“Ikan lapu merupakan ikan hias air laut yang hidupnya didaerah terumbu karang dan banyak terdapat di perairan tropis Temajuk. Sebutan lain ikan ini, yaitu dragon fish. Ikan ini memiliki racun atau bisa yang dapat menyebabkan kematian,”
Temajuk | Sambas | KalBar | Lapan6Online : Pada Selasa (01/09/2020) Seorang anak warga Desa Temajuk, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, Provinsi Kalimantan Barat, adalah Apri (11), dibawa oleh orangtuanya Walanda (56) menuju Pos Satgas Pamtas Yonif R 641/Bru Temajuk, setelah mengalami luka sengatan ikan lapu pada bagian telapak kaki kiri sekembalinya memancing dari laut, pada Senin (31/08/2020) siang kemarin.
Mendengar keterangan dari orang tua korban perihal luka sengatan ikan lapu, Komandan Pos Temajuk, Letda Inf Erman Harirustaman, segera memerintahkan anggota tamtama kesehatan di posnya, Pratu Jamal, untuk mengobati luka sengatan sengatan tersebut.
Menurut Letda Erman, ikan lapu merupakan ikan hias air laut yang hidupnya didaerah terumbu karang dan banyak terdapat di perairan tropis Temajuk. Sebutan lain ikan ini, yaitu dragon fish. Ikan ini memiliki racun atau bisa yang dapat menyebabkan kematian jika tertusuk durinya.
Walaupun lukanya hanya kecil tetapi jika terlambat ditangani dapat menyebabkan kelumpuhan bahkan kematian. Oleh karena itu, pertama kali harus dibersihkan lukanya guna mengeluarkan patil ikan yang masih tertinggal, selanjutnya diberikan suntikan tetanus dan dilanjutkan pengobatan luka disekitarnya.
Walanda mengucapkan terima kasih atas pertolongan pengobatan yang diberikan oleh anggota TNI kepada anaknya. Ia memgatakan bahwa warga Temajuk sering berobat di Pos TNI Temajuk ini sehingga saat mengetahui anaknya tersengat duri ikan lapu, yang ada dibenaknya hanya dicarikan pengobatan ke Pos TNI.
Dansatgas Yonif R 641/Bru, Letkol Inf Kukuh Suharwiyono dalam keterangannya menyampaikan bahwa di setiap pos Pamtas jajarannya terdapat personel kesehatan dengan dukungan perlengkapan serta persediaan obat-obatan yang mencukupi untuk penanganan luka, infeksi, sakit, dll. Hal ini untuk mengantisipasi perlunya pertolongan pertama kesehatan kepada prajurit di pos tersebut jika mengalami luka atau sakit.
“Namun, jika ada warga sekitar pos yang membutuhkan pengobatan karena situasi darurat, kami siap membantu. Apalagi jika beresiko lumpuh atau nyawa,” jelas Kukuh.
Kukuh menyadari bahwa tenaga dan fasilitas kesehatan di wilayah perbatasan masih sangat terbatas. Puskesmas pun jaraknya cukup jauh, sehingga masyarakat sering berobat ke pos-pos Pamtas TNI terdekat.
“Ini merupakan wujud kehadiran negara di perbatasan dan suatu bentuk Binter yang terus kami pelihara sebagai wujud kedekatan TNI dengan rakyat,” pungkas Kukuh. Ipul
*Sumber : Penmas Satgas Pamtas Yonif R 641/Bru