Keren! 5 Mahasiswa Unhas Makassar, Rancang Kapal Selam Permukaan Tanpa Awak

0
57
Begini penampakan KRI Barukang, kapal selam permukaan tanpa awak, yang dirancang lima mahasiswa Unhas Makassar. Foto-Ist/TN

PROFIL | TEKNOLOGI | NUSANTARA

“Sistem peluncuran dari kapal ini juga dilakukan di kapal permukaan jenis Landing Platform Dock, atau kapal fregat medium, dengan starting mesin dilakukan di atas kapal, hingga mesin sudah standby, dan operator sudah terhubung,”

Lapan6OnlineSULSEL | Makassar : Lima mahasiswa Universitas Hasanuddin (Unhas) Departemen Teknik Sistem Perkapalan Makassar berhasil merancang kapal selam tanpa awak bernama Autonomous KRI Barukang. Demikian siaran pers yang diterima Teropongnews.com (Media Group Jaringan Lapan6online.com,red) di Makassar, pada Selasa (15/11/2022).

KRI Barukang secara umum, dirancang untuk menjadi drone permukaan bawah air pemburu kapal selam dan kapal permukaan konvensional, bahkan untuk melakukan operasi pengintaian, survei, dan intelijen, dengan rute yang cocok di operasikan di seluruh perairan Indonesia.

Kapal ini akan menjadi solusi bagi kapal asing yang menyusup ke perairan wilayah Indonesia. Bahkan mampu memberikan Tindakan pada kapal penyusup tersebut, baik itu ditembak dengan rudal ataupun torpedo.

Konsep autonomous dari kapal ini terletak pada diving system otomatis, yang memanfaatkan durasi penyelaman tiap lima jam dibawah air, harus naik ke permukaan lagi, untuk mentransmisikan data record selama pelayaran, dengan menegakkan communication mass ke atas permukaan air, lalu mengirimkan transmisi data ke satelit, hingga di terima oleh kapal permukaan tempat operator berada.

Dengan dilengkapi alat BlueComm 200 untuk mengunggah volume data yang besar (hingga 10 Mbps), akan memperlancar transmisi data dari operator ke kapal Barukang.

Sistem peluncuran dari kapal ini juga dilakukan di kapal permukaan jenis Landing Platform Dock, atau kapal fregat medium, dengan starting mesin dilakukan di atas kapal, hingga mesin sudah standby, dan operator sudah terhubung.

Maka kapal siap diluncurkan ke laut, untuk beroperasi. Begitu juga ketika berlabuh (naik ke permukaan) setelah menjalankan misi. Komponen yang berada di circuit room kemudian membaca data dari communication room, yang berisi data rekaman visual, hingga data jelajah selama kapal berlayar.

Kapal ini dirancang dengan durasi penyelaman maximal 5 jam, untuk naik kembali ke permukaan mereset posisi dan data, agar tidak terjadi lost signal dengan operator, yang menyebabkan kapal akan hilang dan tenggelam (mati daya).

Sistem autonomous ini sangat bermanfaat, mengingat akhir-akhir ini, maraknya kasus drone lost signal akibat melebihi jangkauan radius pelayaran ataupun karena gangguan transmisi yang diperoleh dari sekitar (sabotase).

Kapal ini dilengkapi sistem persenjataan 6 peluncur Rudal Mistral Simbad-RC, yang merupakan sistem pertahanan diri anti-udara jarak pendek yang menggunakan dua rudal MISTRAL fire-and-forget.

Ini telah dirancang untuk memberikan kemampuan pertahanan diri utama di semua kapal perang atau untuk melengkapi pertahanan udara utama kapal perang peringkat pertama. Selain itu, kapal ini juga diperkuat oleh 3 tabung torpedo Black Scorpion di bagian depan.

Ketua Tim Barukang Boat, Nurhalim Dwi Putra menyampaikan harapannya pada desain kapal sela mini agar senantiasa terus dikembangkan dan mendapatkan banyak dukungan untuk bisa terealisasikan nanti dimasa depan, yang tentu akan memperkuat dan melengkapi armada Angkatan Laut Indonesia.

Untuk diketahui, Konsep desain ini telah diikut sertakan dalam Kontes Kapal Cepat Tak Berawak Nasional (KKCTBN) 2022, dan berhasil meraih juara 3 nasional. (*TN/I.Mucholik/red)

*Sumber : teropongnews.com