PERISTIWA | NUSANTARA
“Setelah dua tahun tidak mengadakan salat berjamaah di tempat terbuka karena Covid-19, tahun ini oleh pemerintah umat Islam di Jakarta, juga di seluruh Indonesia, diberi ruang untuk mengekspresikan kebahagiannya dalam merayakan Hari Raya Idulfitri. Ini tentu menimbulkan antusiasme yang luar biasa,”
Lapan6Online | Jakarta : Koordinator Komunitas Tionghoa Anti Korupsi (KomTak) Lieus Sungkharisn mengatakan, dirinya ikut merasa bangga dan kagum pada pelaksanaan Salat Idulfitri 1443 Hijriah yang diselenggarakan Pemprov DKI Jakarta di Jakarta International Stadium (JIS), Sunter, Jakarta Utara, pada Senin (2/5/2022).
Ia bahkan menilai, pelaksanaan salat yang dihadiri puluhan ribu orang itu merupakan fenomena ritual keagamaan yang luar biasa.
“Untuk pertama kalinya, JIS yang dibangun Pemprov DKI sebagai stadion berkelas internasional, menjadi tempat pelaksanaan sholat Idulfitri 1443 H. Puluhan ribu jamaah antusias menunaikan sholat Idulfitri di sana. Saya merasa bangga dan kagum atas kesiapan Pemprov DKI dalam penyelenggarakan momen ini,” kata Lieus melalui siaran tertulis, pada Selasa (3/5/2022) kemarin.
Menurut dia, tingginya antusiasme masyarakat untuk Salat Ied di JIS karena disebabkan oleh tiga alasan:
1. JIS yang dibangun dengan biaya sekitar Rp4,5 triliun merupakan stadion baru di Jakarta yang didesain sangat megah dan bertaraf internasional, bahkan digadang-gadang akan menjadi salah satu ikon Jakarta, sehingga mengundang keinginan masyarakat untuk datang ke sana. Apalagi karena Salat Ied pada Senin kemarin merupakan Salat Ied perdana di JIS;
2. Shalat Ied pada tahun 2022 ini merupakan manifestasi kerinduan spiritual umat Islam yang selama dua tahun kesulitan melaksanakan Salat Ied karena pandemi Covid-19 melarang masyarakat berkerumum, apalagi dengan jumlah yang sangat banyak.
“Setelah dua tahun tidak mengadakan salat berjamaah di tempat terbuka karena Covid-19, tahun ini oleh pemerintah umat Islam di Jakarta, juga di seluruh Indonesia, diberi ruang untuk mengekspresikan kebahagiannya dalam merayakan Hari Raya Idulfitri. Ini tentu menimbulkan antusiasme yang luar biasa,” ujar Lieus.
3. Kehadiran Anies Baswedan dalam Salad Ied di JIS, karena Anies saat ini dianggap sebagai representasi pemimpin yang didambakan dan diinginkan masyarakat yang berada dalam barisan oposisi, termasuk umat Islam yang ada dalam barisan itu, sehingga kehadiran Anies dalam Salat Ied di JIS menjadi magnit bagi umat Islam untuk salat di sana khususnya bagi masyarakat yang bermukim di sekitar JIS.
“Saya melihat pelaksanaan Solat Ied yang berjalan khidmat dan tertib itu, yang dihadiri hingga puluhan ribu orang, merupakan fenomena ritual yang luar biasa,” imbuh Lieus.
Ia juga menilai kalau dengan menyelenggarakan Salat Ied di JIS, Anies telah memanjakan warganya. Apalagi karena setelah salat usai, masyarakat diperkenankan untuk melihat-lihat bagian dalam stadion yang megah itu.
Belum diketahui berapa jumlah umat Islam yang Salat Ied di JIS, namun jika melihat foto-foto dan video yang beredar di media sosial, di mana umat Islam yang salat di sana mengular dari jalanan menuju JIS hingga di sekitar stadion itu, diperkirakan jumlahnya sekitar 20.000 orang.
Itu memang jumlah yang fantastis. Apalagi bagi sebuah tempat baru yang sebelumnya belum pernah menyelenggarakan Salat Ied. (*BBS/Red)