Kerusakan Moral Generasi Buah Buruk Sistem Pendidikan Sekuler

0
31
Siti Jubaidah/Foto : Ist.

OPINI

“Bagi anak anaknya, dan strategi pendidikannya berbasis akidah, ibadah, akhlakul karimah dengan metode keteladan, nasihat dan hukuman itu menjadi faktor pendukung meliputi basis agama,”

Oleh : Siti Jubaidah

SANGAT memprihatinkan para pelajar dan anak di bawah umur menjadi pelaku beragam kejahatan mencerminkan rusaknya generasi saat ini. Terlebih ini terjadi di Bulan Suci Ramadhan.

Ada beberapa kasus yang baru saja terjadi. Di Bekasi terjadi perang sarung dan menewaskan satu diantaranya. (detik. com 16/03/2024).

Sedangkan Di Lampung Utara terjadi kasus pemerkosaan dan diantara tersangka masih berusia dibawah umur. (humas.Polri 14/3/2024).

Realitas tersebut tentu memprihatinkan. Kesalahan salah satunya adalah kurangnya peran orang tua dalam pendidikan anak. Ditambah lagi strategi pendidikan yang digunakan dalam mendidik anaknya adalah akidah sekuler.

Belum lagi proses pendidikan di sekolah belum mampu mewujudkan pemuda muslim yang taat syariat. Ini menjadi bukti bahwa kurikulum pendidikan gagal mencetak generasi yang berkualitas.

Seperti yang sudah kita ketahui, dalam sistem pendidikan sekuler saat ini, peran agama dikerdilkan bahkan disingkirkan. Sebab, kurikulum pendidikan saat ini senantiasa berubah sesuai keinginan pembuat kurikulum, namun tidak memiliki standar baku.

Walau terus berganti, kurikulum tersebut tetap disusun berdasarkan basis yang sama, yakni sekulerisme yang memisahkan agama dari kehidupan. Tujuan dari kurikulum ini adalah bersifat materi dan menghasilkan out put, ketika lulus sekolah bisa bersaing di dunia kerja tetapi miskin nilai dan moral agama.

Sudah pasti kurikulum yang seperti ini bisa menjadikan generasi yang rusak karena pendidikan saat ini tidak menjadikan agama sebagai landasan berfikirnya. Ditambah nilai liberal yang memberikan para pelajar kebebasan untuk menentukan minat bakat tanpa mempertimbangkan halal dan haram.

Lingkungan yang rusak juga berpengaruh dalam membentuk kepribadian generasi, kemajuan teknologi juga tidak bisa dipungkiri dapat memberikan pengaruh positif dan juga pengaruh negatif bagi penggunanya.

Informasi apa pun mudah di dapat. Yang menjadi permasalahanya adalah konten medsos yang merusak tidak hanya berbahaya bagi pelajar tapi juga bagi orang dewasa. Hal ini bisa berakibat fatal diantaranya adalah dekadensi moral di kalangan pelajar yang makin parah.

Semua ini diakibatkan sistem pendidikan yang sekuler.

Berbeda dengan sistem pendidikan Islam. Orang tua adalah madrasatul ula (pendidik pertama) bagi anak anaknya, dan strategi pendidikannya berbasis akidah, ibadah, akhlakul karimah dengan metode keteladan, nasihat dan hukuman itu menjadi faktor pendukung meliputi basis agama.

Sedangkan sistem pendidikan yang berlaku tidak cukup dengan mengikut sertakan pelajaran agama semata tanpa menjadikan Islam sebagai sistem pendidikan. Sekaligus mewarnai seluruh kebijakan pendidikan.

Dalam Islam pendidikan diartikan sebagai proses manusia menuju kesempurnaan sebagai hamba Allah Swt. Di dalam Islam juga sudah Allah tunjuk suri tauladan sosok seorang Rasullullah Muhammad saw. yang wajib menjadi panutan bagi seluruh individu.

Sebagai mana Allah swt. berfirman, “Sungguh pada diri Rasulullah muhammad SAW. itu terdapat suri tauladan yang baik”. (QS Al Ahzab. 21).

Islam memiliki sistem pendidikan yang kuat karena dasar pemikirannya adalah akidah Islam. Dengan metode pengajaran talqiyan fiqriyan (pembinaan pemikiran) akan mampu mencetak generasi yang beriman bertaqwa. Inilah yang membedakan pendidikan Islam dengan pendidikan yang lain.

Tujuan dari sistem pendidikan Islam adalah membangun generasi yang berkepribadian Islam disamping menguasai ilmu kehidupan, seperti matematika, sains, dan teknologi.

Pendidikan Islam juga akan menghasilkan individu yang kokoh keimananya dan cemerlang pemikiranya sehingga terbentuk keterikatan dengan syariat islam. Kemudian tercipta masyarakat yang bertaqwa yang di dalam nya tegak amar makruf nahi mungkar, serta tersebar luas dakwah Islam. Oleh karna itu, di dalam Islam, negara bertanggung jawab penuh atas penyelenggaraan pendidikan setiap rakyatnya. Sebab, pendidikan adalah salah satu diantara banyak perkara yang wajib diurus oleh negara.

Dengan dukungan penerapan Islam dalam berbagai sistem kehidupan, akan membentuk generasi cemerlang berkepribadian Islam. Maka, sudah saatnya meninggalkan sistem pendidikan sekuler dan beralih ke sistem pendidikan Islam. Wallahu a’lam bishshawwab. (**)

*Penulis Adalah Aktivis Pendidikan