”Kami kembali menuntut keadilan dan kesejahteraan. Keadilan dan kesejahteraan yang dijanjikan oleh Aplikator dan Pemerintah melalui Peraturan-peraturan hanya omong kosong. Perlawanan menolak Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 118 Tahun 2018 Tentang Penyelenggaran Angkutan Sewa Khusus hanyalah sebagian kecil bagian dari perjuangan,”
Jakarta, Lapan6Online : Lagi-lagi demo digelar oleh driver online yang tergabung dalam Komite Aksi Nasional Driver Online (Komando). Massa sekitar 200 orang tersebut menggelar aksi di Depan Istana Negara, Jl. Merdeka Utara, Gambir Jakarta Pusat pada Rabu 10 Juli 2019 sekira pukul 13.15 WIB, dalam aksi tersebut sebagai penanggungjawab adalah Aris dan Erik.
Massa Komando dalam tuntutannya menolak menolak Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 118 Tahun 2018 Tentang Penyelenggaran Angkutan Sewa Khusus hanyalah sebagian kecil bagian dari perjuangan.
Dalam aksinya tidak tampak ada spanduk yang terpampang, hanya
1 (satu) unit mobil sound system dan Bendera Merah Putih, serta Bendera Komando.
Dalam aksinya kali ini massa aksi melakukan orasi-orasi secara bergantian dgn menggunakan mobil sound system dan memarkirkan mobilnya di Jl. Merdeka Utara, Gambir, Jakarta Pusat sehingga membuat arus lalu lintas macet.
Dalam orasinya mereka mengatakan bahwa,”Kami kembali menuntut keadilan dan kesejahteraan. Keadilan dan kesejahteraan yang dijanjikan oleh Aplikator dan Pemerintah melalui Peraturan-peraturan hanya omong kosong. Perlawanan menolak Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 118 Tahun 2018 Tentang Penyelenggaran Angkutan Sewa Khusus hanyalah sebagian kecil bagian dari perjuangan,” teriak mereka.
Ada beberapa tuntutan yang mereka sampaikan, diantaranya :
1. Aplikator harus diatur dan diregulasi mulai dari sistem alur bisnisnya hingga kemitraan.
2. Aplikator wajib bertanggungjawab terhadap segala macam karena mereka mendapatkan keuntungan atau komisi besar dari hasil kerja mitranya yakni potongan 20 %.
3. Tuntut pemerintah untuk membuat aturan yang komprehensif dan menyeluruh, tidak hanya berpihak pada pemodal besar tetapi tetap berlandaskan kepentingan rakyat kecil. Bukan aturan sekelas Kementrian, tetapi di atasnya perijinan mitra-mitranya,
Sementara itu, pada pukul 13.30 WIB, Kanit Intelkam Polsek Metro Gambir melakukan koordinasi dengan Korlap (Koordinator Lapangan,red) Erik bahwa aksinya tidak ada pemberitahuan dari pihak Kepolisian, kalopun aksi tempatnya didepan Taman Pandang dan tidak ada parkir mobil di Jl. Merdeka Utara
Kemudian pada pukul 14.30 WIB, AKBP Johannes Kindangen SIK. MSI (Gambir 1) memberikan himbauan kepada ketiga orator untuk memindahkan mobil yang diparkir didepan Istana negara dan mobil sound agar digeser ke Taman Pandang depan Istana
Selanjutnya pukul 14.40 WIB, Kapolsek Metro Gambir melakukan koordinasi dengan Erik selaku Korlap, agar membubarkan massa aksinya dan diberikan waktu 10 menit namun tidak diindahkan
Sehingga Kapolsek Metro Gambir naik keatas mobil sound sistem dan menghimbau agar massa aksi membubarkan diri serta orator yang diatas mobil diperintahkan turun, namun tidak mau turun.
Akhirnya 3 orang orator yang sedang diatas mobil sound sistem diamankan ke mobil keranjang dan dibawa ke Polres Metro Jakarta Pusat.
Akhirnta pada pukul 15.55 WIB, massa aksi membubarkan diri setelah ada kesepakatan Korlap dengan Kapolsek Metro Gambir bahwa massa aksi yang diamankan dibebaskan. Guntur/Sugeng