Paris, Lapan6online.com : Sebagai basis kekuatan nuklir di Eropa, Prancis tercatat sebagai pengguna rudal nuklir dunia setelah Amerika, Soviet, Inggris dan China. Uji coba bom nuklir Prancis di Mururoa pulau atol paling terpencil di area Polinesia, tahun 1966 sampai dengan 1996 sukses menempatkan Prancis menjadi negara dengan kekuatan nuklir besar dengan lebih dari 200 kali uji coba.
Meski senjata nuklir Prancis masih di bawah kekuatan nuklir AS, Rusia dan China yang mendukung Triad nuklir darat, laut dan udara, militer Prancis tetaplah bagian dari kekuatan NATO. Prancis dikenal hanya mendukung dua sistem Serang nuklir. Hanya laut dan udara yang diakomodir militer Prancis dengan kekuatan jet tempur, Kapal Induk dan Kapal Selamnya.
Meregenerasi kekuatan militernya, pada tahun lalu, secara resmi, Prancis sukses meluncurkan Kapal Selam serang nuklir jenis baru dari Klas Suffren. Peluncuran ini merupakan langkah perubahan bagi Angkatan Laut Perancis, yang secara resmi dikenal sebagai Marine Nationale.
Seperti dilansir situs nasional jejaktapak, Prancis sudah mengoperasikan pasukan kapal selam serang nuklir, yang menempatkannya di papan atas angkatan laut dunia. Tetapi kapal Kelas Rubis yang mereka gunakan saat ini secara signifikan lebih kecil daripada rekan-rekannya milik Amerika dan Inggris. Selain itu Rubis juga merupakan kapal selam generasi yang lebih tua. Suffren hampir pasti akan menutup celah kelemahan Prancis di antara sekutu NATO yang dikabarkan mampu meluncurkan rudal balistik nuklir M51.
Suffren adalah yang pertama dari 6 jenis kapal Barracuda untuk Angkatan Laut Prancis. Dia mulai dibangun Desember 2007 dan diluncurkan pada Juli 2019 lalu. Kapal berhasil menyelesaikan tes menyelam statis pada 28 April 2020.
Dengan bobot sekitar 5.000 ton kapal ini sekitar dua kali ukuran kelas Rubis. Dan lebih besar dari jenis non-nuklir yang beroperasi di seluruh dunia. Namun dia masih lebih kecil daripada Kelas Astute Inggris yang berbobot sekitar 7.000 ton dan Kelas Virginia Amerika yang menggusur sekitar 8.000 ton.
Menurut pakar kapal selam H I Sutton dalam tulisannya di Forbes 2 Mei 2020, satu kelemahan dari ukuran yang lebih kecil ini adalah bahwa Suffren dapat membawa lebih sedikit senjata. Dengan pertimbangan kapal selam bertenaga nuklir dibangun menjadi predator untuk menenggelamkan begitu banyak kapal perang musuh, sedikitnya torpedo akan menjadi persoalan.
Ini berlaku bagi Suffren yang membawa jumlah senjata yang sama dengan kapal selam non-nuklir. Muatan maksimumnya sekitar 24 senjata adalah sekitar 60% dari kelas Virginia dan Astute.
Namun torpedo yang dibawa akan sangat modern. Torpedo kelas berat F-21 Artemis baru berasal dari tipe Black Shark Italia. Kapal juga akan dapat membawa rudal anti-kapal SM-39 Exocet dan rudal jelajah MdCN yang baru. Senjata yang terakhir ini memberikan kapal selam kemampuan serangan strategis ke sasaran darat yang jauhnya ratusan mil. Ini akan menjadi pertama kalinya kapal selam Angkatan Laut Prancis dilengkapi dengan rudal jelajah serangan darat.
Salah satu fitur yang menarik adalah bahwa kru akan jauh lebih kecil daripada kapal selam Amerika dan Inggris. Berkat peningkatan otomasi, kru berkurang dari 70 di kelas Rubis menjadi hanya 65. Jumlah ini jauh di bawah Kelas Astute dengan 98 kru dan 135 di atas kapal Kelas Virginia.
Di zaman ketika pasukan kapal selam barat berjuang untuk mempertahankan kapal selam, kru yang lebih kecil mungkin menjadi berkah. Tantangannya adalah apakah kru yang sedikit akan cocok untuk patroli lama yang biasa dilakukan untuk kapal selam nuklir. Lebih banyak kru akan mengurangi kelelahan kru dan membuatnya lebih mudah untuk melakukan perbaikan yang sedang berlangsung.Ini eksperimen yang menarik dan terlalu dini untuk disimpulkan.
Suffren memiliki ruang untuk 15 pasukan khusus sehingga ranjang mereka mungkin dikorbankan untuk kru tambahan jika tidak sesuai rencana.
Tetapi bagaimanapun tidak ada keraguan bahwa Kelas Suffren adalah desain yang sepenuhnya mampu yang membawa Angkatan Laut Prancis lebih dekat ke kemampuan Amerika dan Inggris. Kapal selam ini akan menambah dimensi baru untuk Angkatan Laut Prancis dan memperkuatnya menempatkannya di tingkat atas angkatan laut dunia.
(*/RedHuge/Lapan6online)