Kecanduan Game Online, Pemuda Gadaikan Motor Mantan

0
12
Nora Putri Yanti, Spd/Foto : Istimewa

OPINI

“Hanya dengan benteng Islam saja yang bisa menjauhkan generasi muda dari kemaksiatan. Sekuler menjadikan pemuda terbiasa hidup tanpa aturan agama,”

Oleh : Nora Putri Yanti, Spd,

SOBAT, kenapa ada anak muda yang over main games? Bukankah itu hanya sekadar permainan dan hiburan semata? Tapi nyatanya sekarang kok bisa larinya ke judi, ya?

Bisa merugikan dan membuat kecanduan untuk keinginan menang dalam permainan tanpa melirik lagi haram halal dalam judi online ini. Bahkan segala maksiat dilakukan untuk mendapatkan uang demi bermain lagi. Duh, sungguh miris.

Seperti kasus seorang pemuda yang menggelapkan motor mantannya untuk bermain judi. Belum move on kayaknya karena masih sempat juga menjual barang mantan, atau malah karena masih sakit hati dengan si mantan.

Sob, begitu efek diterapkan sistem yang berasas sekulerisme dalam kehidupan.

Yaitu, melahirkan generasi muda yang bikin geleng-geleng kepala dan hanya menuhankan hawa nafsu semata. Semua dihalalkan untuk kesenangan sesaat saja hingga menghalalkan apa yang Allah haramkan. Mereka tidak menjadikan Islam sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan perbuatan.

Banyak pemuda muslim yang tidak mengenal jati dirinya, hidup sekadar mencari keuntungan materi sesuai dari budaya masyarakat kapitalis sekuler. Jika ada manfaatnya maka pasti akan dilakukan walau bertentangan dengan syariat. Sebab standar kehidupan mereka adalah mengumpulkan materi sebanyak mungkin.

Semakin banyak materi, maka akan semakin bahagia menurut mereka. Sehingga ditempuhlah cara-cara instan yang tidak membutuhkan banyak usaha.

Apalagi kalau bukan masalah judi, ditambah lagi dengan pandemi kemarin yang menjadikan perjudian online semakin berkembang pesat. Hanya dengan iming-iming menang saja, mereka berani melawan aturan sang pencipta yang jelas mengharamkan judi seperti tercantum dalam QS. Al Maidah.

“Hai orang-orang yang beriman sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan setan, maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan”.

Viralnya judi online akibat pemerintah tidak serius membenahi hal tersebut. Buktinya situs judi online tidak diberantas sampai ke akar-akarnya. Padahal kalau mau memblokir dengan segala perangkat pemerintah sangat bisa sekali. Namun pemerintah malah bertindak membiarkannya. Apakah karena situs judi ini mendatangkan keuntungan?

Jebol sudah pemerintah sebagai benteng yang membentuk pemuda dengan kepribadian Islam. Hanya dengan benteng Islam saja yang bisa menjauhkan generasi muda dari kemaksiatan. Sekuler menjadikan pemuda terbiasa hidup tanpa aturan agama.

Seharusnya sebagai seorang muslim kita wajib mengkaji Islam secara kaffah dan memiliki pengetahuan Islam agar dapat memahami bahwa jati diri kita adalah sebagai seorang hamba yang harus mematuhi seluruh aturan Allah. Tidak akan ada keberanian untuk bermaksiat kepada Allah walaupun terlihat sangat menggiurkan.

Agar kepribadian Islam tidak mudah goyang, maka perlu hidup dalam masyarakat yang Islami dan memiliki standar yang benar dalam berbuat, yaitu hanya rida Allah semata.

Masyarakat Islam saling berlomba dalam kebaikan saja, semangat amar makruf nahi mungkar sangat tinggi sehingga tidak ada yang berjudi karena aktivitas dakwah. Semua itu akan terwujud jika adanya negara yang menerapkan Islam secara kaffah.

Tugas pemerintah adalah mengedukasi generasi dengan sistem pendidikan Islam, salah satu tujuannya untuk membentuk kepribadian Islam. Tak ada lagi masyarakat yang melirik judi karena sudah jelas kemaksiatan. Pemerintah memberantas judi sampai ke akar-akarnya karena tidak mentolerir kemungkaran. MasyaAllah, tidakkah kita rindu hidup dalam naungan aturan Allah? Yuk semangat berjuang mengembalikan peradaban Islam dalam kehidupan masyarakat. [*GF/RIN]

*Penulis Adalah Guru dan Pemerhati Generasi Muda