“Rosyid mengatur semua media untuk bisa bertemu dengan oknum Kades. Hingga salahsatu organisasi pers Jakarta pun geram atas sikap Rosyid yang telah mencorang profesi wartawan menjadi calo kasus,”
Kab.Bekasi | Jawa Barat | Lapan6Online : Geger atas pemberitaan media diwilayah Kabupaten Bekasi, atas dugaan mark up anggaran dana desa oleh oknum Kades. Adapun dugaan mark up tersebut bersumber dari dana desa APBN Tahun 2019.
Hasil pantaun tim Lapan6online.com, bahwa penyerapan Dana Desa (DD) di Desa Sukamaju, Kecamatan Tambelang, Kabupaten Bekasi, Provinsi Jawa Barat diduga adanya penyerapan Anggaran yang tidak sesuai dibeberapa kegiatan. Dana tersumber dari Dana Desa untuk APBN Tahun 2019.
Isu yang berkembang dimasyarakat hingga menjadi konsumsi public, bahwa dugaan Mark Up anggaran tersebut dilakukan oknum Kades MS. Hal ini terungkap adanya jumlah tenaga kerja serta jumlah hari kerja dibeberapa kegiatan hingga menelan kerugian Negara mencapai puluhan juta rupiah.
Publik telah mengetahui, bahwa peraturan dan perundang-undangan yang dibuat, Dana Desa (DD), dan alokasi dana desa (ADD) pun digelontorkan dengan besaran, tentunya dengan pertimbangkan luas wilayah dan jumlah penduduk, demi kesejahteraan, dan bangkitnya perekonomian masyarakat dan Sarana dan Prasana.
Oknum Kepala Desa Sukamaju, MS selaku Pejabat Desa Pengguna Anggaran saat dikonfirmasi langsung dikediamannya dan dikantor desanya pada hari Senin (04/05/2020) sedang tidak ada ditempat.
Dan lebih nylenehnya lagi, muncul sosok yang ngaku-ngaku berprofesi sebagai wartawan, ia berdalih seakan mengetahui boroknya oknum Kades MS tersebut.
Oknum tersebut ngakunya Rosyid, ia memahami atas adanya dugaan penyelewengan anggaran dana desa tersebut yang sempat mencuat dibeberapa media online.
Atas pemberitaan tersebutlah, seakan dirinya lah yang telah membuka borok oknum Kades MS tersebut.
Rosyid sepertinya memanfaatkan dugaan kasus mark up oknum Kades MS, ia mengatur pertemuan, namun dirinya juga yang mengatur segala sesuatunya kepada awak media.
Bahkan, Rosyid mengatur semua media untuk bisa bertemu dengan oknum Kades. Hingga salahsatu organisasi pers Jakarta pun geram atas sikap Rosyid yang telah mencorang profesi wartawan menjadi calo kasus.
“Infonya demikian, dan orang itu bernama Rosyid yang kami duga telah memanfaatkan perkara kasus Kades sukamaju Kabupaten Bekasi sebagai ajang keuntungan untuk dirinya sendiri. “Ucap Ketua Umum Forum Wartawan Jakarta, Mustofa Hadi Karya yang disapa Opan ini melalui Kepala Humas FWJ, Bambang Suryono ketika dikonfirmasi via telpon, pada Selasa (5/5/2020) siang.
Bambang menilai, Rosyid dengan sengaja hadir ditengah kondisi kontrol sosial para wartawan yang sedang melakukan tugas profesinya untuk mengupas kasus dugaan penyelewengan dana desa Sukamaju. Bahkan informasi yang diterima dilapangan, Rosyid telah meminta sejumlah uang kepada Kades Sarih.
“Kabarnya demikian dan jumlah uang yang diminta Rosyid ke Kades itu jumlahnya lumayan, kalau tidak salah yang saya dengar kisaran 20 juta. “Urai Bambang.
Bambang juga mempertanyakan dana 20 juta-an yang diberikan Kades Sukamaju ke Rosyid itu diperuntukan untuk apa, dan dalam konteks apa. “Disini kita melihat ketidakjelasan pemberian dana itu ke Rosyid. Diperuntukan untuk apa, dan untuk dalam hal apa? Apakah Rosyid mengancam Kades itu atau seperti apa, sehingga seorang Kades dengan gampang memberikan sejumlah uang kepada orang yang ngaku-ngaku sebagai wartawan. “Beber Bambang.
Untuk itu, Forum Wartawan Jakarta menyesalkan adanya orang yang mengaku-ngaku sebagai wartawan untuk memanfaatkan situasi dan mencari keuntungan pribadinya, sehingga mencoreng profesi wartawan sesungguhnya.
“Kami mendesak pihak kepolisian Kabupaten Bekasi untuk segera menangkap Rosyid orang yang ngaku sebagai wartawan itu, dan memanggil Kades Sarih untuk diperiksa terkait penggunaan dana desa tersebut. “Pungkas Bambang. PD