OPINI
“Butuh aturan yang benar supaya usaha berkah. Maka, manfaatkan hari santri untuk perkembangan ekonomi, solusikah? Jika para santri didorong untuk menjadi wirausaha,”
Oleh : Watik Handayani, S.Pd.,
DALAM peringatan hari santri, Bapak Presiden Jokowi meminta Indonesia menjadi pusat gravitasi ekonomi syariah dunia dan menjadi pemain utama dalam industri halal dunia.
“Saya sudah berkali-kali menyampaikan bahwa Indonesia sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia harus menjadi pemain utama dalam ekonomi syariah dan industri halal di dunia. Indonesia harus menjadi pusat gravitasi ekonomi syariah dunia.” (news.detik.com).
Atas dasar itu, untuk bisa melahirkan para wirausaha Muslim, ia menaruh harapan besar kepada Masyarakat Ekonomi Syariah (MES). Sebagai organisasi keumatan, MES harus mampu menjadi lokomotif pengembangan ekonomi syariah yang membumi dan mampu me
lahirkan lebih banyak dari kalangan santri yang menggerakkan perekonomian yang inklusif.
Karena itu, Jokowi mendorong munculnya lebih banyak enterpreneur, wirausahawan dari kalangan santri dan lulusan pondok pesantren. Orientasi santri seharusnya bukan lagi mencari pekerjaan tetapi sudah menciptakan kesempatan kerja bagi banyak orang, menebar manfaat seluas-luasnya bagi umat.
Yang dikatakan Bapak Jokowi itu ada benarnya, tetapi kenapa hanya bisa berbicara untuk kaum santri harus bersinergi dengan para pemangku kepentingan. Padahal, banyak masyarakat tak mampu membutuhkan pekerjaan untuk mencukupi keperluan hidup. Harusnya pemerintah bisa lebih pokus ke sana.
Sebenarnya, menjadi wirausaha itu butuh modal dan kemampuan ilmu pengetahuan. Butuh aturan yang benar supaya usaha berkah. Maka, manfaatkan hari santri untuk perkembangan ekonomi, solusikah? Jika para santri didorong untuk menjadi wirausaha, karena saat ini yang sedang berkembang ekonomi para Muslim di dunia ternyata bukanlah solusi yang tepat. Pasalnya, akan merampas potensi santri itu sendiri, yakni sebagai penggerak perubahan dari aturan yang salah kepada aturan yang benar yakni aturan Islam.
Harusnya, jika pemerintah menginginkan perekonomian Indonesia berkembang dan ada keberkahan dalam membangun sebuah peradaban, sebaiknya tidak menyodorkan sebagai penggerak ekonomi berdasarkan kapitalis yang lebih mengedepankan keuntungan semata. Lebih baik ke arah perubahan yang menyeluruh yakni sistem ekonomi berdasarkan Islam.
Namun, tetap saja ekonomi kapitalislah yang diterapkan. Adapun momen peringatan hari santri ternyata sedang dimanfaatkan oleh penguasa untuk perkembangan ekonomi. Pasalnya, penduduk Indonesia mayoritas Muslim merupakan salah satu faktor terpenting dalam menggerakkan roda perekonomian Indonesia.
Sebenarnya kita tak mesti memperingati hari santri saja tapi esensi dari hari santri tersebut. Yakni, harus senantiasa tetap mencintai Allah SWT dengan tunduk atas perintah dan larangannya dan terus beramar makruf nahi mungkar. Begitu juga mengungkapkan semua keburukan yang ada di sistem demokrasi kapitalis untuk kembali ke hukum Islam. Hukum Allah SWT yang benar adanya, yang mengatur hidup manusia secara keseluruhan. Sempurna berdasarkan Al-Qur’an karim petunjuk hidup manusia mulia. [*]
*Penulis Adalah Aktivis Dakwah Depok