Memilukan! Kado Pahit Guru Honorer

0
12
Foto : Net

OPINI | POLITIK

“Di awal tahun ajaran baru yang seharusnya mereka memiliki semangat baru, mereka malah mendapatkan kado pahit berupa pemecatan sepihak,”

Oleh : Puput Ariantika, S.T.

Dİ AWAL tahun ajaran baru, ratusan guru honorer DKI Jakarta dikejutkan dengan surat pemecatan. Hari pertama mengajar di tahun ajaran baru menjadi hari terakhir mereka mengajar. Alasan pemecatan adalah cleansing atau bersih-bersih guru honorer.

Kepala bidang advokasi perhimpunan, pendidikan dan guru (P2G) mengatakan ada 107 guru honorer yang dipecat dan cleansing guru honorer sudah dibagikan dalam bentuk formulir 5 Juli lalu untuk diisi oleh para guru honorer. (Liputan6.com, 17 Juli 2024)

Dinas pendidikan DKI Jakarta menjelaskan bahwa itu bukalah pemecatan tetapi hanya pembersihan guru honorer yang tidak terdata oleh dinas. Karena menurut kepala dinas pendidikan DKI Jakarta ada mekanisme seleksi yang dilakukan sebelum pada akhirnya diizinkan guru itu mengajar. Karena saat ini guru honorer yang mengajar bukan melalui dinas pendidikan. Sehingga penggajian dilakukan dengan menggunakan dana bos. (Kompas.com, 17 Juli 2024)

Ada syarat khusus yang berlaku untuk guru yang digaji melalui dana bos. Diantaranya guru honorer bukan ASN, terdata dalam dapodik, memiliki NUPTK dan tidak memiliki tunjangan. Nah dari kriteria itu ratusan guru honorer itu tidak memenuhi syarat. Tambah lagi ada temuan oleh BPK pada tahun 2023 ada 400 sampling data yang tidak memenuhi aturan di dalam dana bos. (Tribunnewsdepok.com, 17 Juli 2024)

Beginilah nasib para pendidik di dalam sistem kapitalisme. Para penguasa dengan bebas bertingkah tanpa memikirkan nasib orang lain. Di awal tahun ajaran baru yang seharusnya mereka memiliki semangat baru, mereka malah mendapatkan kado pahit berupa pemecatan sepihak. Kerja keras mereka selama ini tidak dihargai.

Mereka telah mengajar lebih dari empat tahun bahkan ada yang enam tahun. Bukannya memikirkan untuk kesejahteraan mereka dengan mengangkat mereka menjadi PNS, malah menambah penderitaan para pahlawan tanpa tanda jasa tersebut.

Jika pemerintah ingin melakukan pembersihan guru honorer maka seharusnya pemerintah melakukannya di akhir tahun ajaran dan ada informasi sebelumnya. Seperti surat pemberitahuan. Sehingga di saat musim liburan para guru honorer yang dipecat bisa mempersiapkan diri.

Langkah seperti apa yang harus diambilnya untuk melanjutkan kehidupannya. Apakah mulai mendaftar di sekolah swasta atau melakukan hal lain untuk bisa bekerja dan melanjutkan kehidupannya. Walaupun tidak menyelesaikan masalah seutuhnya untuk mereka. Jadi pemecatan sepihak dan tanpa informasi ini adalah hal yang tidak manusiawi di tengah himpitan ekonomi saat ini.

Memang keputusan yang mendadak dari penguasa bukan hal rahasia. Bahkan banyak dari kebijakan yang dibuat menambah penderitaan rakyat. Sepertinya para penguasa tidak senang jika rakyat hidup tenang atau hanya sekedar menikmati hidup.

Padahal sesungguhnya posisi guru honorer ini sudahlah sulit. Mereka digaji dengan murah dan pemberian gaji dilakukan pertiga bulan. Tugas mereka banyak, dengan mudahnya dinas pendidikan melakukan pemecatan sepihak karena alasan administratif yaitu tidak terdata di dinas pendidikan DKI Jakarta. Jika dipikir kan solusi sederhananya ya tinggal minta data dari sekolah untuk diinput ke data dinas pendidikan. Selesai tanpa harus memecat.

Sikap penguasa kapitalis yang tidak memikirkan nasib para guru terkhusus guru honorer harusnya membuka mata kita bahwa kondisi hidup saat ini tidaklah baik-baik saja. Kita harus menyadari bahwa tatanan kehidupan ini rusak. Tatanan hidup kapitalis ini yang menghargai posisi guru. Padahal guru memiliki posisi strategis dalam membangun generasi mendatang.

Maka dari itu marilah kita kembali kepada sistem buatan Allah SWT yaitu Islam. Islam adalah sistem hidup yang memuliakan manusia, termasuk guru. Islam punya sistem pendidikan yang menjamin kesejahteraan para guru. Bahkan tidak ada perbedaan antara guru honorer, guru swasta dan guru pns di dalam Islam.

Sejarah telah membuktikan bagaimana Islam menghargai para guru dan ulama. Bukan hanya digaji dengan gaji yang besar tetapi juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang baik berupa perumahan, pembantu dan transportasi. Bahkan para guru juga difasilitasi dengan berbagai sarana demi pengembangan potensi diri. Sehingga para guru hanya akan berfokus pada proses mendidik generasi penerus bangsa. Jadi wajarlah bahwa banyak lahir pada ilmuwan Islam yang ilmunya berguna sampai sekarang karena mereka dididik oleh guru terbaik pad masa Islam. Wallahu’alam. (**)