Oleh : Muslim Arbi
SAAT membuka Pertemuan Industri Jasa Keuangan, Senin: 6/02/23 lalu, Presiden Joko Widodo menyinggung kasus penipuan yang di lakukan oleh Adani Grup. Gautam Adani, pemilik Grup Usaha dari India. Orang terkaya nomor 3 dunia.
Rheinal Kasali, Ekonom Senior, salah satu pendukung Jokowi mengulas kasus penipu Grup Adani di Channel YouTube nya: 9/02/23 kemarin.
Di depan pejabat Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebutkan kasus penipuan Adani Grup ini dalam menggoreng saham.
Itu urusan keuangan dan jasa keuangan dalam industri keuangan. Apa yang di lakukan oleh Jokowi itu sah-sah saja. Agar OJK on the track.
Tapi dalam urusan janji2 politik yang di lakukan oleh Jokowi terhadap publik dan rakyat Indonesia. Sejak pilpres 2014 sampai saat ini apakah itu bukan bentuk penipuan terhadap publik dan Rakyat Indonesia?
Penipuan yang di lakukan oleh Jokowi sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan akan jauh lebih parah di bandingkan dengan kerugian keuangan.
Kerugian moral dan politik bagi bangsa dan Rakyat Indonesia akibat ingkar janji dari seorang Jokowi sangat fatal. Indonesia dianggap sebagai Bangsa yang kerdil karena di pimpin oleh Kepala Negara dan Kepala pemerintahan yang tidak tepat janji nya. Itu perbuatan tercela dan immoral.
Dan soal ingkar janji2 politik yang di ingkari nya itu sudah ber kali-kali di ingatkan oleh berbagai kalangan. Aktifis, dan para akademisi sudah berteriak soal janji-janji politik Jokowi itu. Tapi sampai saat ini tidak bergeming.
Dalam soal Hutang Luar Negeri. Saat 2014 salah satu janji nya adalah Stop hutang. Nyata: Hutang Indonesia sdh mencapai Rp 7.744 Triliun. Besar nya hutang ini pasti akan jadi beban Negara dan Rakyat. Hutang untuk infrastruktur yang mangkrak. Berbagai jalan tol, bandara dan pelabuhan yang di bangun mubazzir dan menimbulkan kerugian keuangan negara.
Rakyat Indonesia harus sadar. Janji politik, yang tidak di tunaikan itu perbuatan tercela. Hutang Negara yang menumpuk Ribuan Triliun akan jadi bom waktu.
Jika, hutang negara di bawa Jokowi yang menumpuk itu gagal bayar di lakukan oleh Negara di masa Jokowi akan menjadi beban bahkan, negara tersandera dan terancam bangkrut.
Ini kejahatan besar yang harus menjadi tanggung jawab Jokowi yang dalam janji politiknya Stop Hutang tapi malah bikin hutang menggunung dan sulit bayar.
Sulit mengingatkan Jokowi soal janji politik dan hutang yang terus menumpuk. Jokowi sendiri anggap penipuan dalam kasus keuangan Adani Grup sebagai suatu kejahatan. Lalu bagaimana dengan janji2 politik sejak 2014 hingga saat ini.
Akibat sulit nya Jokowi tunaikan janji-janji politik nya. Kejahatan akibat gagal tunaikan Janji politik lebih dahsyat di bandingkan dengan kejahatan yang di lakukan oleh Gultam Adani dalam usaha menggoreng saham yang di lakukan oleh Adani Grup. Negara dan bangsa jadi taruhan
Dan hutang Negara menumpuk yang mencekik Rakyat dan Negara tidak berdaya hadapi tekanan utang. Bagaimana dengan sikap Rakyat ? Jakarta, 10 Pebruari 2023. (*)
*Penulis Adalah Direktur Gerakan Perubahan, Koordinator Indonesia Bersatu