Jakarta, Lapan6online.com : Media ternama Amerika Serikat (AS) Forbes mengulas kabar pembelian 8 helikopter angkut MV-22 Osprey buatan Bell-Boeing yang diajukan Indonesia telah disetujui Departemen Luar Negeri AS. Kabar itu dirilis Forbes 3 hari lalu dengan judul mentereng, “Indonesia Might Buy V-22s—The Reason Is China” atau “Indonesia mungkin membeli V-22 — Alasannya adalah Cina“.
Dalam ulasannya, Forbes menyebutkan, Departemen Luar Negeri AS pada hari Senin menyetujui pengajuan Indonesia untuk membeli delapan helikopter angkut Osprey V-22 dari Bell-Boeing dengan biaya sekitar USD2 miliar. Harga itu termasuk suku cadang.
Forbes juga menyebut, Jakarta mungkin sebenarnya tidak menginginkan Osprey twin-rotor yang cepat dan mungkin tidak pernah menandatangani kesepakatan. Tetapi tidak sulit untuk melihat bagaimana angkatan bersenjata Indonesia dapat memperoleh manfaat dari akuisisi tersebut.
Itu bermuara pada satu kata: Natuna. Ini adalah grup pulau Indonesia di Laut Cina Selatan. Salah satu yang ingin dianeksasi oleh para pemimpin Tiongkok. Natuna “adalah sumber ketegangan yang sedang berlangsung di kawasan itu,” jelas lembaga pemikir California RAND, sebut Forbes.
Forbes bahkan menyinggung bagaimana China iri dan ingin menguasai Natuna. Dan Osprey menjadi alasan yang layak bagi Angkatan Bersenjata Indonesia untuk membangun pangkalan laut yang dapat mendorong (menangkis) serangan China.
“Tapi itu mungkin layak karena Indonesia membangun armada laut yang dapat berfungsi sebagai pangkalan laut untuk mendorong kembali serangan China ke perairan Indonesia.” sebut Forbes di akhir berita.
Bantahan dari Sekjen Kementerian Pertahanan RI
Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan Indonesia, Donny Ermawan Taufanto membantah kabar yang dirilis Forbes bahwa Departemen Luar Negeri AS telah setuju untuk menjual pesawat MV-22 Osprey beserta suku cadangnya kepada pemerintah Indonesia.
“Belum, kita belum ada untuk merencanakan (pembelian) pesawat yang Osprey,” kata Donny Ermawan Taufanto, usai rapat kerja dengan Komisi I DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (8/7/2020).seperti dikutip dari detik.com
Donny mengatakan Kemhan kini lebih mengutamakan produk buatan dalam negeri dalam pembelian alutsista. Selagi memungkinkan, dia mengatakan akan menggunakan pesawat dalam negeri.
“Kita lebih mengutamakan produk dalam negeri ya, jadi pesawat-pesawat yang kita bisa pergunakan industri dalam negeri, kita pergunakan industri dalam negeri dulu,” sebut Donny.
Dia menegaskan belum ada rencana pembelian pesawat MV-22 Osprey ini. Donny menyebut ada kemungkinan itu hanya klaim sepihak dari AS. “Mungkin bisa seperti itu ya, saya belum tahu, tapi intinya kita belum ada mengarah ke pembelian ke sana,” ujarnya.
Negara Kedua dan Ketiga
Bell Boeing V-22 Osprey merupakan sebuah pesawat terbang militer tiltrotor, yang mampu takeoff dan landing secara vertikal layaknya helikopter. Kecanggihan pesawat Osprey ini selama ini menjadi teknologi militer yang dilarang untuk dijual ke luar negeri.
Baru pada tahun kemarin, pemerintah AS akhirnya mengijinkan Jepang sebagai negara pertama di luar AS yang boleh membeli. Jika Indonesia membeli, akan jadi negara kedua dan ketiga di dunia yang menggunakan pesawat ini.
Bantahan Sekjen Kemhan RI cukup mengejutkan, sebab Forbes sebagai media AS adalah media ternama yang ulasannya tak mungkin tanpa bukti. Namun begitu, sejauh ini belum ada penjelasan lebih lanjut dari AS terkait bantahan Kemhan mengingat kedekatan Indonesia dengan China.
(*/RedHuge/Lapan6online)