Mirisnya “Ibu Jaman Now”

0
283
Ratih Yusdar/Foto : Ist.
“Tidak ada yang lebih berat amal seorang ibu untuk dimintai pertanggungjawaban selain urusan anak-anaknya. Maka pengabaian terhadap anak-anak sama artinya kehancuran sebuah generasi,”

Oleh : Ratih Yusdar

Jakarta | Lapan6Online : Ibu dalam bahasa Arab disebut ummu. Ada syair yang cukup populer dalam bahasa Arab, kira-kira seperti ini bunyinya: ‘ummu madrasatul ula. Iza a’dadtaha a’dadta sya’ban thayyibal a’raq’, yang artinya ibu adalah sekolah yang utama, artinya bila seorang ibu mempersiapkan diri menjadi ibu yang cerdas, ibu yang shaliha, insya allah ia akan mencetak generasi yang cerdas dan bertakwa kepada Allah. Bahkan seorang ibu yang tidak mengenyam pendidikan sedikit pun akan mampu mengantarkan anak-anaknya ke jenjang perguruan tinggi.

Namun sesuai dengan perkembangan zaman saat ini yang seharusnya semakin mudah mendapatkan ilmu, justru yang terjadi malah sebaliknya. Banyak ibu yang terlena dengan kesibukan duniawi, wara wiri di dunia gadget dan wara wiri bersosialita. Banyak Ibu zaman now yang sepertinya hanya cukup bisa melahirkan dan memberi sandang, pangan serta papan pada anak-anaknya. Mereka lebih mudah membelikan ponsel android untuk bermain game daripada membelikan mereka buku-buku bacaan untuk menambah wawasan anak-anaknya.

Masih banyak juga ibu zaman now yang bisanya hanya marah, memukul dan berkata kasar dalam mendidik anak-anaknya. Banyak ibu yang melonggarkan anak-anaknya untuk tidak pergi mengaji atau pun untuk tidak sholat dengan alasan anaknya lelah, kasihan bila dibangunkan atau hanya karena anak sedang nonton televisi kesukaannya.

Ada juga para ibu yang sibuk arisan hingga anaknya harus dibawa sehingga meninggalkan jadwal belajarnya. Hal ini bisa kita dapati di banyak anak pada usia golden age antara 4-6 tahun yang tidak mampu untuk mengucap kata bismillah dari lisan mereka, apalagi do’a dan hafalan bacaan alquran yang lain.

Dan mirisnya, banyak juga anak remaja muslim yang bahkan rukun islam dan rukun iman pun tidak hafal, apalagi untuk paham isinya. Padahal Allah menitipkan anak sebagai amanah yang nanti akan dimintai pertanggungjawabannya di akhirat. Dari Abdullah, Rasulullah SAW bersabda, “Setiap kalian adalah pemimpin, setiap kalian akan dimintai pertanggungjawabannya.” (Hadits Sahih Riwayat al-Bukhari: 4789).

Tanggung jawab ibu sebagai ‘ummu madrasatul ula terhadap anak tidak akan pernah terganti oleh siapapun dan tanggung jawab ini dipertanyakan sampai akhirat. Tidak ada yang lebih berat amal seorang ibu untuk dimintai pertanggungjawaban selain urusan anak-anaknya. Maka pengabaian terhadap anak-anak sama artinya kehancuran sebuah generasi.

Begitulah seorang ibu. Perlu disadari menjadi ibu memang tidaklah mudah. Seorang ibu pastinya juga bertanggung jawab untuk mengurusi rumah tangga bagi suaminya. Oleh sebab itu ia juga harus pandai dalam membagi waktu untuk menjalankan semua tanggung jawab itu.

Yang terpenting adalah semua tanggung jawab itu dilakukan dengan berbekal ilmu. Karena dengan ilmu, kita akan tahu bagaimana mendidik dengan benar. Sungguh, ibu hebat di mata Allah SWT adalah ibu yang dapat mendidik anak-anaknya menjadi generasi pejuang Islam yang tangguh. Namun dari mereka masih banyak yang tidak paham akan tanggung jawabnya sebagai seorang surga dalam mendidik anak-anaknya.

Allah SWT berfirman:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ قُوٓا۟ أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا ٱلنَّاسُ وَٱلْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَٰٓئِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُونَ ٱللَّهَ مَآ أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”

Para ibu di jaman now kini masih banyak yang tidak sadar atau mungkin tidak paham fungsinya sebagai ummu madrasatul ula sehingga hanya berharap pada guru di luar rumahnya. Mengandalkan sekolah-sekolah yang hari ini jauh sekali dari nilai-nilai islam.

Sementara di sisi lain pemerintah sudah mulai banyak mengikis materi-materi dalam pelajaran agama di sekolah. Mau dibawa kemana generasi muslim jika banyak ibu yang tanpa modal ilmu, tanpa modal kesadaran, tanpa modal keimanan dan tanpa modal pemahaman alqur’an dan hadist?

Kita sebagai umat muslim harus bekerja keras untuk menyelamatkan generasi muslim di masa depan. Di sini lah kita sangat membutuhkan disegerakan tegaknya khilafah, untuk mencetak genarasi-generasi emas kejayaan islam. Wallahu’alam bishowwab. (****)

*Penulis Adalah Aktivis Muslimah

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini