OPINI
Oleh: Fania Fajar Wati, (STAI AL-HIKMA Jakarta)
SEBELUM menindaklanjuti tentang pelecehan seks anak di bawah umur, perlu kita ketahui apa itu pelecehan seksual terhadap anak. Pelecehan seksual pada anak adalah suatu bentuk tindakan yang dilakukan oleh orang dewasa atau orang yang lebih tua, yang menggunakan anak untuk memuaskan seksualnya.
Adapun pelaku seksual dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pelaku seksual adalah orang yang suka merendahkan atau meremehkan orang lain berkenan dengan seks atau berkenan perkara persetubuhan laki-laki dan perempuan.
Belakangan ini, sering sekali kita mendengar tentang pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur. Hal ini lah yang membuat para orang tua was-was untuk menjaga anak-anaknya.
Kadangkala kita sebagai orang tua kerap kesal mendengar berita tersebut menakala mendapati atau mendengar anak-anaklah yang menjadi korban tindakan seksual. Tindakan ini dapat membuat mental anak terganggu, salah satunya adalah trauma yang dapat berakibat fatal bagi fisik maupun emosional.
Di sini lah kita harus dpat memahami apa itu trauma, ciri-ciri anak yang mengalami trauma, dan bagaimana cara menanggapi anak yang mengalami trauma.
Trauma dalam KBBI adalah Keadaan jiwa atau tingkah laku yang tidak normal sebagai akibat tekanan jiwa atu cenderung jasmani.
Ciri-ciri Anak Mengalami Trauma
Kadang kala pelecehan pada anak sulit diketahui oleh orang tua. Kebanyakan anak yang terkena pelecehan seksual merasa takut untuk mengungkapkan pelecean yang dialaminya.
Meski demikian, ada beberapa tanda yang biasa ditunjukan oleh anak saat mengalami pelecehan seksual, diantaranya:
- Sering mimpi buruk tidur tidak tenang;
- Kehilangan konsentrasi dan sulit menerima pelajaran;
- Kesulitan mengendalikan emosi;
- Sangat tertutup dan menarik diri dari lingkungan sekitar;
- Terlihat sedih, cemas atau takut yang berlebihan;
- Muncul keinginan untuk bunuh diri.
Orang tua juga perlu mewaspadai ika ada luka atau memar yang terlihat tak wajar pada anak. Terlebih lagi jika anak mengeluh sakit saat buang air kecil.
Cara Menyikapi Anak Yang Mengalami Pelecehan Seksual
- Cobalah untuk mengajak anak berbicara
Cobalah mengajak anak berbicara dengan Anda dari hati ke hati. Dengarkanlah jangan langsung marah jika anak sedang berbicara, tetaplah tenang.
2. Berikanlah Waktu Untuk Anak
Kita harus dapat memahami, tidak semua anak dapat menceritakan pengalaman yang buruk dengan siapa saja, sekalipun itu orang tuanya.
3. Memberi Motivasi
Sebagai orang tua hendaklah dapat memberi motivasi terhadap anak yang mengalami kekerasan seksual dengan melakukan pendekatan. Memberi semangat bahwa hidup itu haruslah kuat jangan lemah, karena hari esok akan menanti kita.
Masih banyak kebahagiaan di masa depan, yakinkan bahwa kita tidak sendiri. Teruslah memberi keyakinan pada sang anak agar dia terlupa apa yang pernah dialaminya. Memberi semangat baru.
Marilah kita menjaga anak-anak kita dari ancaman seksual. Waspada karena kejahatan ada dimana-mana dan bisa terjadi kapan saja. (*)