Moskow, Lapan6online.com : Rusia dikenal memiliki pasukan khusus wanita yang terkenal sejak era perang dunia kedua bernama Spetsnaz. Tim khusus pembunuh ini dijuluki fatal beauty yang terkenal mematikan. Namun begitu, berbeda dengan pilot armada pesawat Pembom yang dikenal dengan LRA, baru tahun inilah Rusia mempublish pilot wanita pertama untuk armada pembom tersebut.
Melansir situs Russian Defense Policy sebagaimana diberitakan Artilery.org disebutkan, Pada 27 Februari, media Rusia KZ menyoroti Yekaterina Olegovna Pchela yang mungkin akan menjadi pilot wanita pertama armada pesawat pembom (LRA) Rusia. Pchela adalah seorang kadet di Krasnodar Higher Military Aviation Pilot School (KVVAUL) dan sebagai satu-satunya wanita yang saat ini belajar untuk menerbangkan pesawat pembom strategis Rusia.
Kadet Pchela adalah awal dari apa yang orang Rusia sebut sebagai “dinasti militer.” Ayahnya – Oleg (dipromosikan menjadi Jenderal bintang satu pada 20 Februari) – telah memimpin salah satu divisi penerbangan armada pesawat pembom sejak 2017 lalu. Divisi ini mengoperasikan pesawat pembom Tu-160 Blackjack dan Tu-95MS Bear.
Departemen Pertahanan Rusia pertama kali mengizinkan wanita untuk menjalani pendidikan di KVVAUL pada 2017, tetapi membatasi mereka hanya untuk pesawat angkut.
Menurut wakil KVVAUL, sekarang setidaknya ada satu orang wanita yang mempelajari masing-masing dari empat spesialisasi: satu di penerbangan serangan, satu di penerbangan jarak jauh, tujuh di jet tempur, dan penerbangan transportasi.
Rata-rata wanita mendapat nilai lebih tinggi daripada pria. Editor KZ menambahkan bahwa ada 45 wanita yang terdaftar di KVVAUL.
Kadet wanita tahun kedua dan ketiga akan terbang untuk pertama kalinya pada musim semi ini. Jumlah wanita dalam Angkatan Bersenjata Rusia tidak mengalami peningkatan selama dekade terakhir. Ada 50.000 di 2012. Mungkin sekarang hanya berjumlah 40.000, meskipun dari sisi kepangkatan ada peningkatan. Polling menunjukkan sekitar dua pertiga orang Rusia tidak ingin anak perempuan mereka menjadi tentara.
Namun, kepindahan ke Angkatan Bersenjata Rusia lebih bergantung pada sukarelawan daripada wajib militer, berarti Moskow tidak boleh mengabaikan kumpulan besar sumber daya manusia yang berharga, yaitu wanita.
Sebuah negeri di mana chauvinisme laki-laki telah lama berlaku, Rusia masih jauh tertinggal dibanding negara-negara untuk soal ini. Akademi militer AS sudah menerima wanita pada paruh kedua tahun 1970-an dan pilot wanita pertama pesawat pembom B-52 AS terbang pertama kali pada awal 1990-an.
Para ibu dan ayah Rusia khawatir tentang perpeloncoan dan kekerasan terhadap putra-putra mereka di ketentaraan. Jadi mereka tentu juga khawatir tentang pelecehan seksual dan serangan terhadap anak perempuan mereka. Tapi kehadiran dan posisi Oleg Pchela di LRA mungkin akan menjadi angin segar bagi calon-calon tentara wanita Rusia. Demikian Russian Defense Policy mengabarkan.
(*/RedHuge/Lapan6online.com)