“Jika Anda menolak untuk merayakan Festival Perahu Naga dan tidak makan atau membuat zong zi, pihak berwenang akan mencap Anda sebagai orang yang memiliki pemikiran ekstrem terhadap budaya Tiongkok, dan Anda akan dikirim ke kamp pendidikan ulang secara paksa,”
Uighur, Lapan6online.com : Kisah kejam pemerintah China terhadap etnis Muslim Uighur kembali diungkap. Selain penangkapan dan sejumlah siksaan, Komunis China yang berkuasa atas negara itu melahirkan banyak kisah menyedihkan bagi umat Muslim Uighur yang dipenjara di Kamp konsentrasi seperti halnya Kamp konsentrasi zaman Hitler.
Dalam kamp itu, nyawa dan harkat martabat Muslim Uighur seolah tak ada harganya. Sebelumnya, kekejaman Komunis China di Kamp Konsentrasi diungkap oleh seorang wanita etnis Kazakh bernama Sayragul Sauytbay yang berhasil memberikan kesaksian mengenai kisah horor dan kekejaman yang mengerikan di kamp konsentrasi China di Xinjiang, tempat jutaan etnis Uighur dan etnis lainnya ditangkap dan ditahan.
Dan saat ini, kembali dilaporkan, China terus berupaya menghilangkan jatidiri Muslim Uighur dengan memaksa mereka memakan makanan yang diharamkan oleh Islam. Tindakan sewenang-wenang pejabat China terhadap etnis umat Islam etnis Uighur semakin menjadi-jadi
Hak-hak Dibatasi
Etnis minoritas di China itu tak hanya dikucilkan dan dibatasi hak-haknya sebagai warga negara, tetapi juga dipaksa melakukan tindakan yang dilarang menurut agamanya. Sebelumnya, para muslimah dari etnis Uighur di daerah Xinjiang, China, dibatasi haknya untuk melahirkan.
Kini, umat Islam di negara komunis itu juga dipaksa memakan makanan kue daging babi selama festival tradisional Han. Makanan itu langsung dikirim ke rumah-rumah warga. Mereka yang menolak, langsung dimasukkan ke kamp keamanan untuk ‘dididik’ supaya memahami tradisi Tiongkok.
Seperti dilansir situs Gelora, tindakan pejabat China itu dilakukan dengan maksud untuk menghapus budaya kelompok minoritas Muslim, kata sejumlah aktivis kemanusian China. Pejabat Beijing menyajikan makanan haram itu kepada penduduk di Xinjiang, China.
Genosida Demografis
Umat Islam Uighur di Xinjiang yang menolak untuk mengkonsumsi daging babi itu akan dikirim ke kamp-kamp pendidikan ulang, kata Kongres Uyghur Dunia.
Berita itu muncul ketika pemerintah China dituduh melakukan ‘genosida demografis’ terhadap penduduk Muslim Uighur dengan diduga memaksa kontrol kelahiran pada wanita lokal.
Kongres Uyghur Sedunia, sebuah kelompok hak asasi yang berbasis di Jerman untuk etnis minoritas, menuduh bahwa pejabat Tiongkok menuntut warga Uighur merayakan Festival Perahu Naga dengan makan ‘zong zi’ yang diisi daging babi.
Zong zi adalah jenis makanan ringan berbentuk segitiga diisi dengan nasi ketan dan bahan lainnya.
Festival Perahu Naga, atau ‘Festival Duan Wu’, jatuh pada hari kelima bulan kelima kalender lunar setiap tahun dan merupakan salah satu festival paling kuno bagi orang Cina Han. Daging babi dilarang dalam Islam, dan umat Islam biasanya tidak merayakan Festival Perahu Naga.
Pangsit Babi
Dilxat Raxit, juru bicara Kongres Uyghur Dunia, mengatakan para pejabat telah mengirim pekerja untuk membawa pangsit babi ke keluarga setempat, sepenuhnya mengabaikan budaya Islam dan tradisi makan.
Raxit mengatakan dalam sebuah artikel di situs web Kongres: ‘Para pejabat Cina yang pergi ke rumah-rumah orang Uighur memberi Uighur zong zi dengan isian yang tidak halal. Orang-orang Cina memiliki budaya makan daging babi, dan para pejabat yang mengunjungi rumah-rumah orang Uighur membawa (zong zi) dengan lemak babi atau babi. ‘
Mengutip akun lokal, Kongres mengklaim bahwa kunjungan keluarga tersebut telah diatur ‘di Xinjiang secara terencana’.
“Jika Anda menolak untuk merayakan Festival Perahu Naga dan tidak makan atau membuat zong zi, pihak berwenang akan mencap Anda sebagai orang yang memiliki pemikiran ekstrem terhadap budaya Tiongkok, dan Anda akan dikirim ke kamp pendidikan ulang secara paksa,” tambah Raxit.
(*/RedHuge/Lapan6online)