Lapan6online.com : YAA Ikhwah, apa yang sesungguhnya terjadi fii Biladi Syam, meliputi Yaman- Palestina-Suriah merupakan pemanasan sebelum terjadinya Hamlahtul Qubra.
Yaa Ikhwah, bekali diri, keluarga dan kaum Muslimin fii aimakanin dengan berpegang teguh kepada Kitabullah waa Sunnati Rasulih.
Kisah pasukan Gajah Abrahah saat ini tergambarkan pada kekuatan militer Washington, Moskow, dan Beijing. kita semua mengetahui hanya tiga negara ini yang memiliki produktivitas persenjataan paling mukhtahir abad ini.
F-35 AS, SU-35 Rusia, J-20 China merupakan pesawat tempur berteknologi tinggi, ketiganya juga sedang berlomba untuk mengembangkan persenjataan hulu ledak nuklir hipersonik, Moskow menyebut miliknya “Avangard”.
Wallahi, sebagai Mukmin kita tidak akan pernah sedikitpun cuit dengan segala daya kekuatan yang mereka miliki. “Laa Hawlaa Walaa Quwwata Illa Billah”, kelak yang akan membinasakan mereka berkeping-keping adalah mukjizat Al-Qur’an.
Yaa Ikhwah, apapun posisi antum saat ini, persiapkanlah bekal kemukjizatan tersebut, teknis operasionalnya telah dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam.
Cita pembebasan Al-Aqsha tidak cukup dengan sikap reaktif atau dengan infaq sekadarnya, belum lahir sebuah resolusi dengan berpidato di depan anggota DK-PBB, apalagi hanya dengan berlisan busa di depan Kedubes AS.
Yakinlah, pejuang pembebas Al-Aqsha itu bukan dari negara-negara Arab ataupun Turki, biiznillah ia akan lahir dari semenanjung timur Indonesia.
Bapak Presiden Joko Widodo telah menyatakan secara tegas dalam KTT Luar Biasa OKI tahun 2016, dalam konferensi tersebut telah menghasilkan Deklarasi Jakarta, beberapa di antaranya adalah meminta penghentian pendudukan di atas bumi Palestina dan menyerukan pemboikotan segala jenis produk Zionist Israel.
Kesemuanya itu hanya bagian dari usaha dan upaya manusia, memperjuangkan pembebasan Al-Aqsha harus terukur, sistematis, dan sistemik. Kembali kepada Minhajin Nubuwwah adalah kunci kemenangan Pertarungan Besar yang terakhir.
Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan atas segala makar orang-orang kafir. “Wama karu wama karallah”, kita merancang, Allah juga merancang. “Wallahu khairul makirin”, tetapi perancangan Allah itu lebih baik. (Ali Imran : 54). (*)
Melaka, 5 Rabiul Akhir 1441 H
*Penulis Al Faqir Ahmad Syakir.
*Sumber Publish: Surat Pembaca di situs Hidayatullah.com