Makzulkan Jokowi. Wibawa PDIP, Golkar, Gerindra, Nasdem dan Demokrat terselamatkan!

0
11
Muslim Arbi/Foto : Istimewa

Oleh : Muslim Arbi

OPSI saat ini bagi PDIP adalah mendorong Pemakzulan Jokowi. Pemakzulan Jokowi saat ini adalah langkah penyelamatan wibawa PDIP dan Megawati.

Jokowi itu bukan siapa – siapa. Jika tanpa Megawati. Siapa yang kenal Jokowi. Saat di Solo?

Ketika di pungut dan di bawa ke Jakarta oleh Jusup Kalla dan Prabowo meyakinkan Megawati agar dapat di jadikan Gubernur DKI. Mega luluh dengan permintaan Prabowo.

Akhirnya. Atas dukungan PDIP, Gerinda dan beberapa partai dukung Jokowi sebagai Gubernur DKI.

Megawati dan PDIP juga yang membuat Jokowi dapat menjadi Presiden 9 tahun. Hampir 2 periode.

Saat ini dari manuver Jokowi soal Capres. Dukungan Jokowi terhadap Prabowo dapat dianggap pengkhianatan terhadap PDIP dan Megawati. Karena PDIP telah dukung Ganjar sebagai Capres nya.

Sikap dukungan dukungan beberapa kader PDIP seperti Budiman Sujatmiko dan Efendi Simbolon dianggap pengkhianatan terhadap PDIP.

Mengapa ada kader PDIP seperti Budiman Sujatmiko dan Efendi Simbolon mau mendukung Prabowo? Bisa jadi dua orang itu melihat pencapresan Ganjar oleh PDIP berakibat kegagalan untuk jadi Presiden 2024. Sehingga dengan demikian dua kader itu tinggalkan Ganjar dan beralih dukungan ke Prabowo.

Dukungan Jokowi terhadap Prabowo dan tidak berikan dukungan terhadap Ganjar. Dapat dianggap sebagai pengkhianatan sebagai Petugas Partai. Sikap ini bikin Megawati terluka.

Bagi Jokowi. Melukai Prabowo saat di Pilpres 2014 dan 2019 nampak nya menjadi biasa saja bagi mantan Walikota Solo ini. Tidak ada beban. Bahkan aneh nya hari ini publik melihat Prabowo mengemis minta dukungan Jokowi sebagai Capres.

Saat ini setelah PDIP dan Megawati telah tetapkan Ganjar sebagai Capres, tetapi tidak mendapat dukungan oleh Jokowi. Nampak nya itu hal biasa saja bagi Jokowi.

Kalau Jokowi sakiti Prabowo dan sakiti Megawati hari ini. Bukan sesuatu yang luar biasa.

Surya Paloh yang setia dukung Jokowi hampir 10 tahun saja. Dengan mudah nya Jokowi acak-acak Nasdem. Hanya karena pilihan politik yang beda. Karena capreskan Anies Baswedan.

Airlangga Hartanto, Ketum Golkar dan Mentri yang setia terhadap Jokowi selama hampir 10 tahun di Kabinet Jokowi. Dengan mudah diperiksa Kejagung dalam kasus CPO yang terkesan di cari – cari itu.

Kejaksaan Agung tidak akan periksa Airlangga tanpa izin Jokowi.

Kejaksaan Agung harus periksa Jokowi sebagai Presiden bukan periksa Mentri. Karena tidak ada visi misi Mentri. Yang ada adalah visi misi Presiden.

Jadi potret Jokowi saat ini. Adalah bagaimana memperlakukan Prabowo di 2014 dan 2019. Dan sekarang memperlakukan Suraya Paloh, Airlangga Hartanto dan juga Megawati Soekarnoputri .

Megawati dengan PDIP, Airlangga Hartanto dengan Golkar, Prabowo dengan Gerindra dan Surya Paloh dengan Nasdem nya. Demikian juga Demokrat. Dapat menyambut Desakan Pemakzulan Jokowi.

Lima Partai Besar itu: PDIP, Gerindra, Nasdem di tambah Golkar dan Demokrat sudah dapat memproses Pemakzulan Jokowi di DPR.

Jokowi tidak punya kekuatan apa-apa di Senayan. Megawati-PDIP, Prabowo-Gerindra, Surya Paloh-Nasdem, Airlangga-Golkar, AHY -Demokrat dapat memperlihatkan wibawa Partai nya. Sebagai kekuatan yang dapat memberhentikan Jokowi. Dan Jokowi tidak berdaya apa-apa.

Partai – Partai itu dapat mempertahankan wibawa nya di hadapan Jokowi sehingga tidak mudah Wibawa dan Marwah nya tidak mudah di obok-obok dan di hancurkan oleh Jokowi yang bukan siapa-siapa itu. Margonda, Depok: 29 Juli 2023. (*)

*Penulis Adalah Direktur Gerakan Perubahan dan Koordinator Indonesia Bersatu.