Lapan6online.com : Korea Utara (Korut) di bawah kendali adik Kim Jong un, Kim Yo-jong kini berada diambang perang dengan seterunya di selatan. Ketegasan Kim Yo-jong memicu militer Pyongyang bermanuver dalam ancaman perang terbuka dengan Korea Selatan (Korsel) di perbatasan kedua negara.
Terlebih dengan absennya Pemimpin Korut Kim Jong Un, maka Kim Yo-jong, kini jadi sosok yang paling vokal dalam menangani hubungan kedua negara.
Terkait dengan “menghilangnya” Kim Jong un, The Washington Post menyoroti ketegasan Korut yang menolak sepenuhya utusan khusus Korsel yang hendak membahas situasi genting kedua negara.
“Bukan Kim Jong Un melainkan Kim Yo-jong yang menyetujui proposal dari Cheong Wa Dae untuk mengirimkan Penasihat Keamanan Nasional Chung Eui Yong dan Kepala Badan Intelijen Nasional Suh Hoon ke Pyongyang,” tulis media ini, dikutip Lapan6online dari CNBC Indonesia, Senin (22/6/2020).
“Saudara lelakinya (Kim Jong Un) telah benar-benar hilang dalam tiap pernyataan kunci dari Pyongyang beberapa pekan terakhir soal Korsel.”
“Bahkan dialah yang mengancam menghancurkan kantor penghubung antar Korea … Yo Jong juga lah yang menyebut seruan Presiden Korsel Mon Jaei In menjijikan,” tulis media AS itu.
Sinyalemen Struktur Kepemimpinan Baru
Sejumlah spekulasi muncul soal keberadaan Kim Jong Un, di antaranya tengah mempersiapkan peluncuran rudal balistik. Nada juga yang mengatakan Korut memang tengah mempersiapkan struktur kepemimpinan baru.
“Sampai sekarang tidak ada orang ketiga antara militer Korut dan Kim Jong Un, tetapi sekarang ada Kim Yo-jong,” kata politisi Korsel Thae Yong-ho, yang juga mantan diplomat Korut itu di akun Facebook-nya.
“Korut mempromosikan struktur komando baru di mana Kim Yo-jong dapat menggerakkan seluruh negara dengan kata-katanya, memiliki kekuatan untuk menggerakkan partai dan militer serta organisasi luar.”
Spekulasi soal Kim Jong Un sakit juga muncul. Hal ini dikatakan CEO Korea Risk Group yang memproduksi situs web NK News sebagaimana dikutip dari Voice of America.
“Saya pikir itu sangat masuk akal,” katanya. “Kalau tidak mengapa tidak ada orang lain yang mengirim pesan-pesan ini,” ujarnya.
Sebelumnya desas-desus Kim Jong Un sakit parah bahkan meninggal juga sempat muncul di Mei. Ini bermula dari dilewatkannya hari besar pendiri Korut oleh Kim Jong Un.
Namun hal ini terbantahkan dengan kemunculannya sepekan kemudian melalui pemberitaan media. Sementara itu, Rabu pekan lalu, jet pribadi Kim disebut melakukan perjalanan ke Hamhung, Provinsi Hamgyong Selatan.
(*/RedHuge/Lapan6online)