Jakarta, Lapan6online.com : Lele yang beredar di pasar-pasar di Indonesia rata-rata berwarna hitam bertutul abu-abu. Biasa disebut lele Jumbo, ikan yang satu ini menjadi primadona bagi penikmat pecel lele. Namun di Jepara baru-baru ini dihebohkan dengan munculnya lele berwarna Pink.
Meskipun lele lokal identik dengan warna yang mirip, tetapi lele di Jepara ini disebut-sebut masih keluarga lele Jumbo.
Melansir situs Good News From Indonesia Reporter dari Inews disebutkan, Lele berwarna pink pertama kali dikenalkan oleh peternak lele asal Jepara Jawa Tengah tepatnya di Desa Mindahan, Kecamatan Batealit yakni Nur Fahrudin. Lele yang berwarna pink tersebut akhirnya Nur Fahrudin beri nama dengan Lele Barbie.
Menurut Nur Fahrudin, Lele Barbie merupakan hasil rekaya indukan lele yang biasa namun diberi pakan alami berupa daun pepaya kuning yang dicampur dengan daun singkong. Nur Fahrudin melakukan eksperimen untuk menghasilkan lele yang berwarna berbeda selama empat tahun, yakni mulai tahun 2016 hinga akhirnya pada akhir tahun 2019 indukan telur menghasilkan warna yang berbeda. Nama “barbie” pun diberikan karena seluruh bagian lele memiliki warna jingga bercampur merah muda.
Sekilas, Lele Barbie mirip seperti Lele Albino yang berwarna putih. Namun, menurut Nur Fahrudin, Lele Barbie bukanlah Lele Albino, karena lele albino merupakan jenis lele cacat karena muncul dalam kasus 1-5 ekor dari 1.000 ekor kelahiran. Namun, Lele Barbie adalah jenis yang berbeda, karena Lele Barbie adalah hasil sempurna dari perkawinan dengan merekayasa pakan.
Berdasarkan penelitian yang Nur Fahrudin lakukan, warna pink pada Lele Barbiei tercipta dari daun singkong yang mempunyai unsur zat hijau daun atau klorofil yang ditambahkan dengan kandungan protein dalam ukuran tertentu dan secara terus menerus akan merubah warna ikan lele menjadi pink. Nur Fahrudin merupakan salah satu peternak lele yang tidak terlalu bergantung pada makanan buatan pabrik, melainkan sebisa mungkin menggunakan pakan organik yang dibuat sendiri.
Lele Barbie diketahui sebagai lele yang kaya serat dan memiliki daging yang lebih kenyal dari lele biasa. Selain itu, kulit Lele Barbie mirip seperti ikan nila, ketika dimasak pun rasanya enak. Menurut Nur Fahrudin, Lele Barbie tidak menimbulkan efek samping karena diberi makan dari pakan organik yang dibuat sendiri.
Kini, Nur Fahrudin sudah memasarkan Lele Barbie dan memiliki banyak pembeli. Nur Fahrudin pun berharap hasil eksperimennya dapat menginspirasi peternak-peternak lele di tempa lain.
(*Wihdi Luthfi/Red/Lapan6online.com)