Martinus Pones,ST, Kadis PUPR Kab.Bengkayang : Kita Kembali Suci dan Saling Memaafkan di Hari Idul Fitri

0
159
Martinus Pones,ST, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Bengkayang, Provinsi Kalimantan Barat/Foto : Ist.

Lapan6OnlineKALBAR | Bengkayang : Tak terasa ya, Ramadhan sudah sampai di pengujung bulan. Umat Islam pun kini diselimuti euforia menyambut Idul Fitri 1444 H, yang biasa kita sebut sebagai hari di mana manusia kembali suci dan saling memaafkan.

Mengingat lagi puasa yang dilakukan saat Ramadhan, dikatakan Martinus Pones,ST, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Bengkayang, Provinsi Kalimantan Barat, kita sudah dilatih menahan lapar, diikuti menahan diri untuk meninggalkan hal-hal yang tidak bermakna, juga disempurnakan dengan ibadah-ibadah lainnya.

“Baik itu ibadah tarawih di malam hari, bersedekah, silaturahmi, semua itu sudah dilalui dan Insya Allah kita mendapatkan kebaikan yang hakiki,” ujar Martinus Pones,ST.

Kembali suci setelah puasa Ramadhan
Martinus Pones,ST menerangkan, orang yang berpuasa akan mendapat dua kebahagiaan, menurut yang pertama, berbahagia ketika buka puasa setelah menahan haus, lapar, dan hawa nafsu seharian. Disampaikan juga, janji Allah SWT lewat lisan Nabi Muhammad SAW:

“Siapa saja yang berpuasa di bulan Ramadhan dengan dasar iman, dan berharap pahala dan ridha Allah, maka dosanya yang lalu pasti diampuni.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dalam riwayat lain: “Siapa saja yang melakukan qiyam (di malam hari) Ramadhan dengan dasar iman, dan berharap pahala dan ridha Allah, maka dosanya yang lalu pasti diampuni.”

Dijelaskan Martinus Pones,ST, ini berarti kita kembali dalam keadaan bersih, suci atau fitri di hadapan Allah, seperti saat Si Kecil lahir.

“Selesai Ramadhan, kita kembali dalam keadaan fitrah berarti dengan Allah kita sudah suci, sudah bersih dosa-dosanya,” ucapnya.

Makna saling memaafkan
Kebahagiaan kedua orang berpuasa Ramadhan, Martinus Pones,ST melanjutkan, adalah momen menjalin silaturahmi saat Idul Fitri. Kita berkumpul dengan keluarga, bertemu dengan para tetangga, bertegur sapa, dan saling memaafkan dengan hati yang suci.

“Itu adalah saat yang paling membahagiakan, semua persoalan tampaknya lepas. Itulah Hari Raya Fitri dan itulah bentuk rasa syukur kita,” tuturnya. (*Yulizar)