Menyoal Pariwisata Mendongkrak Ekonomi Perempuan?

0
20
Oleh : Sutiani, A. Md/Foto : Ist.

OPINI

“Dunia pariwisata memang sangat menggiurkan jika dibahas, karena selain mengandung nilai estetika yang indah, juga memiliki nilai keuntungan yang sangat menjanjikan dari setiap para wisatawan yang datang baik lokal maupun internasional,”

Oleh : Sutiani, A. Md

SAAT menyampaikan pengantar di hadapan wakil sekira 40 negara partisipan dalam The 2nd UN Tourism Regional Conference on the Empowerment of Women in Tourism in Asia and The Pacific, Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf) Angela Tanoesoedibjo mengenalkan tentang tokoh kesetaraan gender Tanah Air, Ibu Kartini. Serta menyatakan pentingnya peran kaum Hawa dalam bisnis pariwisata.

Dikutip dari kantor berita Antara, Harry Hwang, Director of the Regional Department for Asia and the Pacific UN Tourism menyatakan rasa sukacita karena Konferensi Pariwisata PBB Kedua digelar di Bali. Sebuah destinasi pariwisata dengan alam dan budaya yang terkenal. Ia memaparkan bahwa UN Tourism sendiri adalah badan khusus Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) dengan misi mempromosikan pariwisata yang bertanggung jawab, berkelanjutan dan dapat diakses secara universal.

“Berdasarkan agenda 2030 PBB untuk tujuan pembangunan berkelanjutan dan kode etik pariwisata global, kami memiliki tanggung jawab bersama untuk memastikan bahwa pariwisata memberikan kesempatan yang sama bagi perempuan dan lelaki dalam berkontribusi terhadap pencapaian kelima, yaitu mencapai kesetaraan gender,” tandas Harry Hwang.

Dalam Konferensi Pariwisata PBB Kedua tentang Pemberdayaan Perempuan di Asia dan Pasifik itu, ia menyampaikan ingin agar diskusi yang mereka gelar dapat menginspirasi seluruh kaum perempuan. (Suara.com, 02/05/2024)

Dunia pariwisata memang sangat menggiurkan jika dibahas, karena selain mengandung nilai estetika yang indah, juga memiliki nilai keuntungan yang sangat menjanjikan dari setiap para wisatawan yang datang baik lokal maupun internasional. Namun di samping itu, kita perlu menelaah tujuan dari diadakannya acara-acara semacam ini, yaitu ingin mengenalkan fun, food dan fashion di tengah masyarakat Indonesia yang notabenenya adalah muslim agar nantinya dapat menyerap berbagai budaya dan kebiasaan yang mungkin saja sangat jauh atau bahkan bertentangan dengan Islam itu sendiri.

Pariwisata juga menjadi opsi untuk menggenjot ekonomi di Indonesia, karena sektor ekonomi di negeri ini kian rapuh terlebih lagi utang yang kian membengkak, tetapi sayangnya, sarana pariwisata belum atau bahkan tidak memberikan rakyat sejahtera seutuhnya karena keuntungan semata-mata hanya diberikan kepada para pemilik modal.

Selain itu, sektor pariwisata menjadi andalan mempromosikan keindahan alam, cukup dengan memoles hotel, resort, properti, fasilitas, atau kawasan wisata. Sehingga hal ini dapat menggaet turis baik dari mancanegara maupun domestik.

Akan tetapi jika pariwisata difokuskan membangun ekonomi perempuan hanya sebuah ilusi karena akan menguntungkan pihak pemodal dengan memberikan upah yang sedikit kepada perempuan tentu ini menjadi masalah yang besar bagi penerus generasi akhirnya fungsi madrasatul ula sebagai ibu rumah tangga pendidik anak-anaknya akan terabaikan maka jelas kesetaraan gender digencarkan oleh mereka.

Terlebih lagi kapitalisme tidak pernah benar-benar memberikan solusi tuntas kepada masyarakat. Pariwisata dijadikan ladang mengumpulkan pundi-pundi rupiah dengan berdalih penunjang pemasukan ekonomi di Indonesia. Namun entah mengapa perempuan sangat jauh dari kesejahteraan. Sebab, ini semua malah akan menguntungkan para kapital.

Wanita terpinggirkan, kerusakan sosial semakin mengancam. Hal ini terbukti dengan banyaknya pengaruh yang diberikan oleh turis asing yang datang dengan fashion yang jauh dari nilai Islam. Tentu saja hal ini menjadi kekhawatiran dan lagi-lagi contoh budaya barat yang tidak baik yang akan mengancam kerusakan sosial.

Padahal dalam Islam, pariwisata bukanlah bagian pemasukan negara. Hal ini sesuai dengan apa yang telah dikabarkan oleh Rasulullah Saw: “Kaum muslim berserikat dalam tiga perkara, yaitu padang rumput, air, dan api.” (h.r. Abu Dawud dan Ahmad).

Hadis tersebut menyatakan bahwa kaum muslim (manusia) berserikat dalam air, padang rumput, dan api, dan bahwa ketiganya tidak boleh dimiliki oleh individu. Seperti pemanfaatan air, padang rumput, api, jalan umum, laut, danau, samudra, dan sungai. Sebab, semuanya itu akan dikelola oleh negara dan hasilnya akan dikembalikan kepada rakyat untuk diberikan pelayanan dan fasilitas secara gratis.

Tak hanya itu, dalam sistem Islam, pariwisata dijadikan sebagai tujuan dakwah. Karena, faktor keindahan yang menjadikan seseorang hamba mencintai Rabb-nya yaitu bertafakur alam sehingga makin bersyukur dan meningkatkan ketakwaan atas karunia alam yang menakjubkan. Maka, sudah selayaknya kita kembali kepada Islam kafah, agar negeri ini terlepas dari cengkeraman asing dan rakyat hidup dengan sejahtera. Wallahualam bissawab. (**)

*Penulis Adalah Aktivis Muslimah