“Pemerintah Tikep harus kerja maksimal mengaktifkan pemuda di setiap kelurahan sebagai partner tenaga medis dalam melawan Covid-19 ini, oleh karena itu kerja sama pemuda dan tenaga medislah yang perlu diutamakan,”
Tikep | Malut | Lapan6Online : Pandemi covid-19 telah membuat dunia berada dalam situasi hitam (black World), Negara-negara di dunia sekarang lagi berperang melawan virus Corona dengan mengerahkan seluruh kekuatan tenaga kesehatan mereka tak kecuali Amerika Serikat.
Kuba sebagai negara miskin dibandingkan AS malahan lebih unggul dalam bidang kesehatan, ketika terjadi krisis kesehatan global (pandemi covid-19) Kuba berani menggerakkan tenaga medisnya ke negara lain untuk tujuan kemanusiaan semata. Tentunya berbeda dengan Indonesia dalam hal ini Tidore, hal ini disampaikan oleh Ketua Forum Masyarakat Peduli Mafututu-Jiko Cobo, Muhklis Abd. Rajak, lewat rilis resminya yang diterima redaksi Lapan6online.com, pada Senin (11/05/2020).
“Tidore hari ini (Senin,11/05/2020) bukan menggerakkan tenaga medisnya dalam jumlah yang lebih besar terapi malah menggerakkan Tentara dan Polisi untuk ikut mengurusi persoalan kesehatan masyarakat, padahal kehadiran Tentara dan Polisi ke dalam urusan Covid-19 tidak bisa menjamin keselamatan kesehatan masyarakat, malahan kehadiran Tentara dan Polisi dalam jumlah yang banyak akan menambah efek kepanikan bagi masyarakat, ini berkorespondensi dengan apa yang maksud oleh Slavoi Zizek bahwa ada kepanikan dalam masa pandemik ini,” ujarnya.
“Sehingga perlu dipertimbangkan oleh Pemerintah daerah khususnya Pemerintah Kota Tikep (Tidore Kepulauan,red) dalam hal ini tidak perlu pengarahan tentara dan polisi dalam jumlah yang banyak, cukup 1 Babinsa dari pihak Tentara dan 1 Kamtibmas dari pihak polisi,” katanya.
“Lalu siapa yang perlu dikerahkan ? Pemerintah Tikep harus kerja maksimal mengaktifkan pemuda di setiap kelurahan sebagai partner tenaga medis dalam melawan Covid-19 ini, oleh karena itu kerja sama pemuda dan tenaga medislah yang perlu diutamakan. Selain pemuda , pemerintah kota Tidore kepulauan juga bisa membangun kerja sama dengan tim dokter dari negara Kuba untuk pencegahan covid-19, karena Kuba adalah negara yang memiliki tenaga kesehatan terbaik di dunia dan juga memiliki obat anti virus Corona (Alfa-2B),” jelasnya.
“Menanggapi persoalan penutupan pelabuhan penyeberangan Itokici-Ternate dan Mafututu-Ternate selama 2 Minggu mulai dari tanggal 14 sampai 27 Mei 2020. akan berakibat fatal terhadap pendapatan masyarakat kalangan bawa di Mafututu-Jiko Cobo yang latar belakang ekonomi adalah sebagai petani, buruh, ABK, dan dibo-dibo. Pendapatan buruh, ABK, dibo-dibo (per hari pasar dalam seminggu) sudah melampaui BLT sembako Rp. 600 ribu,” terangnya.
“Sehingga apabila ditutup maka secara langsung akan membunuh pendapatan ekonomi masyarakat Mafututu dan Jiko Cobo. Selanjutnya, BLT Rp. 600 ribu yang rencana akan dibagikan ke warga bersumber pada instruksi Presiden. Presiden juga menegaskan bahwa BLT harus berbentuk uang bukan sembako,” tegasnya.
Ia menambahkan,”Namun, sekali lagi Rp. 600 ribu ini masih jauh dari kebutuhan sehari-hari warga yang mata pencahariannya bergantung pada akses pelabuhan laut di dua kelurahan Mafututu dan Jiko Cobo. Oleh karena itu perlu penambahan jumlah BLT tersebut, caranya diambil dari anggaran kelurahan sebesar Rp. 200 juta untuk dapat membantu mendongkrak pemenuhan kebutuhan masyarakat selama penutupan akses pelabuhan,” tambahnya.
