Megawati : Saya melihat ibu-ibu itu, Kenapa toh Seneng banget ngikut pengajian?

0
13
Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri

Lapan6Online : Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri mengaku heran melihat banyak ibu-ibu yang gemar mengikuti pengajian. Dia mempertanyakan, bagaimana nasib anak mereka jika sering ditinggal untuk mengikuti kegiatan keagamaan tersebut.

“Saya melihat ibu-ibu itu, maaf ya sekarang kan kayaknya budayanya, beribu maaf jangan lagi nanti saya di-bully, Kenapa toh Seneng banget ngikut pengajian?,” katanya dalam acara Kick Off Pancasila dalam Tindakan ‘Gerakan Semesta Berencana Mencegah Stunting’, pada Kamis, (16/02/2023).

“Maaf beribu maaf, saya sampai mikir gitu ini pengajian ini sampai kapan ya? Anaknya mau diapain?,” ujar Megawati Soekarnoputri menambahkan.

Meski begitu, dia menekankan bahwa tidak melarang ibu-ibu mengikuti pengajian. Namun, dia berharap para ibu akan mengutamakan keluarga, terutama mengurus anak.

“Boleh (pengajian), bukan nggak berarti boleh, saya pernah pengajian kok. Maksud saya, nanti Bu Risma saya suruh, nanti Ibu Bintang saya Suruh, tolong bikin manajemen rumah tangga, kekeluargaan itu,” tutur Megawati Soekarnoputri.

Tidak hanya itu, dia juga menyebut dirinya sebagai manusia yang unik. Salah satu alasannya adalah karena Megawati Soekarnoputri merupakan anak dari Presiden Pertama Indonesia, Soekarno.

Menurut Megawati Soekarnoputri, ayahnya merupakan proklamator, dan menjadi sosok yang terkenal di dunia. Selain itu, Soekarno menjadi sosok yang sangat visioner, terlihat dari beberapa arsip yang tersimpan rapi di Badan Pengarah Ideologi Pancasila (BPIP).

“Saya sering mengatakan pada diri saya, saya ini manusia unik di Indonesia. Supaya tahu dulu sedikit CV saya. Saya ini anak Presiden Soekarno, presiden pertama RI,” ucapnya.

“Ini bukannya menyombongkan diri, tidak. Itu realita sejarah. Monggo kalau enggak percaya. Saya ketika ditugasi di BPIP karena ternyata banyak sekali arsip itu yang tidak pernah diceritakan kepada seluruh RI,” kata Megawati Soekarnoputri menambahkan.

Selain menjadi anak seorang presiden, dia juga ‘pamer’ pernah menjabat beberapa jabatan penting di Indonesia. Dia pernah menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), wakil presiden (wapres), dan menjadi presiden.

“Jangan bilang, ‘Wah, Ibu mega suka menyombongkan diri’. Ndak, itu benar pengalaman hidup saya,” ujar Megawati Soekarnoputri.

Rekam Jejak Megawati Soekarnoputri
Megawati Soekarnoputri merupakan Presiden ke-5 Indonesia pada periode 2001-2004. Dia juga merupakan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) sejak 1998 sampai saat ini.

Pemilik nama lengkap Diah Permata Megawati Setiawati Soekarnoputri memutuskan masuk ke dunia politik dengan bergabung bersama Partai Demokrasi Indonesia (PDI) pada 1987. Dia mencalonkan dan terpilih menjadi anggota DPR periode 1987-1992.

Karier politik Megawati Soekarnoputri pun mulai menanjak dengan terpilih menjadi Ketua Umum PDI. Namun, keterpilihan itu ditentang oleh pemerintahan Presiden Soeharto.

Pemerintah kemudian memilih Soerjadi untuk menjadi Ketua Umum PDI. PDI pun terpecah menjadi dua kubu, yaitu Megawati Soekarnoputri dan Soerjadi, dengan puncak bentrokan fisik perebutan kantor pusat PDI di Jalan Diponegoro, Jakarta.

Akibat perpecahan itu, Megawati Soekarnoputri tidak dapat mengikuti Pemilihan Presiden pada 1997. Pada 1998, masa pemerintahan Presiden Soeharto selesai, dan PDI yang dipimpin Megawati Soekarnoputri berganti nama menjadi PDI-Perjuangan (PDIP) serta mengganti lambangnya berlambang banteng hitam moncong putih.

PDIP kemudian memenangkan Pemilihan Umum Tahun 1999, tetapi Megawati Soekarnoputri kalah sebagai calon Presiden pada Sidang Umum Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Dia pun menjadi wakil dari Presiden Aburrahman Wahid (Gus Dur).

Pada 23 Juli 2001, MPR secara aklamasi memilih Megawati Soekarnoputri sebagai Presiden ke-5 Indonesia untuk masa periode 2001 sampai 2004. Dia menjadi perempuan pertama yang jadi Presiden di Indonesia.

Selama masa pemerintahanya, Megawati Soekarnoputri membentuk Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada 2003. Dia juga melakukan kebijakan privatisasi BUMN pada 2003.

Dia pun mengusulkan agar pemilihan presiden (Pilpres) dijalankan secara demokratis, dengan langsung dipilih oleh rakyat. Selain itu, Megawati Soekarnoputri juga berhasil menangkap pelaku kasus Bom Bali I dan II.

Setelah habis masa jabatannya, dia kembali mencalonkan diri sebagai presiden bersama Hasyim Muzadi dalam Pilpres 2004. Namun, Megawati Soekarnoputri kalah dari Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Belum menyerah, pada 2009, Megawati Soekarnoputri kembali mencalonkan diri sebagai presiden bersama Prabowo Subianto. Namun, dia kembali kalah dari SBY yang akhirnya melanjutkan masa pemerintahan pada 2009-2014. (*PR/BM/Red)

*Sumber Berita / Artikel Asli : Pikiran Rakyat