Selama latihan, diberi nama sandi “Steadfast Noon”, personel militer menggunakan pesawat tempur yang dapat dilengkapi dengan senjata nuklir jika terjadi perang.
Lapan6online.com : Cukup mengejutkan jika NATO diam-diam melakukan latihan skenario perang nuklir di Jerman. Penggalian menyeluruh terkait kemungkinan perang nuklir mengemuka sejak runtuhnya perjanjian nuklir antara negara-negara produsen bom paling mematikan tersebut.
Latihan perang yang dilaporkan diadakan beberapa bulan setelah runtuhnya Perjanjian Nuklir Jangka Menengah (INF) antara Rusia dan AS, didorong oleh langkah Washington yang menarik diri dari perjanjian pada 2 Agustus 2019, dirilis Sputniknews.com pada tanggal 19 Oktober 2019 yang dikutip JakartaGreater.
Sekutu NATO mengadakan latihan militer rahasia di Jerman, yang bertujuan untuk menggali skenario perang nuklir, surat kabar Jerman Kronen Zeitung melaporkan. Selama latihan, diberi nama sandi “Steadfast Noon”, personel militer menggunakan pesawat tempur yang dapat dilengkapi dengan senjata nuklir jika terjadi perang.
Luftwaffe dalam latihan diwakili oleh Jet tempur Tornado dari 33 Skuadron Taktis; itu ditempatkan di Pangkalan Udara Buchel tempat bom nuklir B61 buatan AS saat ini disimpan. Dalam keadaan darurat, hulu ledak B61 akan dipasang di Tornado sebagai bagian dari “partisipasi nuklir” Jerman dalam misi NATO untuk melawan musuh, menurut Kronen Zeitung.
Runtuhnya Perjanjian INF
Surat kabar itu mengklaim bahwa “bahaya skenario perang nuklir saat ini jauh lebih tinggi dari pada dalam 3 dekade terakhir” karena runtuhnya Perjanjian Pasukan Nuklir jarak menengah (INF)antara AS dan Rusia musim panas ini.
Kedua negara telah berulang kali menuduh satu sama lain melanggar perjanjian Era Perang Dingin, dan mengumumkan pada Februari 2019 bahwa mereka akan menangguhkan keikutsertaannya dalam perjanjian pengendalian senjata, AS secara resmi menarik diri dari perjanjian pada 2 Agustus 2019.
Rusia mengatakan tuduhan mereka melanggar Perjanjian INF tidak berdasar dan menuduh AS melanggar perjanjian dengan mengerahkan sistem pertahanan di Eropa dengan peluncur yang mampu menembakkan Rudal jelajah pada jarak yang dilarang berdasarkan perjanjian.
Ditandatangani pada tahun 1987, Perjanjian INF mengharuskan kedua negara untuk menghilangkan dan menahan diri secara permanen dari pengembangan Rudal balistik dan arsenal darat yang diluncurkan dengan jangkauan 500 hingga 5.500 kilometer (310 hingga 3.417 mil). Demikian dilaporkan.
(*/RedLapan6)