“Jika sudah ada pesta pengemposan, pilih pemimpin terbaik sesuai hati nurani anda, coblos selesai. Salah satu pemimpin terbaik itu dapat dilihat oleh komunitas prestasinya. Lalu ada juga catatan tentang tugasnya bertugas,”
Oleh : H. D. Budiharto, S.Psi., M.M.
Jakarta – Lapan6Online : Di masa lalu, pemimpin adalah bos. Tetapi sekarang, para pemimpin harus menjadi mitra bagi mereka yang dipimpin. Pemimpin tidak bisa lagi hanya memimpin dengan kekuatan struktural belaka. Jika ingin menjadi seorang pemimpin, jangan pernah mengabaikan suatu keharusan untuk melayani semua demi kesejahteraan, kebahagiaan, dan kecemerlangan mereka yang engkau pimpin.
Menjelang pelaksanaan Pilleg dan Pilpres bersamaan 2019, saya berharap pada seluruh aparat pemerintahan utamanya didaerah-daerah, aparat kecamatan, kepala desa, aparat desa, kepada teman-teman desa, untuk tidak mengambil isu yang dilontarkan oleh politisi yang tidak benar.
“Jika sudah ada pesta pengemposan, pilih pemimpin terbaik sesuai hati nurani anda, coblos selesai.”
Salah satu pemimpin terbaik itu dapat dilihat oleh komunitas prestasinya. Lalu ada juga catatan tentang tugasnya bertugas.
Sosoknya bukan hanya dibutuhkan untuk mengatur jalannya tata kehidupan sesuai norma tapi lebih dari itu seorang pemimpin harus punya kualitas untuk mempengaruhi rakyatnya dan jika perlu mempengaruhi dunia.
Kehadiran seorang pemimpin juga membawa banyak perubahan melalui kualitasnya. Tidak heran sampai sekarang ada beberapa pemimpin yang diingat sepanjang waktu.
Indonesia sedang bergerak mencari pemimpin Historiografi politik Indonesia menempatkan figur pemimpin sebagai penentu arah bangsa untuk berkiprah para penegak kemerdekaan sejatinya menggoreskan fatwa tentang bagaimana melahirkan pemimpin sejati.
Saat ini Indonesia membutuhkan visi yang kuat dan visioner serta memiliki solusi atas masalah negara. Presiden yang berdaulat adalah jawaban atas masalah mendasar bangsa, yaitu korupsi, mentalitas birokrasi, dan krisis infrastruktur. Indonesia membutuhkan pemimpin yang tidak hanya populer, tetapi juga berani mengambil risiko untuk kepentingan rakyat.
Pemimpin sejati adalah mereka yang berjuang untuk politik nasional, bukan politik kekuasaan. Perkembangan politik Indonesia sekarang lebih terperangkap dalam politik kekuasaan, yang menempatkan kursi sebagai kepentingan pribadi dan kelompok, bukan aspirasi rakyat.
Mereka yang berjuang untuk kekuasaan pada akhirnya hanya parasit untuk kedaulatan negara ini. Namun, mereka yang berjuang dengan visi politik nasional itu akan membawa harapan. ****