Lapan6Online | Jakarta : Untuk mengisi bulan suci dan bulan penuh berkah Ramadhan 1444 H tahun 2023 Masehi, Keluarga Besar Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Prof Gayus Lumbuun (STIH – PGL) menggelar buka puasa bersama (Bukber) bersama anak yatim dari Yayasan Insan Mulia Sejahtera (YAMSA) yang berlangsung di Kampus Merah Putih Jalan Raya Lenteng Agung Barat, Jagakarsa Jakarta Selatan, Sabtu (08/04.2023) petang.
Acara Bukber yang dipandu MC Joko Priambodo diawali dengan tampilan Rebana, langtunan ayat Suci Alquran dan saritilawah yang dibawakan Hafidzoh Ananda Alika Khairana dan anak yatim dari Yamsa.
Begitu halnya saat pemberian santuna kepada 40 anak yatim dieting rebana san sholawat plus.
Raut wajah anak-anak yatim yang rata-rata masih duduk di bangku sekolah dasar (SD) ini tampak sumringah, ceria dan bergembiraria.
Setelah acara santunan dilanjutkan berbuka puasa bersama dan sholat Maghrib berjamaah.
Hadir dan memberikan sambutan, Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Prof Gayus Lumbuun (STIH – PGL), Dr. Maman Suparman, SH, MH, CN dan segenap dosen ; Dr. Muhammad Ramdan, SH, M.Si, Dr. Nuno G.P Magno, SH, MH, Drajat Wahyu Sasongko, SH, MH, Drs. Benjamin Lamta Luntungan, SH, MM, Imawan, SH, MH, Iwan Saputra, SH, MH, Rd. Yudi Anton Rikmadani, SH, MH, DI Silalahi Pintu Batu, SH, MM, Tubagus Ahmad Suhendar, SE, SH, MH, Lutfi Gozali, S.S, M.Pd.I, Zaenal Arifin, SH, M.Si, Oktavianus Boboy, SH, M.Kn.
Selain itu tampak pula Ketua Panitia Pelaksana Bukber STIH – PGL, M. Alfri Wibowo, SE,As, Ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM), Gus Rochim, Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Berkat Sama Hulu, para mahasiswa semua semester genap, para anak yatim.
SUBHANALLAH, Keluarga Besar Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Prof Gayus Lumbuun (STIH – PGL) menggelar buka puasa bersama (Bukber) bersama anak yatim begitu teramat istimewanya mereka sehingga, amat sangat disayangkan sekali sekiranya Ramadhan yang dipahami kemuliaan dan keutamaannya, berlalu tanpa kebaikan untuk mereka.
Anak-anak yatim, merupakan amanah Allah SWT yang dititipkan kepada kita, mereka adalah bagian dari potret hidup yang menggambarkan, bahwa sesungguhnya “sangat tidak nyaman” ketika seorang anak tidak memiliki ayah sebagai pelindung, memberinya makan dan pakaian, dan hal kebahagiaan yang lainnya.
Mereka juga bagian dari ujian terhadap keimanan hamba, mengingatkan akan pentingnya makna UKHUWWAH, TAKAFUL dan BERKASIH SAYANG. Merekalah sumber cahaya, yang dapat MELUNAKKAN HATI yang keras, mengenyahkan sifat SIFAT BAKHIL/KIKIR terhadap harta, serta menjadi sarana bagi dibukanya pintu-pintu rezeki. (*MT/BM/Red)