Mengupas Nenek Moyang Rudal Balistik Modern, Roket V-2 Nazi

0
612
Roket V-2 atau dalam bahasa Jerman disebut Vergeltungswaffe 2. (foto Net)

Lapan6online.com : Mengupas senjata peluru kendali (rudal) balistik tak bisa dilepaskan dari teknologi roket yang pertama kali dibuat oleh Hitler dengan kekuatan militer Nazi Jerman, Roket V-2 atau dalam bahasa Jerman disebut Vergeltungswaffe 2.

Roket ini telah menginspirasi berbagai roket modern termasuk roket Saturn V yang dipergunakan dalam perjalanan ke bulan.

Secara mengerikan, ribuan roket tipe ini diluncurkan sebagai senjata oleh militer Jerman untuk membidik sasaran dari pasukan Sekutu dalam Perang Dunia II, mengakibatkan kematian ribuan orang dari pihak militer dan penduduk sipil, dan menewaskan tidak kurang dari 20,000 orang di Mittelbau-Dora selama proses pembuatan.

Kisah tentang salah satu temuan teknologi terpenting di abad ke-20 ini kerap diperingati, namun, alih-alih dirayakan, peringatan hari lahirnya V-2 justru akan membangkitkan trauma buruk.

Teror Bagi Inggris

Mengutip Daily Mail, Rabu 3 Oktober 2012 adalah peringatan ke-70 sejak Roket V-2 diluncurkan. Senjata yang dikembangkan para ilmuwan Adolf Hilter itulah yang membuat penduduk Inggris dicekam teror selama Perang Dunia II.

Roket, yang diketahui sebagai rudal balistik tempur berdaya jangkau panjang, juga merupakan artefak buatan manusia pertama yang ke luar angkasa, saat kali pertamanya didemonstrasikan 3 Oktober 1942.

Hingga akhir Perang Dunia II, kurang dari tiga tahun setelah demonstrasi itu, V-2 ditembakkan ke Inggris lebih dari 1.400 kali (Wikipedia mencatat 3.000 lebih serangan, mengakibatkan kehancuran di titik manapun ia menghantam. Serangan di Inggris, dan target lainnya, termasuk Antwerp di Belgia, diperkirakan menewaskan 7.250 personel militer dan warga sipil.

Tak hanya itu, 12.000 pekerja paksa terbunuh dalam produksi senjata tersebut, yang dibuat di pabrik Mittelwerk, Jerman. Para pekerja yang tewas adalah para tawanan di kamp konsentrasi terdekat, total korban diperkirakan 20.000 lebih.

Roket berbahan cair itu bisa menjangkau jarak 50 mil, sering digunakan Wehrmacht, satuan Angkatan Bersenjata Jerman dari 1935-1945, sejak September 1944. Rudal pertama yang ditembakkan ke Inggris mendarat di Chiswick, London Barat, membunuh seorang nenek berusia 63 tahun, bocah perempuan usia 3 tahun, dan anggota Royal Engineer.

Serangan terus dilancarkan, namun baru pada 8 November tahun itu, Jerman secara resmi mengumumkan penggunaan V-2. Dua hari kemudian, Perdana Menteri Winston Churchill bicara depan parlemen, bahwa Inggris telah menjadi sasaran roket “sejak beberapa minggu terakhir”.

Sebulan kemudian, 160 orang tewas, 108 lainnya terluka parah saat V-2 meledak di pusat perbelanjaan Woolworth, di New Cross, tenggara London.

Saat Jerman di ambang kekalahan, V-2 justru makin sering digunakan. London menjadi target 1.300 rudal, roket juga menyasar Norwich dan Ipswich. Juga di Kent, salah satu korban adalah Ivy Millichamp (34) yang tewas 27 Maret 1945. Perempuan malang itu adalah warga Inggris yang terakhir tewas akibat serangan rudal V-2.

Nenek moyang roket modern

Roket V-2 sangat mahal diproduksi kala itu, saat militer Jerman membutuhkan senjata yang murah, efektif, dan bisa diproduksi massal.

Kendati demikian, ia lebih cepat dan mampu menjangkau jarak yang lebih luas. Rudal itu juga tidak membutuhkan tempat peluncuran khusus, yang penting permukaannya padat. Dikembangkan ilmuwan Jerman sebagai cara untuk menghantam target milik Sekutu dari jarak jauh. Ia adalah rudal balistik berdaya jangkau panjang pertama di dunia.

Dengan berat hampir 14 ton, misil itu diluncurkan secara vertikal, dan bisa menjelajah dengan kecepatan 3.500 mph, dan menghantam target sejauh 200 mil.

Di balik sejarahnya yang penuh darah dan kekejaman, V-2 adalah nenek moyang dari semua jenis roket modern, termasuk yang digunakan manusia untuk menjelajah luar angkasa, dunia lain di luar Bumi.

Pasca perang, Inggris, AS, dan Uni Soviet mendapatkan akses desain teknis V-2, yang merupakan teknologi paling maju di eranya. Para ilmuwan dan insinyur di balik pembuatannya memainkan peran kunci dalam program luar angkasa pasca perang AS dan Uni Soviet.

Salah satunya, Werner von Braun, direktur stasiun penelitian Hitler di Peenemunde, setelah ditangkap oleh sekutu, ia menjadi warga negara AS dan terlibat dalam program luar angkasa AS. Demikian Daily Mail.

(*/RedHuge/Lapan6online)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini