OPINI | POLITIK
“Negara seharusnya memberikan fasilitas yang lengkap untuk kepentingan masyarakat, seharusnya negara juga mengajak masyarakat untuk tunduk kepada sang pencipta agar masyarakat memiliki keimanan yang kuat sehingga tidak banyak masyarakat yang nekat untuk melakukan bunuh diri,”
Oleh : Dian Nisa
DILANSIR dari tempo.co , fenomena bunuh diri pada usia remaja atau usia dewasa dini sering terjadi saat ini. Pada Oktober ini, sudah ada empat kasus mahasiswa yang diduga bunuh diri.
Kasus terakhir terjadi pada mahasiswi pada Rabu malam, Korban EB yang berusia 24 tahun ditemukan tewas di kamar indekosnya di daerah Tembalang, pada Kamis (12/10/2023) di lahan sekitar rumah warga sekitar pukul 05.30 WIB. Ditemukan seorang pemuda sudah meninggal dunia dengan posisi tergantung di pohon.
Praktisi psikolog keluarga, Nuzulia Rahma Tristinarum mengatakan ada beberapa hal yang bisa memicu fenomena tersebut. Pertama, pola asuh yang membentuk anak-anak sekarang. Pola asuh yang membentuk anak anak sekarang seringkali adalah pola asuh fatherless dan motherless.
Ayah dan Ibu ada tetapi tidak pernah hadir penuh, tidak ada attachment yang kuat dan kurang penanaman prinsip hidup. Anak-anak juga kehilangan figur yang dapat menjadi tauladan. Orang tua tidak memahami bagaimana seharusnya mereka berperan sebagai orang tua, mereka hanya menjalankan peran cukup memberi nafkah dan menghidupi kebutuhan anak saja, sedikit sekali orang tua yang benar – benar menerapkan parenting di keluarganya.
Kedua, banyaknya informasi yang bisa diperoleh dari dunia maya membuat anak kesulitan memfilter isinya. Terlalu banyak terpapar media sosial dapat membuat anak mengikuti apa yang sering dilihat dan didengar oleh mereka. Apa yang buruk dapat dianggap menjadi wajar. Misalnya bullying, self harm, dan bunuh diri.
Kemudian, tuntutan yang terlalu tinggi dari berbagai sisi, baik internal maupun eksternal, akan berdampak pada karakter anak. Kasus bunuh diri tak hanya dilakukan oleh remaja saja namun tak sedikit orang dewasa juga melakukan hal tersebut, dikarenakan faktor ekonomi dan tuntutan hidup.
Tak heran memang di zaman saat ini tingkat kasus bunuh diri semakin marak, karena banyaknya faktor yang menyebabkan bunuh diri semakin meningkat. Salah satu faktor terbesar penyebab kasus bunuh diri meningkat adalah lemahnya iman seseorang dikarenakan agama tidak digunakan sebagai solusi aturan kehidupan, sehingga mental masyarakat saat ini sangat lemah dan rapuh, ditambah lagi peran negara tidak berfungsi sepenuhnya mengurusi ini urusan umat.
Negara memiliki tanggung jawab penuh terhadap keberlangsungan hidup masyarakatnya, negara seharusnya memberikan fasilitas yang lengkap untuk kepentingan masyarakat, seharusnya negara juga mengajak masyarakat untuk tunduk kepada sang pencipta agar masyarakat memiliki keimanan yang kuat sehingga tidak banyak masyarakat yang nekat untuk melakukan bunuh diri.
Tapi sayangnya hal tersebut tidak bisa kita temui di sistem saat ini, karena sistem saat ini adalah sistem kapitalis sekuler yang memisahkan agama dari kehidupan, dimana aturan yang diterapkan dalam sistem ini tidak sesuai dengan fitrah manusia, sehingga wajarlah jika saat ini banyak terjadi kasus bunuh diri.
Sudah seharusnya kita semua sadar bahwa sistem yang terbaik hanyalah sistem Islam, karena hanya sistem Islamlah yang dapat meriayah masyarakatnya. Melalui sistem Islam keimanan masyarakat dijaga, Islam juga memiliki berbagai mekanisme untuk mewujudkan lingkungan yang kondusif untuk menjaga Kesehatan mental rakyat.
Islam juga akan memberi perlindungan atas nyawa manusia, menjaga fitrah manusia,tak hanya itu Islam juga akan memberikan kesejahteraan bagi masyarakatnya, sehingga tidak akan ada masyarakat yang merasakan kesempitan hidup seperti saat ini.
Masyarakat akan punya banyak waktu untuk lebih mendekatkan diri kepada sang pencipta, tujuan masyarakat hidup didunia pun menjadi berubah, bukan cuman hanya mengejar dunia saja tetapi juga mengejar akhirat, sehingga tidak ada lagi masyarakat yang berniat untuk mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri. Itu semua hanya akan terwujud jika kita menerapkan sistem Islam secara kaffah dalam kehidupan bernegara. Wallahu’alam. (*)
*Penulis Adalah Aktivis Dakwah