“Media komunikasi publik itu memberikan dampak positif saja, memberikan informasi tentang kebaikan, memberikan informasi untuk membuat masyarakat memiliki wawasan yang lebih luas, melaksanakan amal yang lebih baik, mendapatkan penjelasan tentang mana yang lebih baik dan buruk, mana yang benar dan salah,”
Oleh: Eva Erfiana S.S
Jakarta | Lapan6Online : Lagi lagi nama Reynhard Sinaga tengah menjadi bahan perbincangan di media sosial. Bukan karena ulahnya lagi, namun kali ini karena kasus penyimpangannya yang akan dijadikan film dokumenter di Inggris.
Kasus pemerkosaan yang dilakukan Reynhard akan diangkat menjadi sebuah film dokumenter. Film yang rencananya akan dikeluarkan BBC itu berjudul “Predator: The Convictim of Reynhard Sinaga”. Film tersebut menceritakan tentang kejahatan Reynhard sebagai pemerkosa berantai terbanyak sepanjajng sejarah Inggris. Film ini juga akan menyoroti sisi psikologi dari Reynhard.
Dunia hari ini begitu ingin sekali mempertontonkan hal aneh. Bagaimana tidak, pelecehan seksual yang harusnya adalah tindakan yang menjijikan dan memalukan kini malah menjadi kesempatan di industri perfilman untuk memproduksi film-film yang seharusnya tidak layak ditonton. Maraknya tontonan seperti itu berpotensi mengubah pandangan umat hingga umat menganggap bahwa perbuatan tersebut hal wajar, bukan dosa. Apalagi dengan beralasan “suka sama suka”.
Media adalah sarana informasi dan komunikasi yang menggunakan jaringan publik. Tayangan seperti film tidak bisa kita hindari karena akan dikonsumsi oleh publik dari kelas manapun dan kelompok manapun. Karena itu kita tidak boleh membiarkan ada tayangan yang memberikan dampak negatif sekalipun itu kecil.
Kita menghendaki tayangan yang muncul di media komunikasi publik itu memberikan dampak positif saja, memberikan informasi tentang kebaikan, memberikan informasi untuk membuat masyarakat memiliki wawasan yang lebih luas, melaksanakan amal yang lebih baik, mendapatkan penjelasan tentang mana yang lebih baik dan buruk, mana yang benar dan salah, sehingga umat melakukan amal lebih baik, melakukan aktivitas lebih produktif dan seterusnya.
Munculnya ide untuk membuat film yang di dalamnya terdapat kasus pelecehan yang menyimpang, jelas menunjukkan telah tersebarnya ide liberal. Jauh berbeda dengan konsep Islam. Jika Barat menghendaki kebebasan berperilaku, Islam dengan aturan yang memanusiakan manusia, telah mengatur kehidupan manusia yang berasal dari Allah SWT. Menjauhkan tabiat manusia dengan binatang. Aturan ini baku, tidak akan berubah seiring dengan perubahan zaman.
Islam jelas menjaga kualitas dan kuantitas generasi. Sudah saatnya kita tinggalkan jauh-jauh konsep kebebasan Barat yang menghilangkan tempat aman bagi generasi dan mewujudkan Khilafah Islam yang akan melarang bentuk apapun yang bermaksud menyebarkan ide liberal ditengah kaum Muslim. ****
*Penulis Adalah Alumni Universitas Gunadarma, Jurusan Sastra Inggris