Jakarta, Lapan6online.com : Startup co-working space, WeWork masih tetap menjalankan rencana pemutusan hubungan karyawan (PHK) meski sudah lolos dari kebangkrutan setelah mendapat bailout dari SoftBank.
Kelanjutan rencana PHK Karyawan ini diumumkan chairman baru perusahaan Marcelo Claure melalui email. Dalam surat elektroniknya, ia mengatakan perlu untuk “mengukur ukuran bisnis” agar WeWork kembali ke jalur profitabilitas.
“Ya, akan ada PHK, saya tidak tahu berapa banyak. Ya, kita harus mengukur ulang bisnis agar mencapai arus kas positif dan profitabilitas,” tulis Marcelo Claure, seperti dikutip dari CNBC International, Jumat (24/10/2019).
“Tetapi saya pastikan kepada Anda semua, mereka yang meninggalkan perusahaan akan diperlakukan dengan rasa hormat, bermartabat dan adil. Bagi mereka yang bertahan kami akan memastikan semua orang selaras dan berbagi akan nilai masa depan perusahaan.” ujarnya.
Pada Rabu lalu, Financial Times melaporkan WeWork berencana melakukan PHK pada 4.000 karyawan atau setara 30% dari total karyawan. 1.000 orang yang di-PHK adalah tenaga kebersihan (janitorial).
Hingga berita ini diturunkan WeWork tidak memberikan respons dan konfirmasi atas email yang bocor ke publik tersebut.
WeWork berada di jurang kebangkrutan setelah gagal melantai di bursa saham AS, padahal perusahaan membutuhkan suntikan dana baru untuk membayar utang dan mendukung ekspansi usaha perusahaan dengan strategi bakar uang melalui diskon besar-besaran pada pelanggan.
Pada Selasa lalu, SoftBank sepakat untuk menyuntikkan dana segar US$5 miliar dan mempercepat pencairan pinjaman US$1,5 miliar ke We Company, induk usaha WeWork. SoftBank akan melakukan tender offer saham WeWork dengan nilai US$3 miliar. Setelah aksi korporasi ini SoftBank akan menguasai 80% saham WeWork.
(roy/cnbcindonesia.com)