Krisis Pangan Hingga Kelaparan, Semua Kembali Ke Pemimpin Negeri!

0
107
Presiden Gumregah Nusantara, dr. Ali Mahsun Atmo, M. Biomed/Foto : Istimewa
“Gotong royong, saling membeli dan menjual produk rakyat sendiri, tidak ikut-ikutan atau menggandrungi pada IMPOR dari negeri dan bangsa lain,”

Jakarta | Lapan6Online : Ungkapan diatas bukan tanpa alasan, namun realita yang terjadi saat ini. Masyarakat sudah banyak yang menjerit, bahkan mereka pun rela mencari makan meski harus lari terbirit-birit.

“Sebuah bangsa akan maju, berkembang dan unggul, rakyatnya hidup sejahtera dan makmur secara berkeadilan semuanya tergantung kepada kepemimpinan di negerinya. Demikian pula negerinya terancam krisis pangan dan rakyatnya terancam mengalami kelaparan, “ tegas Presiden Gumregah Nusantara, dr. Ali Mahsun Atmo, M. Biomed. merespon peringatan FAO atas tersiko Indonesia alami krisis pangan di Jakarta, pada Sabtu Kliwon (09/05/2020).

“Negeri ini tersubur di dunia, apapun ditanam tumbuh hijau royo-royo semestinya mejamin kecukupan pangan dan gizi seluruh rakyatnya. Bahkan sejatinya negeri ini mampu jadi tumpuhan pangan umat manusia dibelahan bumi lainnya,” singkatnya.

“Kandungan isi bumi dan lautan negeri ini terkaya di dunia seharusnya menjamin harkat dan martabat kemanusiaan bangsanya sejajar dan unggul dengan bangsa lain dibelahan dunia manapun. Negeri ini penggalan surga, negeri pilihan Tuhan yang pada ujungnya kelak akan jadi tumpuhan hidup seluruh umat manusia di dunia. Namun kenyataan saat ini sungguh sangat paradoksal, miskin, bahkan terancam kelaparan dan krisis pangan, “ imbuh Ali Mahsun Atmo, mantan petani padi, jagung, tebu, kedelai, polo pendem, juga mantan peternak ayam, kambing dan sapi di kampung halamannya pinggir utara sungai Brantas Pelosok Desa Betro Kemlagi Mojokerto Jatim.

“Asal mau tidak akan ada krisis pangan dan kelaparan. Disetiap jengkal tanah di negeri ini tumbuh subur tanaman pangan rakyat, bukan hanya padi dan jagung, namun sayur mayur, juga polo pendem semisal ubi-ubian, singkong, telo, kentang, kacang rebus, serta buah-buahan, mangga, pisang, jeruk, dan lainnya. Bahkan segala jenis tanaman untuk kesehatan tubuh semisal kunyit, jahe, temulawak, kencur, lengkuas, sereh dan lainnya. Rerumputan pun subur dimana-mana bisa beternak kelinci, kambing dan sapi atau lainnya. Juga bisa beternak ayam dan ikan pangan rakyat. Lebih dari itu, tanpa modal apapun, lautan di negeri ini melimpah ruah segala jenis ikan dan pangan rakyat lainnya. Namun kenyataannya sungguh sangat memprihatinkan. Oleh karena itu, mari semuanya untuk lakukan upaya suburkan kembali, lestarikan kembali tradisi luhur nenek moyang bangsa kita. Menanam dan beternak dikebun sendiri, serta melaut pangan rakyat dilautan sendiri. Gotong royong, saling membeli dan menjual produk rakyat sendiri, tidak ikut-ikutan atau menggandrungi pada IMPOR dari negeri dan bangsa lain,” tambah Ali Mahsun Atmo dokter ahli kekebalan tubuh jebolan FK Unibraw Malang dan FK UI Jakarta sejak 2011 tinggalkan profesi dampingi pelaku ekonomi rakyat kecil.

“Terjadi atau tidak krisis pangan dan kelaparan tentunya bukan hanya tanggungjawab pemerintah saja, melainkan kewajiban segenap pemangku kepentingan, juga rakyat dan bangsa Indonesia. Namun demikian, semua itu kembali kepada kepemimpinan di negeri ini, “ pungkas Ali Mahsun Atmo yang juga Ketua Umum DPP APKLI. Red

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini