Korupsi Sekarang Lebih Gila dari Rezim SBY, KPK Kemana?

0
131
Dr. Syahganda Nainggolan, Direktur Sabang Merauke Circle,. (foto istimewa).

Jakarta, lapan6online.com : Skandal korupsi kelas atas di Indonesia di era Jokowi disebut lebih gila dan sadis jika dibandingkan era Presiden SBY. Angka-angka korupsi yang tertera dari rezim berganti rezim kian mengganas. Puncaknya adalah korupsi mega korupsi yang terjadi di Jiwasraya.

Aktivis mahasiswa era Orde Baru (Orba), Syahganda Nainggolan menyebutkan, angka korupsi dalam skandal Jiwasraya lebih besar daripada kasus pembobolan Bank Bali di era Presiden Bahaharuddin Jusuf Habibie, dan kasus pembobolan Bank Century di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

“BPK bicara sampai sekarang Rp 17 triliun kerugian negara (Jiwasraya),” sebut Syahganda Nainggolan dalam sarahsehan yang digelar Dewan Nasional Pergerakan Indonesia Maju (DN-PIM) bertajuk ‘Mega Skandal Korupsi Uang Rakyat’, di Jalan Warung Jati Timur Raya, Jakarta Selatan, seperti dilansir kantor berita Politik RMOL.id, Kamis (5/3/2020).

“Kalau dibandingkan masa Habibie itu cuma 400 miliar dolar (Amerika Serikat), semua orang Indonesia heboh. Zaman SBY Bank Century Rp 6,7 triliun orang bilang sudah gila Indonesia. Sekarang, kita gila semua,” sambungnya.

Direktur Sabang-Merauke Institute ini pun mengatakan, kasus Jiwasraya ini masuk ke dalam kategori extraordinary crime atau kejahatan luar biasa. Oleh karenanya tidak tepat jika skandal Jiwaraya Gate ditangani oleh Kejasaan Agung.

“Kejaksaan itu enggak ngurusin persoalan seperti ini. Itu harus DPR ke Pansus dan kemudian KPK turun tangan,” tegasnya.

Namun sayangnya, KPK saat ini tidak menunjukkan tajinya dalam menangani skandal korupsi ini. Padahal, jelasnya, kasus yang melibatkan Direktur PT Hanson Internasional, Benny Tjokrosaputro ini tidak bisa terlepas dari peran penguasa.

Oleh karena itu, menurut Syahganda Nainggolan, korupsi Jiwasraya berpotensi tidak terungkap. Padahal kasus ini berpotensi besar membongkar dugaan penggunaan dana korupsi untuk membiayai kebutuhan Pilpres 2019 oleh salah satu pasangan calon.

“Ini bisa berhadapan, menggali dana-dana politik, itu sudah hukum kekuasaan. Enggak bicara fitnah, karena trennya meningkat dari zaman Habibie, SBY dan sekarang angkanya luar biasa,” tandasnya.

(*/RedHuge/Lapan6online.com)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini