Karena Kabur, Korban Bakal Polisikan JAT ‘Owner’ Arisan Online di Ambarawa

0
234

HUKUM

“Memasuki tahun ke dua, sekitar bulan Idul Fitri itu, ternyata tidak mendapatkan hasil yang diharapkan. Selama menjalankan operasinya, diduga JAT melakukannya sendirian,”

Lapan6OnlineJaTeng | Semarang : Kasus arisan online yang akhir-akhir ini marak, ternyata tidak hanya ‘menyerang’ wilayah kabupaten/kota, namun masuk juga di wilayah kecamatan. Salah satu yang sedang ‘booming’ akan kasus arisan online kini di wilayah Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang.

Toko milik JAT di RT 04 RW 03 Kupang Lor, Kel Kupang, Kec Ambarawa yang sudah kosong dan tutup. (Foto Heru Santoso)

Menurut informasi yang berhasil dihimpun media ini, di tengarai korbannya juga mencapai ratusan orang dan diduga pelaku atau ‘ownernya’ sudah kabur sejak beberapa bulan ini.

Dari keterangan beberapa korban peserta arisan online kepada koranpagionline.com, mengatakan bahwa boleh disebut sebagai “bandar” adalah JAT warga Kupang Lor RT 04 RW 03, Kelurahan Kupang, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang. Namun, sejak para korban arisan online menagih janji kepala JAT, yang bersangkutan kabur. Bahkan, toko miliknya “J&K Collection” di dekat rumahnya di Kupang Lor juga sudah kosong.

Beberapa korban mengaku bingung dengan kaburnya JAT ini, karena uang miliknya yang sudah masuk ke JAT mencapai ratusan juta rupiah. Para korban tidak hanya dari wilayah Ambarawa, namun ada yang dari Bandungan, Jambu, Sumowono, Ungaran serta Semarang.

Selain itu, ada korban dari luar Jawa yaitu Nusa Tenggara Timur serta yang kerja menjadi TKI/TKW di luar negeri. Mereka rata-rata ‘menanamkan’ uangnya kepada JAT minimal puluhan juta rupiah. Rata-rata para korban ini, bergabung di arisan online dengan ownernya JAT ini hampir dua tahun lamanya.

LN, salah seorang korban arisan online dari JAT mengaku, dirinya sudah bergabung ikut arisan online ini sudah hampir dua tahun. Awalnya gabung, berjalan lancar. Tetapi, memasuki tahun ke dua, sekitar bulan Idul Fitri itu, ternyata tidak mendapatkan hasil yang diharapkan. Selama menjalankan operasinya, diduga JAT melakukannya sendirian. Pasalnya, banyak juga yang menjadi korban adalah masih kerabat atau keluarga besarnya dan warga Ambarawa.

“Saya ikut bergabung di arisan online itu, karena bujuk rayu JAT yang merupakan saudara saya sendiri. Saat itu, tidak punya pikiran jika JAT akan kabur. Karena merupakan saudara sendiri, dari bujuk rayunya itu saya yakin dan mantab. Namun, setelah uang saya masuk ke JAT dan banyak juga saudara saya yang lain ikut, justru JAT mulai banyak alasan dan berkelit. Hingga akhirnya JAT kabur entah kemana,” jelas LN kepada koranpagionline.com (Media Jaringan Group Lapan6), pada Kamis (28/10/2021).

Ditambahkan, bahwa selain dirinya ada juga keponakannya yang juga menjadi korban arisan online ini. Dirinya sendiri harus kehilangan uang mencapai Rp 40 juta yang dibawa kabur JAT. Selain dirinya, ada beberapa yang dikenalnya juga menjadi korban yaitu IN, NA, PT, M, TS, WH dan lainnya.

JAT, owner arisan online di Ambarawa. (Foto IST)

Dari para korban itu, nilainya minimal Rp 10 juta dan terttinggi ada yang Rp 200 juta. Yang diketahuinya, korban JAT ini ada ratusan orang dan jumnlah keseluruhan kerugiannya mencapai miliaran rupiah.

“Kaburnya JAT ini, diduga tidak bisa membayar para korbannya. Bahkan, sejak JAT menjadi ‘bandar’ atau ‘owner’ arisan online ini sempat membeli rumah di Kupang Lor yang digunakan untuk membuka usaha fashion. Namun, kini rumah yang dijadikan toko fashion itu telah tutup dan kosong lama. Salah satu ketertarikan nasabah atau peserta arisan online ini adalah, jika memberikan pinjaman Rp 10 juta maka akan mendapatkan untung Rp 1,5 juta dengan jangka waktu satu bulan,” kata LN.

Hal senada dikatakan korban MY warga Ambarawa, bahwa sejak mendengar JAT kabur, dirinya lebih bingung. Bahkan, setelah itu mencoba menghubungi nomor telepon JAT ternyata sudah tidak aktif. Selain itu, dengan munculnya postingan di media sosial terkait dengan JAT, dirinya mulai bingung. Uang miliknya mencapai Rp 50 juta dan juga milik teman-temannya paling sedikit Rp 10 juta.

“Saya tahu kalau JAT kabur itu dari rekan yang juga korban arisan online ini. Selain itu, diberitahu anaknya jika ada postingan terkait dengan JAT di media sosial jika JAT kabur. Bahkan, setelah itu saya mencari di rumahnya hampir enam kali dan sama sekali tidak pernah ketemu. Ketika berusaha menemui orangtuanya, rumahnya juga tertutup. Dari informasi tetangga JAT, ibunya JAT menjadi pedagang di Pasar Sumowono. Jujur saja, saya belum pernah menikmati hasilnya dan dari saran dan masukan teman-teman, akan melaporkannya ke pihak kepolisian,” terang MY didampingi beberapa rekannya.

Sementara itu, ketika koranpagionline.com mencoba mendatangi rumah JAT di Kupang Lor, hanya mendapati toko fashionnya yang sudah kosong. Bahkan, tetangga sekitar rata-rata mengatakan jika JAT sudah lama pergi dari rumah dan jika ingin lebih jelas tentang JAT dapat langsung menemui orangtuanya.

“Setahu kami, Mbak JAT itu sudah lama perginya dan entah kemana juga kami semua tidak tahu. Namun, selama ini banyak juga yang mencari Mbak JAT. Katanya, Mbak JAT itu sebagai bandar arisan. Itu saja yang kami tahu dan lebih jelasnya silakan langsung ketemu orangtuanya,” ujar MS dan SK, dua tetangga JAT di Kupang Lor kepada koranpagionline.com (Media Group Jaringan Lapan6), pada Jumat (29/10/2021). *Heru Santoso/Mas Te/Kop/Lpn6

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini