“Ini memang penting, karena hijrahnya Rasulullah dan kaum Muhajirin ke Madinah menjadi tonggak sejarah perkembangan, penyebaran agama dan peradaban Islam ke seluruh muka bumi. Namun, jangan lupakan pula esensi syariat agama yang terkandung dalam peringatan Tahun Baru Islam ini,”
Sukabumi/Jawa Barat, Lapan6Online : Tahun baru Islam jatuh pada Minggu 1 September 2019. Di Indonesia, ada banyak tradisi 1 Muharram yang sering dilakukan masyarakat di berbagai daerah.
Meski demikian, jangan sampai salah kaprah ya. Dalam tradisi Islam, tidak ada ajaran khusus dalam menyambut pergantian tahun selain memanjatkan doa kepada Allah dan berpuasa untuk mendapatkan ridho serta ampunan-Nya.
Dalam rangka menyambut 1 Muharram 1441 Hijriah, warga Desa Kutajaya, Kecamatan Cicurung, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat menggelar acara Gema Muharram 1441 Hijriah dengan berbagai kegiatan diantaranya Tablig Akbar, Santunan anak yatim/piatu, Janda dan Jompo dengan tema “Menggapai Berkah Surgawi” pada Minggu, 8 September 2019 yang bertempat di Masjid Jami Al Ikhlas Kuta, Kutajaya.
Gebyar Muharram dan santunan anak yatim piatu tersebut ternyata telah menjadi agenda tetap tahunan warga 2 RW Desa Kutajaya. Dalam kesempatan tersebut tampak hadir Lurah Hj. Ujang Royani, Ketua RW 01 Apuk, RW 02 Ahyadin, Ketua RT 01/01 Sukinar, Ketua RT 01/02 Agus Suhandi, Ketua RT 02/01 Nurdin, Ketua RT 03/01 Maman, Ketua RT 05/01 Dadin.
Sementara itu, pada malam 1 Muharram warga Kutajaya pun menggelar Pawai Obor yang begitu semarak dengan penuh nuansa religious. Warga pun tampak antusias dalam mengikuti acara Pawai Obor tersebut.
Sementara itu, agenda Tabliq Akbar dalam kesempatan tersebut sebagai penceramah adalah Ustad Asep Agus Solihin. Dalam tausiahnya, Ustad Asep Agus Solihin mengatakan,” Bulan Muharram adalah salah satu bulan yang mulia dalam Islam. Bulan Muharram juga menjadi bulan pembuka awal tahun Hijriah dalam sistem penanggalan Islam. Hijriah dan Hijrah, secara linguistik terdengar mirip. Karenanya, banyak yang memaknai Tahun Baru Hijriah, tahun barunya umat Islam sebagai peringatan pada peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Mekkah ke Yatsrib (Madinah),” terang Ustad Asep.
Lebih lanjut, Ustad Asep dalam tausiahnya,”Memang tidak sepenuhnya salah. Karena menurut sejarahnya, penetapan tahun Hijriah disandarkan pada tahun terjadinya peristiwa hijrah tersebut. Setelah wafatnya Nabi Muhammad, para sahabat meminta khalifah Umar bin Khattab untuk menetapkan kapan dimulainya atau Tahun 1 dan bulan apa yang mengawali Kalender Islam. Beberapa sahabat mengusulkan adalah tahun kelahiran Muhammad sebagai awal patokan penanggalan Islam. Ada pula yang mengusulkan awal patokan penanggalan Islam adalah tahun wafatnya Nabi Muhammad. Hingga akhirnya, pada tahun 638 M (17 H), khalifah Umar bin Khatab menetapkan awal patokan penanggalan Islam adalah tahun dimana terjadi hijrahnya Nabi Muhammad dari Mekkah ke Madinah,” jelasnya.
Diakhir tausiahnya, Ustad Asep menambahkan bahwa,” Sementara tanggal persis terjadinya peristiwa hijrah tersebut tidak diketahui pasti. Meskipun banyak ahli tarikh Islam berpendapat, Nabi Muhammad hijrah ke Madinah bertepatan dengan bulan Rabiul Awwal. Dalam konteks perkembangan jaman terkini, peringatan Tahun Baru Islam lebih banyak dititikberatkan pada peristiwa Hijrahnya Rasulullah SAW. Ini memang penting, karena hijrahnya Rasulullah dan kaum Muhajirin ke Madinah menjadi tonggak sejarah perkembangan, penyebaran agama dan peradaban Islam ke seluruh muka bumi. Namun, jangan lupakan pula esensi syariat agama yang terkandung dalam peringatan Tahun Baru Islam ini,” tambahnya.
Kegiatan yang diselenggarakan oleh warga Kutajaya dalam rangka menyambut tahun baru Islam 1 Muharram 1441 Hijriah tersebut akan tetap dipertahankan hingga turun temurun,”Hal ini tentunya akan menjadi agenda tetap kami warga Kutajaya. Karena untuk menjaga tali silaturrahmi sesama warga dan juga untuk saling menjaga kebersamaan dalam bermasyarakat, “ tutur Ketua RT 01/02 Agus Suhandi.
Sementara itu, Robi Agustian salahsatu pemuda warga RT 02 kepada redaksi Lapan6online.com pada Minggu malam (08/09/2019) terkait kegiatan 1 Muharram 1441 Hijriah tersebut mengatakan,”Alhamdulillah kegiatan ini dari tahun ke tahun tetap dipertahankan hingga saat ini, kami sebagai pemuda yang hidup diera serba digital ini masih mampu mempertahankan tradisi para leluhur kami, mudah-mudahan kedepan semakin meriah dengan tetap mengedepankan kebersamaan warga,” harap Robi. Neneng Ojang