“Di mall bapak biarkan di tempat keramaian yang lain dibiarkan nah kami di masjid, ditutup.. Kemarin rapat dengan Kementerian Agama, kami sampaikan supaya koordinasi dengan BNPB terhadap konteks yang seperti ini. Kalau memang tidak boleh nggak apa-apa. Sementara mall bapak buka. coba datang ke IKEA. Penuh,”
Jakarta | Lapan6Online : Anggota Komisi VIII DPR RI John Kenedy Azis memprotes perbedaan kebijakan yang diterapkan pemerintah, dalam hal ini Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 selama pandemi Covid-19. Kebijakan larangan berkumpul, ujar dia, sepertinya tidak berlaku di pusat-pusat perbelanjaan.
“Di kota Padang sangat luar biasa sekarang. Beberapa hari ini viral Pak. Video di IKEA parkir saja susah. Saking banyaknya orang di IKEA di mal penuh,” kata dia dalam rapat bersama Sestama dan Pejabat Eselon I BNPB, pada Selasa (12/05/2020).
Sementara di tempat lain masyarakat dilarang berkumpul. Terkait hal ini dia mempertanyakan larangan kepada masyarakat untuk berkumpul di rumah ibadah. “Sementara di masjid tetap dikunci. Ada apa?” protesnya.
“Di mall bapak biarkan di tempat keramaian yang lain dibiarkan nah kami di masjid, ditutup.. Kemarin rapat dengan Kementerian Agama, kami sampaikan supaya koordinasi dengan BNPB terhadap konteks yang seperti ini. Kalau memang tidak boleh nggak apa-apa. Sementara mall bapak buka. coba datang ke IKEA. Penuh,” imbuhnya.
Dia juga mengkritik dan membantah klaim BNPB bahwa alat pelindung diri (APD) telah tersedia dan tercukupi kebutuhannya. Sebab faktanya, masih saja ada rumah sakit yang mengeluh kekurangan APD.
“Rumah sakit rumah sakit itu pun masih menjerit kepada kami untuk APD itu makanya dengan tebal muka saya beranikan diri untuk meminta (APD kepada BNPB) buat kami secara pribadi buat apa sama kita. Kita 2,5 bulan di lockdown rumah. tapi untuk kepentingan rakyat kita coba meminta,” urainya.
Anggota Timwas Covid-19 DPR RI ini pun meminta BNPB menyampaikan secara terbuka soal ketersediaan APD. Jangan sampai BNPB justru memberikan harapan kepada pihak rumah sakit bahwa APD tersedia.
“Berdasarkan informasi dari Pak Doni menyampaikan masih ada ratusan ribu APD. Saya memberanikan minta berdasarkan data yang ada di daerah. Tapi seperti apa yang saya minta itu untuk kepentingan pribadi saya bukan untuk rakyat. Jadi saya sedih juga. Nggak apa-apa lah dengan kemampuan ekonomi kita, kita kumpulkan kita menyumbang apa adanya,” tandasnya. [rhm/mdk]
*Sumber : merdeka.com