Kebutuhan Pangan Naik, Masyarakat Kesulitan. Apa Solusinya?

0
29
Yolanda Anjani/Foto : Ist.

OPINI

“Naiknya harga bahan-bahan pokok ini dapat menyulitkan masyarakat, termasuk penghasilan keluarga yang akan banyak tersedot sehingga menyebabkan pengurangan belanja bahan dan kebutuhan yang lain,”

Oleh : Yolanda Anjani

“Harga minyak goreng curah sudah dari bulan Januari naiknya, kalau Minyakita baru-baru ini aja naik biasanya Rp 14 ribu,” ujar Nabil satu diantara pedagang di pasar tradisional Melati, Tribun-Medan.com (13/2/2024).

Harga bahan-bahan pokok makanan kini kembali menjadi sorotan di masyarakat, naiknya harga mulai dari minyak, gula, bahkan beras membuat masyarakat mengeluh karena berdampak kepada kebutuhan sehari-hari.

Bulan Ramadhan tidak terasa sebentar lagi, namun harga bahan pokok semakin naik. Tidak hanya naik, bahkan berdasarkan sidak KPPU (Komisi Pengawas Persaingan Usaha) menemukan adanya kelangkaan komoditas gula konsumsi dan beras di pasar tradisional Cihapit Bandung dan Griya Pahlawan Bandung. (tempo.co, 11/02/24)

Sejumlah pasar tradisional di Kota Medan juga terpantau harga kebutuhan pangan belum menurun, di pantau dari Tribun Medan, harga minyak goreng subsidi pemerintah dengan kemasan dipatok Rp 15.000 per liternya, naik sebesar seribu rupiah dari harga sebelumnya.

Selain minyak goreng, harga gula konsumen atau gula kristal juga naik sekitar Rp 16.000 sampai Rp 17.000 per kilogramnya. Begitu pun juga harga beras yang melonjak hingga Rp 150.000 sampai Rp 155.000 yang berukuran 10 kilogram.  Beras, minyak, maupun gula merupakan kebutuhan pokok masyarakat Indonesia.

Naiknya harga bahan-bahan pokok ini dapat menyulitkan masyarakat, termasuk penghasilan keluarga yang akan banyak tersedot sehingga menyebabkan pengurangan belanja bahan dan kebutuhan yang lain.

Solusi yang diberikan oleh pemerintah sampai saat ini hanyalah bansos. Pada nyatanya tidak semua rakyat miskin yang membutuhkan bantuan mendapatkan bansos tersebut. Pembagian bansos ini tidak merata dan juga banyak ditemukannya bansos tidak tepat sasaran.

Padahal Negara lah semestinya menjamin pemenuhan kebutuhan pokok rakyatnya, sesuai dengan sabda Rasulullah SAW, “Imam/ Khalifah itu laksana gembala dan hanya ialah yang bertanggungjawab terhadap hewan gembalanya.” Khilafah akan memastikan terwujudnya kedaulatan pangan, termasuk kebutuhan dasar rakyatnya, hingga memastikan tiap-tiap orang tercukupi secara layak (makruf).

Hanya Negara islam (Khilafah) lah yang mampu mewujudkan jaminan pengelolaan komoditas pangan, sedangkan negara yang menerapkan sistem kapitalisme ini hanya lepas tangan dari pengelolaan tersebut. Bahkan negeri ini tidak segan menyerahkan pada swasta kapitalis.

Seperti kisah seorang ibu yang memasak batu untuk anak-anaknya karena ia tidak punya gandum. Namun Khilafah Umar lah yang datang membawa bantuan secara langsung kepadanya berupa satu karung gandum. Pemimpin ini lah yang kita harapkan dalam negerivini, yakni pempimpin dalam daulah Islam. Wallahu’alam bishawab. (**)

*Penulis Adalah Mahasiswa, Aktivis Dakwah