“Sehingga Rp. 200 juta akan dibagikan dengan jumlah KK yang kurang lebih 400 KK di masing-masing kelurahan Mafututu dan Jiko Cobo ditambah dengan Rp. 600 ribu maka jumlah BLT kurang lebih berada pada angka Rp. 1 juta. Selain hal di atas, menurut analisa kami, kebijakan Pemkot Tikep dalam melakukan karantina wilayah ini bersifat tidak kolektif, atau tidak serentak bersama dengan pemerintah provinsi dan Pemda kabupaten lain melakukan karantina wilayah,” tuturnya.
“Apabila wilayah Kota Tidore dikarantina, namun kota Ternate dan kabupaten lain masih terbuka akses udara, laut dan darat maka hal ini tidak bisa menjamin pasca karantina wilayah Tidore akan bersih dari Covid -19 sebab pusat aktivitas masyrakat Tidore juga berada di kota Ternate , Sofifi, dan dibeberapa tempat di kabupaten lain yang belum terkarantina. Pemkot Tidore harus ambil contoh dari Wuhan yang secara penuh ditutup, artinya bukan wilayah Tidore saja dikarantina tetapi Maluku Utara secara menyeluruh harus dikarantina,” tandasnya.
“Belum lagi persoalan Alat Pelindung Diri (APD) yang dipakai petugas medis PKM Tosa saat bekerja. Ini sangat sungguh memprihatinkan, dimana yang dipakai hanyalah mantel hujan biasa yang sebenarnya fungsinya bukan utk melawan Covid-19,” ujarnya lagi.
Maka, ia dengan melihat situasi dan kondisi saat ini, Muhklis mengatakan,”Oleh karena itu kami Forum Peduli Masyrakat Mafututu-Jiko Cobo, dengan ini menyatakan sikap bahwa :
1. Menolak penutupan pelabuhan Itokici-Ternate dan Mafututu-Ternate sebelum BLT dicairkan dalam jumlah yang sesuai, yakni perlu realisasi anggaran Rp. 200 juta yang diambil dari dana kelurahan untuk mendongkrak BLT .
2. Menolak keterlibatan Tentara dan Polisi dalam jumlah besar untuk masalah Covid-19, cukup 1 Babinsa dan 1 KAMTIBNAS. Dan mengecam keras apabila terjadi tindakan represif fisik maupun psikologi terhadap warga Mafututu dan Jiko Cobo.
3. Pemkot Tidore harus aktifkan pemuda terutama pemuda di kelurahan Mafututu dan Jiko Cobo sebagai partner kerja, bersama dengan petugas Medis dalam pencegahan covid 19.
4. Pemkot Tidore segera membangun kerja sama dengan negara Kuba untuk meminta solidaritas dokter-dokter Kuba dan obat anti virus corona (Alfa-2B) dari Kuba.
5. Penuhi kebutuhan Alat Pelindung Diri (APD) yang layak bagi petugas kesehatan dan pemuda yang terlibat dalam melawan Covid-19 nanti,” jelasnya.
Muhklis pun memberikan saran kepada warga masyarakat, bahwa untuk melawan wabah corona yaitu :
Cara sehat melawan Covid -19 ala FPM Mafututu-Jiko Cobo.
1. Batobo di setiap pagi, siang dan/atau sore .
2. Minum sarabati setiap Minggu sekali.
3. Minum obat herbal khas Tidore (Sou Rano).
4. Pake masker ketika bepergian jauh.
5. Hindari kerumunan dengan orang dari atau/dan di tempat lain.
4. Sodagi Ona Joguru na kerja (tahlilan lawan Covid-19) toma Mushallah atau Masjid.
5. Sodagi ona simo-simo na matarora (lawan Covid).
6. Pantau lingkungan kita dari orang lain yang datang dari luar daerah. (Red)
Simak Video Liputan Aksi Forum Masyarakat Peduli Mafututu-Jiko Cobo berikut ini :