Mohlis Saka : Indonesia Punya 271 Juta Penduduk, Kenapa Pemerintah Masih Pilih Pekerjakan TKA China?

0
35
Mohlis Saka, Aktivis kepemudaan di Kabupaten Mempawah/Foto : Ist.
“Ini bukti, negeri ini krisis dalam segala aspek dan tak mengindahkan amanat Undang-Undang akan kesempatan yang sama di negeri sendiri dalam berbagai aspek,”

Lapan6OnlineKalBar | Mempawah : Kehadiran Tenaga Kerja Asing (TKA) asal Tiongkok yang dipersiapkan sebagai tenaga ahli pada proyek Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) PT Alumina Borneo Indonesia (BAI) –yang terletak di Desa Bukit Batu, Kecamatan Sungai Kunyit, Kabupaten Mempawah, membuat sejumlah pihak merasa geram.

Salah satunya, Mohlis Saka, salah seorang Aktivis Kepemudaan di Kabupaten Mempawah. Kepada awak media, pada Sabtu (08/05/2021), dia menyesalkan kebijakan pemerintah yang lebih memilih tenaga kerja satu anak negeri sendiri, terlebih dahulu putra-putri daerah tempatan.

“Sudah menjadi alasan klasik, setiap ditemukan TKA selalu dengan alasan tenaga ahli, Seakan-akan 271 juta penduduk Indonesia tak ada yang memiliki keahlian guna diberdayakan di proyek negara melalui BUMN. Ini bukti, negeri ini krisis dalam segala aspek dan tak mengindahkan amanat Undang-Undang akan kesempatan yang sama di negeri sendiri dalam berbagai aspek, ”kritiknya.

20 Tenaga Kerja Asing (TKA) asal Tiongkok, siap dipekerjakan pada proyek Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) PT Alumina Borneo Indonesia (BAI) yang terletak di Desa Bukit Batu, Kecamatan Sungai Kunyit, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat

Pria yang juga mengambil alih selaku Sekretaris DPD Laskar Pemuda Melayu Kabupaten Mempawah tersebut mengatakan, yang namanya proyek strategis nasional sudah seharusnya dinikmati anak negeri, dimulai dari lapangan pekerjaan hingga manfaat atau hasil dari perusahaan.

“Ini terbalik, seakan hanya akan mimpi disiang bolong bagi anak negeri,” cecarnya.

Masih soal kesempatan, Mohlis meyakini bahwa banyak SDM Indonesia yang mumpuni dan bahkan mampu mengalahi SDM dari negara lain. Namun lagi-lagi, menurutnya pemerintah kerap tidak hadir untuk memperjuangkan nasib rakyatnya.

“Alasan tenaga ahli dan perusahaan pemenang merupakan pihak yang luar biasa –terhadap orang lokal yang dikesampingkan, Jika hal ini terus terjadi, maka anak negeri akan menjadi penonton dari suatu pembangunan negeri,” ujarnya geram.

Ia pun menyinggung soal kesiapan SDM. Andaikata, tidak ada masyarakat yang siap untuk diposisikan sebagai tenaga ahli di proyek-proyek pemerintah, seharusnya pemerintah sudah melakukan antisipasi untuk itu. Pemerintah bisa melakukan persiapan, dengan melakukan pelatihan dan sebagainya, minimal beberapa tahun sebelum proyek tersebut jadi terlaksana.

“Jelas secara nalar hanya alasan klasik saja, agar TKA berlenggang masuk di negeri ini, 271 juta penduduk Indonesia apa tak sedikitpun yang memiliki ahli? Dan jika tidak pun, kan masih banyak alternatif pemerintah salah satunya pelatihan dan diklat, sebab ini BUMN milik rakyat Indonesia, ”paparnya.

“Maka hemat saya bagi seluruh perusahaan milik negara melalui pemerintah pusat harus jelas dan tegas,” tambahnya.

Sebelumnya, seperti yang diberitakan, terlihat sejumlah warga asal Tiongkok (China) sedang hilir mudik di pasar Kota Mempawah, pada Jumat (07/05/2021) malam. Belakangan diketahui bahwa mereka merupakan TKA yang tengah dipersiapkan untuk bekerja sebagai tenaga ahli pada proyek SGAR milik PT BAI di Desa Bukit Batu.

Pengawas Ketenagakerjaan Provinsi Kalbar Wilayah Kerja Mempawah, Eko Andriatno menyampaikan, total jumlah mereka tidak kurang dari 20 orang. (FikA/Saepul)

*Sumber : infokalbar.com

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini