Korea (Drakor), Musik, Lifestyle, Pariwisata, Fasion dan lain-lain. Inilah yang dimaksud dengan gelombang Korea atau Korean wave (K- wave). Dari mulai anak-anak sampai orang tua semuanya Demam Korea. Arus K-wave begitu mengguncang masyarakat Indonesia.

Hal ini terjadi karena didukung oleh negara yang secara bebas memasukkan budaya asing ke dalam negeri, tanpa memfilternya terlebih dahulu. Akibatnya inilah yang di contoh oleh generasi dari mulai gaya berbicara, potongan rambut ala oppa, kehidupan glamor, pergaulan bebas, sex bebas, hingga nekat gantung diri.

Antara Inspirasi dan Halusinasi
Di balik kesuksesan orang-orang Korea yang begitu memuncak dalam meniti karir, tahukah kita bahwa itu semuanya hanya halusinasi semata?

Faktanya orang-orang Korea sangat tertekan dengan kehidupan yang mereka jalani. Jiwa mereka hampa hingga membuat depresi dan berujung pada bunuh diri sebagai solusi. Korea memiliki angka bunuh diri yang sangat tinggi. Hal ini karena beberapa faktor diantaranya status ekonomi, cyber bullying, krisis bakti anak pada orangtua yang berujung bunuh diri dan masalah lainnya. Belum lagi seks bebas dan miras yang dijadikan trend gaya hidup orang-orang Korea.

Di lain pihak, kehidupan materialistis yang disodorkan drakor, telah sukses membius penontonnya untuk berhalusinasi. Tak jarang para fans bermutasi menuju Korean Style yang hedonis dan materialistis. Apakah ini yang dikatakan inspirasi yang bisa membangun negeri?

Keadaan orang-orang Korea begitu memprihatinkan dan tak tentu arah hidupnya, tidak terlepas dari mabda kapitalisme yang diembannya. Kapitalisme berasaskan sekulerisme menghendaki kehidupan bebas. Bebas berpakaian, bebas bergaul, bebas bertingkah laku, bebas berpendapat dan lain-lain.

Islam Sumber Inspirasi
Sangat tak layak jika K-Wave dijadikan sebagai inspirasi untuk memunculkan kreativitas bagi generasi. Hal ini sangat bertolak belakang dengan indentitas generasi di negeri ini yang mayoritas muslim. Seharusnya Pak Kiayi Ma’ruf Amin mendorong pemuda muslim untuk menjadikan Islam sebagai sumber inspirasi seperti yang telah di contohkan Rasulullah SAW dalam kehidupannya. Bukan malah memilih meniru kaum muda Korea yang jelas-jelas bukan dari Islam.

Rasulullah SAW adalah sebaik-baik idola yang telah mencontohkan bagaimana menjalankan Islam di dalam tatanan kehidupan. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an

“Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah.” ( Qs. Al-Ahzab:21).

Ketika Islam dijadikan sebagai landasan berfikir dan bertingkah laku maka kamu muslimin akan menjadi mercusuar sebuah peradaban. Terbukti selama hampir 13 abad lebih Islam memimpin Dunia dengan kegemilangan yang nyata bukan halusinasi. Para tokoh-tokoh yang didihasilkan sangat menginspirasi.

Sebut saja Muhammad Al Fatih sang penakluk kota Konstantinopel. Namanya tercatat oleh tinta sejarah. Shalahuddin Al Ayyubi Penakluk Baitul Maqdis.

Khalid bin Walid, panglima perang yang gagah berani hingga Allah menjulukinya Saifullah (Pedang Allah) dan masih banyak tokoh-tokoh hebat lainnya.

Tokoh-tokoh yang menginspirasi ini tidak mungkin lahir dari sebuah negara yang mengemban mabda kapitalis. Melainkan inspirasi datang dari Islam.

Ketika Islam dijadikan sebagai landasan bermasyarakat dan bernegara, maka akan menjadi sebuah negara super power, serta menghasilkan orang-orang yang bermental kuat, tidak hanya fisik namun juga jiwa.

Jadi seharusnya Indonesia menjadikan Islam sebagai landasan bernegara, sehingga bisa menghasilkan para generasi yang menginspirasi tidak hanya dikancah nasional tapi juga dunia. Wallahu’alam Bishawab. (*)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini