Muslim Rohingya Dalam Ancaman, Wajib Diselamatkan!

0
46
Okni Sari Siregar, S.Pd/Foto : Ist.

OPINI | POLITIK

“Fitnahan terhadap muslim Rohingya bahwa mereka telah melakukan tindakan kriminal, mengaku muslim tetapi tidak bisa mengaji, tidak tahu diri dan tidak bersyukur atas bantuan yang diberikan dan sebagainya,”

Oleh : Okni Sari Siregar, S.Pd

MELANSIR dari UNHCR (United Nations High Commissioner for Refugees) selama beberapa pekan terakhir, warga Rohingya mengalami penderitaan ekstrem yang paling bahaya di dunia. Mereka tidak diberikan akses terhadap kewarganegaraan, tidak boleh mengakses layanan kesehatan, pendidikan dan kesempatan kerja. Kemudian dibatasi untuk tempat tinggal serta menjadi sasaran dalam kekerasan.

Sekitar satu juta warga Rohingya sudah melakukan pelarian di kampung-kampung negara tetangga seperti Bangladesh secara bertahap. Namun, kondisi Bangladesh yang penuh dan sesak malah memperburuk keadaan disana. Ditambah perlakuan Bangladesh kepada pengungsi Rohingya pun buruk, akibatnya mereka lari dari Bangladesh lalu pergi ke Indonesia dan Malaysia untuk mencari keamanan.

Etnis Rohingya merupakan minoritas muslim di Myanmar. Mereka tinggal di Rakhine yang merupakan wilayah termiskin di bagian Myanmar. Saat ini ada 140.000 warga Rohingya yang tinggal di Rakhine yang tidak bisa bepergian tanpa izin pemerintah setempat. Padahal sejak abad ke-15 etnis Rohingya sudah berada di Myanmar.

Namun, mereka tidak pernah diterima oleh pemerintah Myanmar karena dokumen yang di minta sebagai bukti bahwa nenek moyang mereka hidup di Myanmar tidak bisa dibuktikan bahkan pemerintah terus menolak dokumen tersebut. Akibatnya Rohingya mengalami diskriminasi sehingga mereka harus melarikan diri dari Myanmar. (tempo.co.id, 13/12/2023).

Dari fakta di atas kita bisa melihat bagaimana menderitanya kehidupan warga muslim Rohingya yang benar-benar menguji keimanan. Lalu bagaimana seharunya warga Indonesia bersikap? Dan bagaimama pandangan Islam untuk masalah ini?

Narasi Nasionalisme Menyekat Persatuan
Berdasarkan data wapresri.go.id 4/12/2023, jumlah pengungsi Rohingya di Indonesia ada 1.487 orang dan akan terus bertambah. Mereka tersebar di Sabang, Pidie, Bireun, Aceh Besar dan Lhokseumawe. Mereka menempuh 1.800 km perjalanan laut yang sangat berisiko.

Warga Rohingya yang datang ke Indonesia berharap untuk bisa tinggal secara damai. Terlebih, kita telah mengetahui sebelumnya bahwa warga Aceh terbuka dan menerima pengungsi Rohingya bahkan ketika pemerintah setempat tidak mengizinkan masuk, namun masyarakat memaksa turun memberikan bantuan logistik kepada mereka.

Sayangnya, belakangan ini muncul berbagai persoalan yang membuat masyarakat Aceh akhirnya menolak kedatangan muslim Rohingya. Salah satu penyebabnya yaitu ketidakmampuan dalam mengelola sumber daya alam membuat pemerintah setempat tidak dapat menampung muslim Rohingya karena khawatir akan menambah beban ekonomi daerah.

Di samping itu sebagian oknum membuat provokasi dengan menyatakan “tolak muslim Rohingya, jika tidak nanti nasibnya akan sama seperti negara Palestina”. Sungguh miris dengan kalimat seperti ini. Sebagian rakyat Indonesia mengatakan hal ini karena mereka terpengaruh akan provokasi yang mengkhawatirkan Indonesia yang akan menjadi jajahan kaum muslim Rohingya.

Kemudian, fitnahan terhadap muslim Rohingya bahwa mereka telah melakukan tindakan kriminal, mengaku muslim tetapi tidak bisa mengaji, tidak tahu diri dan tidak bersyukur atas bantuan yang diberikan dan sebagainya. Fitnah dan tuduhan inilah yang menjadikan masyarakat menolak kedatangan mereka.

Perlu kita ketahui bahwa muslim Rohingya adalah korban dari penindasaan yang dilakukan oleh pemerintah Myanmar. Jadi kita tidak bisa samakan dengan zionis Yahudi yang memang sengaja di bentuk negara barat untuk menjajah Palestina.

Seharusnya kaum muslim fokus kepada persoalan muslim Rohingya yang keluar dari negaranya sendiri karena ditindas, bukan malah fokus ke persoalan lain dan ikut-ikutan melakukan provokasi hingga mengabaikan ajaran Islam untuk membantu dan menolong saudara seiman.

Pemerintah di negeri-negeri muslim tidak dapat menyelesaikan masalah Rohingya. Mereka sudah terjebak dalam narasi penjajahan. Pada akhirnya kita tidak bisa berharap pada negara-negara adidaya seperti Amerika Serikat atau lembaga-lembaga internasional seperti PBB (Persatuan Bangsa-Bangsa) dan UNHCR (United Nations High Commissioner for Refugees).

Narasi konsep HAM (Hak Asasi Manusia) pun terbukti hanya sebagai alat hegemoni kapitalisme untuk menyelesaikan persoalan ini. Padahal nyatanya, tidak ada hak yang di dapat muslim Rohingya, serta bercokolnya paham nasionalisme yang menyekat-nyekat negeri-negeri muslim untuk tidak mempedulikan umat Islam selain di negerinya saja.

Ganti Sistem Dengan Islam
Oleh karena itu, pengungsi Rohingya hanya akan mendapatkan jaminan keamanan dan kewarganegaraan jika hidup dalam sistem Khilafah. Khilafah akan menjadi pelindung setiap muslim dimana pun berada. Kemudian Khilafah akan membela dan menggerakkan kekuatan untuk menghadapi negara yang berbuat zalim pada kaum muslim.

Sebab dalam hadis riwayat Al-Bukhari, Muslim, An-Nasa’i, Abu Dawud, Ahmad bahwa Rasulullah saw, bersabda: “Sesungguhnya al-imam (khalifah) itu (laksana) perisai, dimana (orang-orang) akan berperang di belakangnya (mendukung) dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan)nya. Jika seorang imam (Khalifah) memerintahkan supaya takwa kepada Allah ’azza wajalla dan berlaku adil, maka dianggap (khalifah) mendapatkan pahala karenanya, dan jika dia memerintahkan selain itu, maka ia akan mendapatkan siksa.”

Hal ini pun telah terbukti dalam sejarah peradaban Islam bahwa khalifah al-Mu’tashim Billah pernah mengerahkan tentaranya demi menghilangkan penderitaan muslimah yang dilecehkan di kota Ammuriah. Begitu pula khalifah Sulaiman al-Qanuni di Turki mengirimkan tentaranya untuk membantu kesultanan Aceh dalam melawan Portugis.

Dengan demikian, negeri-negeri muslim yang ada saat ini hanya akan bisa bersatu tanpa ada garis perbatasan nasional dengan adanya Khilafah. Khilafah akan mengarahkan para militer untuk membela umat Islam yang tertindas. Selain itu, masyarakat akan merasakan keadilan dan ketentraman dengan adanya Khilafah. Wallahu`alam bisshawab. (*)

*Penulis Adalah Aktivis Muslimah